1 LITRE no Namida SP ~reminiscence~

akhir minggu kali ini, gw menghabiskan waktu dengan menonton sebuah SP yang diangkat dari serial drama 1 LITRE no Namida (aka: Ichi Rittoru No Namida, atau 1 Litre of Tears). SP dari drama yang dirilis pada 2005 ini diberi judul 1 Rittoru no Namida: tokubetsu-hen ~tsuioku~ (jp: 1 Litre of Tears: special chapter ~reminiscence~).

materialnya sendiri masih dalam bentuk raw yang belum diterjemahkan, jadi membutuhkan ketelitian ekstra untuk memahami jalan cerita yang disampaikan… dan sehubungan dengan rilisnya yang masih cukup baru, tampaknya sejauh ini masih belum ada fansub yang dirilis untuk versi SP ini. yah, tapi itu soal lain, sih.

nah, langsung saja deh.

film ini dirilis pada April 2007 di negara asalnya, jadi bisa dikatakan masih cukup baru sejak rilisnya. anda yang dulu sempat mengikuti serial 1 LITRE no Namida (review-nya sempat ditulis di sini beberapa waktu yang lalu) dan mungkin masih ingat bagaimana serial ini membuat anda banjir air mata, ada baiknya untuk menyimak SP dari drama yang memang fenomenal ini.

bscap0078.jpg

dengan durasi 140 menit, film ini bisa dianggap sebagai paket nostalgia bagi pemirsa serial drama yang dirilis dua tahun lalu ini. masih dengan cast yang tidak banyak berubah, karakter-karakter seperti Asou Haruto dan keluarga Ikeuchi kembali tampil dalam film ini dengan beberapa perubahan sehubungan dengan latar waktu yang mengambil tempat setengah tahun setelah kematian Ikeuchi Aya di akhir serial 1 LITRE no Namida.

beranjak setengah tahun setelah akhir cerita 1 LITRE no Namida, film dibuka dengan upacara kelulusan Ikeuchi Ako yang baru saja menyelesaikan pendidikannya sebagai seorang perawat. sementara itu, Asou Haruto dikisahkan juga telah menyelesaikan pendidikannya sebagai seorang dokter, dan kini bekerja di rumah sakit Universitas Jounan.

salah satu pasien yang ditangani oleh Asou adalah Nakashima Mizuki, seorang gadis yang sedang menjalani rehabilitasi medis dan terpaksa tinggal lama di rumah sakit. suatu ketika, seorang pasien yang juga sedang menjalani rehabilitasi memberikan sebuah buku berisi catatan harian Ikeuchi Aya yang telah diterbitkan, seraya menyebutkan bahwa Ikeuchi Aya adalah kenalan dari dr. Asou yang merawatnya.

buku tersebut memancing keingintahuan Mizuki akan gadis yang bernama Ikeuchi Aya, sementara di sisi lain Asou tampaknya memiliki masalah sendiri sehubungan dengan hal tersebut…

…dan akhirnya sebuah cerita diungkapkan, mengenai kehidupan Ikeuchi Aya yang dituturkan kembali oleh Asou kepada Mizuki.

bscap0076.jpg

pada tiga puluh menit pertama, film ini lebih banyak mengeksplorasi kehidupan karakter-karakter yang ada pada timeline saat ini. Nakashima Mizuki digambarkan sebagai gadis yang mempertanyakan arti hidupnya, sementara di sisi lain Asou tampaknya masih memendam perasaan galau sehubungan dengan kenangannya akan Ikeuchi Aya. karakter lain juga yang cukup signifikan adalah Ikeuchi Ako yang tampaknya merasakan adanya perubahan dalam diri Asou sejak kematian kakaknya tersebut.

selanjutnya, selama lebih dari satu setengah jam film ini menampilkan flashback kehidupan Ikeuchi Aya yang aslinya dirangkum dalam satu season drama yang terdiri atas 11 episode tersebut. bisa dikatakan, bagian ini lebih memfokuskan kepada kehidupan Aya, diselingi percakapan-percakapan antara Asou dan Mizuki. anda pemirsa yang mengikuti versi serialnya mungkin akan menemukan bahwa bagian ini lebih merupakan sebuah montase dari adegan-adegan yang ada pada serial drama tersebut, namun meskipun demikian versi SP ini seharusnya tetap bisa diikuti dengan baik oleh pemirsa yang tidak familiar dengan versi drama serialnya.

sebenarnya ide cerita dalam film ini potensial untuk digarap dengan lebih kompleks… namun sayangnya, akhirnya film ini seolah jatuh menjadi sekadar digest untuk versi serialnya. eksplorasi karakter — di luar flashback dari drama aslinya — terasa minimal, dengan durasi penyampaian yang tidak cukup memadai untuk sebuah film sepanjang 140 menit. konflik internal yang terjadi, baik untuk karakter Asou maupun Mizuki akhirnya kurang tereksplorasi karena dominannya flashback ke masa kehidupan Ikeuchi Aya.

well, tidak bisa diprotes juga, sih. untuk sebuah versi SP dari sebuah serial drama, hal tersebut tampaknya memang demikian adanya =). meskipun demikian, salah satu poin yang menjadi nilai tambah dari film ini adalah bahwa versi serialnya sendiri memang memiliki mutu yang jauh di atas rata-rata, sehingga film ini tidak sampai jatuh menjadi membosankan. yah, bagus sih begitu.

bscap0077.jpg

musical scores di-cover dengan sangat baik — kalau tidak dikatakan luar biasa — seperti halnya versi serialnya. ada beberapa modifikasi penggunaan scores untuk beberapa adegan flashback, dan menghasilkan adegan yang terasa ‘berbeda’ dengan versi serialnya. aransemen dengan piano dan cello ditampilkan untuk scores yang diadaptasi dari OST-nya, dan berhasil dengan cukup baik dalam membangun suasana.

untuk OST, komposisi yang dipergunakan tidak banyak berubah. masih ada Only Human yang dibawakan oleh K, serta Konayuki dan March 9th yang dibawakan oleh Remioromen. Konayuki yang menjadi insert song masih berhasil membangun suasana yang kuat pada adegan sewaktu salju turun (euh… adegan ini diambil dari episode 8, kalau anda masih ingat =) ), namun untuk adegan-adegan lain lagu tersebut di-cover oleh versi aransemen piano-nya. versi choir dari lagu March 9th kembali ditampilkan, kali ini juga berperan sebagai insert song. overall, tidak jauh berbeda dengan versi serialnya, komposisi musik masih menjadi keunggulan film ini.

dari segi cast, film ini tampil cukup baik… untuk sesi flashback yang memang mengambil adegan dari versi serialnya. meskipun demikian, ada beberapa catatan juga, sih. Asou Haruto terasa agak kurang pas dalam perannya sebagai seorang dokter, dibandingkan perannya yang cukup bersinar sebagai siswa SMU di serial aslinya. Ikeuchi Ako cukup cemerlang sebagai supporting role, dan Nakashima Mizuki cukup mencuri perhatian dengan perannya sebagai gadis yang ceria-tapi-complicated.

…yang lainnya? ayah dan ibu dari keluarga Ikeuchi masih tampil dengan sangat baik, tidak jauh berbeda dari versi serialnya. untuk adegan-adegan flashback dalam film ini, sebenarnya lebih tepat di-review sebagai drama 1 LITRE no Namida, bukan sebagai bagian dari film ini. oh, well… tampaknya memang begitulah adanya, tapi meskipun demikian secara umum cast yang ada masih melanjutkan permainan yang cukup baik dari versi serialnya.

bscap0079.jpg

film ini sebenarnya lebih tepat untuk dinikmati oleh anda yang memang mengikuti versi serialnya, namun meskipun demikian penonton yang tidak familiar dengan serial 1 LITRE no Namida seharusnya dapat mengikuti film ini dengan baik. well, walaupun mungkin dengan sedikit catatan bahwa ada beberapa adegan yang mungkin akan ‘sedikit membingungkan’ karena tidak adanya acuan ke serial aslinya, tapi seharusnya hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah.

overall, film ini tampil menghibur, walaupun dengan beberapa catatan yang telah disebutkan di atas. setidaknya, film ini seharusnya lebih dari cukup untuk sebuah paket nostalgia dari sebuah serial yang merupakan creme de la creme di antara banyak serial J-Drama.

___

ada kutipan yang gw ingat dari pembicaraan antara Asou dan Mizuki. semoga gw tidak salah mendengar dan tidak salah menginterpretasikan =)

Mizuki: “orang itu… sewaktu di sekolah, baik ya?”

Asou: “…ya.”

Mizuki: “dokter… suka sama dia?”

*gubrak*

ampun deh…

pada siang yang berdebu

percuma merutuk untuk mengharapkan panas itu pergi; aku sudah lama belajar bahwa panas pukul satu-limabelas tidak akan sudi untuk sirna hanya dengan umpatan yang keluar seolah tersedak dari hati yang juga sepat.

di jalanan yang berdebu, kerumunan orang seolah tak hirau; bus-bus saling mendahului, kadang disela umpatan sopir atau kenek yang merasa dihalangi oleh mobil angkutan kota yang kurang ajar memotong jalan. di antara deru debu dan aspal yang seolah membara menembus sepatu, hanya melangkah dan — sama halnya dengan yang lain — tak terlalu hirau dengan keadaan: apa yang ada, dan adalah ia. tak tersentuh, tak terpedulikan.

aku heran akan dunia; pada suatu siang yang panas dan berdebu, beberapa orang-orang muda di gedung berpendingin-udara. membuka komputer jinjing di laboratorium komputer yang kadang terlalu-dingin, menikmati selapis tipis kemewahan singkat dari golongan — ah, begitulah dunia!

sementara di atas aspal membara yang seolah berniat menembus sepatu kets butut, di depanku mereka: pengamen muda naik ke bus kota, dengan gitar-seadanya dan suara kurang-mutu. klakson mobil angkutan kota dan bus menciptakan kegaduhan yang berisik; dan apa-apa yang tersisa dari apa yang bernama modernisme: spanduk yang kotor menantang waktu, dan papan nama yang belum rela diganti.

dunia yang bernama ‘kota’: membawa apa-apa yang baik dan yang buruk dari modernisme — orang-orang terpilih di kampus berpendingin-udara, para pemegang masa depan dengan komputer jinjing keluaran baru yang ringkas dan gaya. atau yang lain — yang terlupakan, yang tak terpedulikan. para preman dan pengemis; penipu dan pengamen; dan orang-orang, semua yang ada di sisi trotoar panas dan jalan yang berdebu.

bruk.

sebuah sepeda motor menantang arus di trotoar, menyentakkan rasa sakit di lengan dari belakangku.

“HATI-HATI KALAU JALAN!”

sang pengendara sialan itu berteriak, penuh emosi. seharusnya, aku yang berteriak seperti itu: menyemprotkan umpatan ke wajahnya, atau mendaratkan tendangan ke knalpot sepeda motor sialan itu.

seandainya bisa, aku ingin melihatnya terjatuh — sepeda motor yang selip, dan menggelincirkannya ke jalan, membiarkan sebuah bus yang tak-peduli melintas dan menghancurkan kepala dan helm yang terlepas itu. meninggalkan jejak darah dan mungkin sisa-sisa otak manusia di jalanan yang kering, kurasa itu sungguh layak kalau aku cukup hanya melihatnya terjadi.

debu jalan dan terik tengah-hari merupakan sebagian dari apa-apa yang meledakkan emosi; memancing ketidaksabaran dan menarik-narik keinginan yang brutal dari sekelebat kekejaman. dan mata kail bagi sisi gelap dari sebuah kekinian: kekejaman untuk mencurigai mereka yang mungkin berbahaya; paranoia adalah senjata, kecurigaan adalah makna.

ah, dunia! lihat mereka yang terpilih! para calon pemimpin bangsa — yang cerdas, yang hebat! di menara gading perjuangan, di ruangan berpendingin-udara, meributkan makna tugas kuliah atau konstitusi politik kampus? mereka, yang berangkat dengan mobil keluaran-baru atau motor yang penuh gaya? wujud menara gading intelektual senilai triliunan rupiah, lengkap dengan kemewahan seperlunya.

mobil-mobil bagus, apalah itu? meluncur dengan sedikit-sombong di antara simbol-simbol kapitalisme; tempat perputaran rupiah dan semua yang terlibat di dalamnya: uang, dan kebutuhan artifisial yang diciptakan oleh juru runding penguasa modal. mereka adalah ikon segregasi mutlak: pembatasan dan pemisahan harga diri dan status oleh selembar kaca mobil.

sementara sopir angkutan kota berteriak-teriak; bus kota dan kadang truk mengklakson; dan orang-orang tak hirau. di antara penipu dan mungkin copet atau rampok di atas bus kota, orang-orang tetap tak hirau; diam, kalau mau selamat. mati, kalau cari gara-gara.

pengemis menengadah — entah asli atau palsu, tulus atau memaksa. ribut peluit dan teriakan para tukang parkir menciptakan kontradiksi kecil-tidak-penting: simbol kemapanan yang tunduk pada produk sampingan kapitalisme. dan layaknya semut-semut di antara remah roti, para tukang ojek memperebutkan penumpang — yang sedikit dan tak banyak, dan yang tak hirau dan tetap melangkah.

pada siang yang berdebu, di atas aspal yang seolah membara sampai ke kaki. dunia seolah terbelah di kota yang memiliki dua wajah: frustrasi dan kegetiran, di balik kenyamanan dan kemapanan.

…apa, keadilan dunia?

mimpi!

buang saja feodalisme itu!

rekan-rekan yang terhormat,

saya bertanya-tanya, kenapa beberapa dari kalian merasa bahwa status kalian sebagai mahasiswa terasa ‘tidak lengkap’ karena kalian tidak memiliki pengalaman mengikuti malam keakraban. mungkin beberapa dari kalian merasa bahwa beberapa pihak memandang kalian sebagai ‘cupu’ atau ‘manja’, hanya karena kalian tidak memiliki pengalaman yang disebut mereka yang mengalaminya sebagai ‘pengukuhan kalian sebagai bagian dari kami’.

saran saya, jangan pedulikan mereka! kalian bisa menghargai diri kalian sendiri — dengan atau tanpa mengikuti acara yang penting-tidak-penting itu. apa, penting-tidak-penting? benar sekali, karena saya pernah satu kali mengalami, satu kali menjadi pelaksana, dan satu kali lagi memutuskan untuk tidak menjadi panitia. kenapa begitu, mungkin kalian akan bisa memahaminya dari tulisan ini.

jadi, kenapa kalian membutuhkan ‘pengakuan’ dari mereka yang masih berpikir dan bersikap feodal seperti itu? buang saja sampah itu! kalian adalah diri kalian sendiri. nilai kalian adalah dari apa yang kalian lakukan, yang kalian kontribusikan! bukan sekadar kenyataan bahwa kalian mengikuti suatu peristiwa penting-tidak-penting yang bisa sangat dekat dengan pembodohan massal itu.

tentu saja, adalah hak kalian untuk mengikuti ospek atau PMB atau apalah namanya itu, dan percayalah bahwa ada beberapa keuntungan yang bisa kalian dapatkan dengan mengikuti acara tersebut. ada beberapa hal menarik yang bisa kalian pelajari dari sana, demikian juga kalian mungkin akan merasakan perkembangan tertentu dari segi mentalitas dan cara berpikir — walaupun ini sifatnya relatif tergantung individu. tapi ingat, bahwa tidak ada seorangpun yang berhak memaksa kalian mengikuti acara tersebut, sama halnya dengan tidak ada seorangpun yang berhak untuk melarang kalian.

kalian adalah diri kalian sendiri, terlepas dari benda abstrak bernama ‘angkatan’ itu. buang saja label ‘angkatan’ itu, kalian tidak membutuhkannya! tidak ada syarat angkatan untuk menjadi panitia suatu acara, demikian juga tidak ada syarat angkatan untuk mencalonkan diri sebagai ketua badan eksekutif mahasiswa. kalau kalian mampu, kalian akan memperoleh kesempatan untuk melakukannya. dan tidak ada seorangpun yang berhak melarang atau memaksa kalian, hanya karena kalian adalah bagian atau bukan bagian dari suatu angkatan.

jadi kenapa kalian membutuhkan ‘angkatan’? sederhana saja, karena mereka adalah orang-orang pertama yang akan kalian kenal dengan baik di kampus ini. dan kalian akan sangat sering berhubungan dengan orang-orang ini, terutama di tahun-tahun pertama kuliah. tapi setelah itu, kalian tidak lagi tergantung kepada angkatan. rekan sekelas dalam kuliah yang kalian ikuti mungkin angkatan atas atau bawah kalian — tidak ada hubungannya. rekan kerja kalian di berbagai organisasi dan kepanitiaan mungkin terdiri atas berbagai angkatan — juga tidak ada hubungannya dengan kinerja masing-masing.

kembali ke masalah. kenapa beberapa dari kalian sepertinya berpikir bahwa angkatan kalian mungkin ‘cupu’ atau ‘manja’, atau tampaknya beberapa pihak memandang seperti itu terhadap kalian? sesungguhnya, kalian tidak membutuhkan feodalisme seperti itu! kalian yang sudah berpendidikan tinggi dan dibayar dengan pajak rakyat, masih memikirkan feodalisme? memalukan, kalau begitu. kalian adalah orang-orang cerdas, yang dibayar dengan uang rakyat! tidak seharusnya kalian menjadi penerus feodalisme, apalagi di kampus intelektual ini.

tentu saja, ada kebanggaan tertentu dengan menjadi suatu ‘angkatan’. kalian akan punya identitas kolektif, yang bisa membuat kalian dengan mudah menstigma pihak lain. kalian bisa mengatakan bahwa mereka yang ‘berbeda’ sebagai ‘cupu’ atau ‘manja’, seraya menganggap diri kalian sebagai ‘hebat’ dan ‘tangguh’. kalian bahkan bisa melawan sistem yang ada serta memusuhi yang lain, demi ‘idealisme’ kalian. kalian bisa bersikap sebagai satu ‘angkatan’ yang solid, yang kompak!

…walaupun kalau sendirian, kalian mungkin tidak akan berani berdiri dan menyatakan pendapat kalian. tapi atas nama ‘angkatan’, kalian mungkin akan lebih bisa dan berani. kenapa? memang lebih enak kalau bersama-sama, kok. demi nama angkatan, kalian mungkin akan lebih percaya diri. lagipula, memangnya kalian bisa apa kalau sendirian?

saya berharap bahwa apa yang saya tulis dalam dua paragraf terakhir di atas tidak terjadi pada kalian. saya memiliki sedikit harapan terhadap kalian yang mungkin akan melakukan perubahan… tapi semua tergantung kalian yang melakukannya, sih. itu juga kalau kalian memutuskan untuk melakukannya.

kalian tidak perlu sampai jatuh ke dalam feodalisme di kampus intelektual ini. tapi kalau kalian memang menginginkan hal tersebut, itu sih bukan urusan saya… toh saya juga tidak berencana untuk tinggal lama-lama di kampus tercinta ini.

semoga kebaikan selalu menyertai kalian.

current music — ignited

belakangan ini, gw mendengarkan lagi beberapa lagu yang dibawakan oleh T.M. Revolution. kelompok (eh… bukan kelompok juga, sih. lebih tepatnya mungkin kolaborasi, yah) yang dimotori oleh Takanori Nishikawa dan di-support oleh Akio Inoue dan Daisuke Asakura ini dikenal terutama lewat beberapa proyek yang dikerjakan dengan beberapa studio untuk beberapa serial anime, di antaranya Rurouni Kenshin dan Gundam SEED.

nah. salah satu dari hasil karya dari grup dengan kepanjangan Takanori Makes Revolution (nama yang agak narsis… atau gw saja-kah? =P ) ini adalah Ignited yang akan gw tulis di sini. musiknya sendiri bergaya alternatif dengan eksperimen electronic sound, dan mungkin akan terasa ‘agak ribut’ di telinga beberapa orang. soal selera sih, tapi gw menemukannya cukup enjoyable, tuh =)

khas T.M. Revolution, liriknya tidak mengumbar kata-kata gombal apalagi puisi manis ala cewek jatuh cinta. anda yang pernah memperhatikan lirik dari beberapa karya T.M. Revolution mungkin mengerti maksud saya =)

langsung saja deh, lyrics dengan huruf italic, translations dengan huruf plain, dan mohon koreksi kalau ada salah translate berhubung gw mencoba menerjemahkannya sendiri.

Ignited
T.M.Revolution

yasashii sono yubi ga owari ni fureru toki
ima dake kimi dake shinjite mo ii darou?

when these gentle fingers reach the end
right now, only you, is it all right to trust?

daremo ga kuzureteku negai wo motome sugite
jibun ga ochite yuku basho wo sagashiteru

everyone is crumbled down by their wishes
yet I’m searching for a place to land

kizutsukete yureru shika dekinai
zawameku omoi ga bokura no shinjitsu nara

hurt and shaking, unable even to move
if this rustled emotions are the truth of our own

kowareau kara ugokenai
sabishii hane kasanete
deau hikari no nai jidai no
mabishisa wo misete

breaking each other that we can’t move
overlapping our wings of solitude
I haven’t seen the light but of the era [1]
let the radiance show

kanashii me no mama de
kuchizukete shimau tabi
motto zutto motto sotto
mamoreru ki ga shita

with that sorrowful eyes,
everytime with each kiss put away
all along with that gentleness
I learned the will to protect

kokoro shika dakishimeru mono no nai
kodoku no tochuu de miushinau sekai ga aru

there is nothing but a heart to hold
in the midst of loneliness, the unseen world appear [2]

kawareru koto ga kowaku naru
fukai kodou no saki ni
kawasu honoo ni egakareta
eien ga mieru

I become afraid of change
beyond this deep throbbing heart [3]
sketched in the turning flame,
the eternity appears

kowareau kara ugokenai
sabishii hane kasanete
deau hikari no nai jidai no
mabushisa dake

breaking each other that we can’t move
overlapping our wings of solitude
I haven’t seen the light but of the era
only the radiance

kawareru chikara osorenai
fukai kodou no saki ni
kawasu honoo yo egakareta
unmei ni todoke

being afraid of the power to change
beyond this deep throbbing heart
sketch of the turning flame
reaches the fate of our own [4]

 

___

[1] seharusnya menyambung ke baris berikutnya. berhubung gw mencoba menerjemahkan baris-per-baris, jadi akhirnya seperti itu.

[2] aru artinya ‘exist’ atau ‘is there’, tapi di sini diterjemahkan sebagai ‘appear’. ada perbedaan makna, tapi konteksnya tidak jauh berbeda.

[3] kodou artinya ‘beat’, ‘pulsation’, ‘throbbing’. pemakaiannya biasanya untuk konteks ‘heart’, jadi diterjemahkan seperti itu.

[4] bahasa jepang sering mengabaikan penggunaan subjek, jadi penerjemahannya bergantung kepada konteks. di sini diterjemahkan sebagai kata ganti orang pertama (‘…the fates of our own’).

kerja praktek

ini adalah topik yang sedang hangat dibicarakan di kampus. lebih populer dari hasil UTS Analisis dan Perancangan Sistem yang baru lewat, lebih diminati daripada paper Desain dan Analisis Algoritma yang masih agak lama deadline-nya.

…ini adalah sebuah topik hangat yang bernama ‘kerja praktek’ alias ‘KP’.

“udah dapet KP belum?”

“mau KP di mana?”

“gw lagi nyari KP, nih…”

oke, jadi Kerja Praktek adalah sebuah mata kuliah wajib yang harus diambil oleh seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer UI… kalau mau lulus. hal yang disebut oleh seorang rekan yang bernama Albert sebagai ‘stupid mandatory course’ dalam salah satu post-nya ini, entah kenapa, sempat berhasil menjadi salah satu bahasan yang hangat di kampus dan dibicarakan oleh orang-orang dengan bersemangat… termasuk saya juga, sih. tapi ada masalah kecil.

saya belum dapat KP.

wah. ini masalah besar. sementara beberapa orang yang sepertinya terburu-buru ingin meninggalkan kampus akan segera lulus sudah berancang-ancang untuk segera melakukan kerja praktek. sementara itu, perbincangan soal KP tampaknya terus menghangat.

…dan saya belum dapat KP.

sedikit mengingatkan akan sebuah commercial break di televisi, tiba-tiba keadaan yang sama seolah terjadi kepada saya. dan jujur saja, agak bingung juga menghadapi hal seperti ini.

“yud1, mau KP di mana?”

“mau KP kapan?”

“KAPAN? kapan? KAPAN?”

“Mei?”

begitulah, saya memang berencana untuk KP selepas bulan Mei, walaupun masih belum tahu tempatnya di mana.

di kampus? tidak menolak kalau ada. di luar kampus? boleh, kalau ada tempat yang direkomendasikan. di luar negeri? tidak masalah, kalau ada yang mau membayari ongkosnya =)

oke. jadi, akhirnya.

…ada yang bisa bantu mencarikan lokasi KP? =)

antara prosesor dan HSF

tulisan ini merupakan bagian dari pengalaman yang sempat ditulis di sini beberapa waktu yang lalu, dan sempat disinggung dalam salah satu post yang ada di sini. sebagai informasi, tulisan ini akan berhubungan erat dengan troubleshooting pada komputer, dan pengetahuan dasar akan hardware akan memudahkan anda dalam memahami apa yang akan saya tuliskan di sini.

jadi, untuk anda yang tertarik dan berminat dengan pembahasan mengenai troubleshooting, silakan melanjutkan membaca tulisan ini… lagipula, siapa yang perlu pergi ke service center kalau anda bisa menangani sendiri masalah pada komputer anda? =)

1. awalnya…

seorang pengguna yang bernama wiki mengeluhkan mengenai perilaku komputernya yang tiba-tiba mulai bersikap aneh: komputer menjadi sangat sering hang, khususnya ketika melakukan multitasking. fenomena hang ini meliputi seluruh komponen OS: proses berhenti berjalan, mouse menjadi tidak berfungsi, demikian juga input dari keyboard tidak dapat dikenali.

sebagai mahasiswi Informatics Engineering, beberapa asumsi langsung dipertimbangkan: serangan virus, atau error yang bersifat resident pada OS. proses instalasi ulang OS dilakukan, namun gejala yang timbul tidak juga hilang.

sebagai tambahan, beberapa orang rekan kuliah yang ditanyai pengguna menyatakan kemungkinan adanya kesalahan pada pemasangan hardware, namun hal ini belum dapat dipastikan. instalasi ulang OS format hard-disk tidak mampu menghilangkan gejala yang ada. utak-atik konfigurasi OS juga tidak membawa hasil, demikian juga utak-atik BIOS tidak berpengaruh.

ini bukan masalah untuk ditangani teknisi amatiran, maka Special Response Team (lagaknyaaa! =P ) untuk troubleshooting pun dipanggil dari Jakarta ke lokasi di Bandung untuk observasi.

2. observasi masalah!

setelah mendapatkan gambaran umum mengenai keadaan, observasi segera dilakukan di lokasi. masalah yang ada: PC sering hang dengan gejala seperti yang telah disebutkan.

proses boot berjalan tanpa masalah, demikian juga login ke OS. setelah beberapa lama, terjadilah gejala yang ditunggu: komputer hang tanpa syarat, tanpa blue screen dan tanpa peringatan. percobaan ulang dengan login ke OS dan menjalankan berbagai program secara multitasking memberikan hasil yang sama: komputer hang setelah beberapa saat, tanpa peringatan.

spesifikasi komputer terdiri atas prosesor Pentium4 @ 2.4 GHz, board dengan chipset Intel i865G, dan memori DDR-SDRAM PC-3200, 512 MB.

3. masalah memori?

asumsi pertama adalah bahwa gejala yang timbul disebabkan oleh hardware, bukan dari OS yang dipergunakan. instalasi ulang OS telah dilakukan, dan tidak menghilangkan gejala yang ada. jelas masalahnya bukan di OS. sasaran kecurigaan pertama adalah memori, yang terdiri atas satu keping DDR-SDRAM 512 MB. kemungkinan, dudukan memori yang tidak stabil mengakibatkan sistem hang di tengah jalan.

 11307.jpg

slot memori DDR: asumsi awal, pemasangan memori pada slot kurang tepat. meskipun demikian, tidak ada tanda-tanda kesalahan pemasangan memori dari BIOS

langkah pertama yang dilakukan adalah mencoba penggantian slot memori yang digunakan. percobaan di semua slot tetap tidak menghilangkan gejala, demikian juga tidak ada sinyal mengenai kesalahan pemasangan memori dari BIOS. selain itu, proses boot selalu berhasil tanpa masalah, demikian juga dengan sinyal POST dari BIOS.

kesimpulan sementara, masalah bukan disebabkan oleh kesalahan pemasangan memori.

4. penggunaan hardware monitor

setelah memori dinyatakan bebas dari dakwaan, kecurigaan beralih pada komponen lain. tapi, yang mana? sementara itu, penyebab hang belum dapat dipastikan. maka, digunakanlah tool yang hampir selalu disisipkan dalam setiap pembelian mainboard: sebuah paket hardware monitor yang meliputi kontrol terhadap suhu prosesor, board, dan putaran CPU fan serta chassis fan.

tool ini belum sempat di-install oleh pengguna, hal yang wajar sehubungan dengan penggunaannya yang memang lebih banyak dilakukan oleh power user. instalasi hardware monitor akhirnya dilakukan, dan uji ketahanan kembali dimulai. berbagai program dijalankan secara multitasking, mulai dari image editor sampai compiler dan audio player.

dan masalah-pun terdeteksi: komputer selalu hang setelah peringatan dari hardware monitor karena suhu prosesor melewati batas: 760 C, jauh di atas suhu prosesor Pentium4 pada umumnya yang berkisar antara 400 – 450 C.

5. HSF yang tidak berfungsi

setelah dipastikan bahwa tingkah komputer yang aneh ini disebabkan oleh suhu prosesor yang terlalu tinggi, masalah menjadi lebih sempit. jelas masalahnya ada pada distribusi panas yang tidak berjalan lancar dari prosesor ke sistem pendinginan yang membawa aliran udara panas keluar.

kecurigaan terarah kepada satu buah fan yang tidak tersambung pada power supply. pemasangan kabel power dari power supply ke fan dilakukan, namun ternyata suhu prosesor masih tetap tinggi, tidak ada perubahan signifikan. jelas, masalah ini tidak ada hubungannya dengan fan yang tidak menyambung.

akar masalah ditemukan setelah meletakkan board pada posisi horizontal. pencahayaan yang lebih baik dari sinar lampu langsung menunjukkan penyebabnya: kipas pada HSF berjalan normal, namun celah-celah pada HSF yang tersambung ke prosesor tertutup debu, mengakibatkan aliran udara yang digerakkan oleh HSF tidak sampai ke prosesor. ini dia masalahnya!

 image011.jpg

HSF pada Pentium4: celah-celah horizontal di bawah kipas berfungsi sebagai jalur perpindahan udara panas dari prosesor. tertutupnya celah dapat mengakibatkan panas terperangkap di prosesor.

6. akhirnya…

masalah dibereskan dengan menggunakan sikat gigi bekas (barang yang sangat murah, kalau dibandingkan dengan pergi ke service center), dan debu yang menumpuk disapu bersih dari HSF. untuk lebih memastikan, knop HSF pada prosesor dilonggarkan terlebih dahulu (lihat dua knop berwarna putih di atas fan? itu… =) ), dan debu dibersihkan.

setelah bebas-debu dan knop dikencangkan kembali, masalah-pun menghilang. suhu prosesor kembali berada di level normal 420 C, dan percobaan berikutnya dengan login ke OS dan pengujian dengan multitasking berjalan lancar tanpa masalah.

::

overall, masalah yang di-troubleshoot kali ini memang bukan masalah yang bisa diatasi oleh sembarang orang dengan sekali jalan. kalau anda membawa komputer dengan masalah seperti ini ke service center, kemungkinan komputer anda akan disuruh ‘menginap’ paling tidak semalam… lengkap dengan pemeriksaan menyeluruh dan cross-checking antar komponen, berikut fee untuk teknisi yang memperbaiki komputer anda.

..tapi kalau bisa melakukannya sendiri, buat apa pergi ke service center? :mrgreen:

ada yang lihat…

…kalender di sebelah?

satu baris kosong. dan sekarang tanggal 17 April. update terakhir tanggal 4 April.

wah. kacau deh. biasanya sih content dari website ini di-update dalam interval dua sampai tiga kali seminggu, namun tampaknya apa yang terjadi akhir-akhir ini merupakan sedikit kekecualian. beberapa kesibukan sempat ‘mengganggu’ kenyamanan *halah* saya untuk menulis di sini, dan akhirnya jadi seperti itu.

jadi, pembaca. sesungguhnya, saya bukannya tidak mau lagi menulis di sini, apalagi sampai pensiun dari dunia maya. belum lagi para pembaca yang mungkin terus menunggu tulisan saya sedikit complain karena website ini tidak di-update untuk waktu yang lama, sesungguhnya saya sama sekali tidak berniat untuk pensiun dari kegiatan menulis di sini =)

oke, jadi ada beberapa hal yang membuat saya tidak sempat lagi menulis di sini. ada UTS Kriptografi dan Sekuriti Informasi laknat yang sepertinya dicerca oleh seluruh peserta kuliahnya, ada laporan Analisis dan Perancangan Sistem yang tebalnya sampai 79 halaman, dan apalah yang-lain yang bisa dilemparkan fakultas super-sibuk ini kepada mahasiswa yang biasa-biasa saja ini.

jadi, ngapain saja sih saya dari kemarin?

April 5 — UTS Manajemen Sistem Informasi

di sela-sela mengerjakan laporan untuk kuliah Analisis dan Perancangan Sistem, UTS berlangsung dengan apa-adanya saja. saya sih berharap bahwa hasilnya akan cukup bagus, tapi nggak tahu, deh.

April 8 — UTS ANAP; UTS PPBP

betul sekali, dua UTS dalam satu hari. mulai pukul 0800 untuk Prinsip-Prinsip Bahasa Pemrograman, dan 1300 untuk Analisis dan Perancangan Sistem. persiapan belajar dan main Winning Eleven dilalui dengan sedikit kebingungan karena baru kali ini saya mengalami UTS dua kali sehari. dua kali sehari? memangnya jadwal makan?

April 10 — deadline Laporan #1 ANAP

dan datanglah deadline dari laporan dari kuliah paling-bikin-capek (sejauh ini) di semester ini. 79 halaman laporan akhirnya selesai setelah nongkrong sampai jam 2100 di lab 1105. capek!

April 13 — UTS Kriptografi dan Keamanan Informasi

dikenal juga dengan akronim bahasa Inggrisnya, Cryptography and Information Security, CIS (atau CIS!) oleh peserta kuliah. dan inilah gong-nya: ujian terakhir dari rangkaian UTS yang saya jalani semester ini. UTS laknat yang satu ini sempat mendapatkan sambutan yang ‘baik’ dari banyak rekan sesama peserta. setidaknya, akhir pekan bisa dilalui dengan (maunya sih) tenang.

April 14-15 — SRT in Action!

segera setelah ujian CIS yang ‘melegakan hati’ karena disambung dengan weekend, ada panggilan dari Bandung mengenai PC yang bermasalah. kasus: PC hang berkali-kali, dan tidak lebih baik setelah install ulang OS dan format HDD. tidak untuk ditangani teknisi amatiran, Special Response Team (lagaknyaaa! =P ) dipanggil ke lokasi untuk sekalian jalan-jalan untuk melakukan troubleshooting. detail segera menyusul untuk anda yang tertarik mengenai PC troubleshooting.

April 17 — 3 Tasks Due Today

draf laporan business plan untuk kuliah Administrasi Bisnis dikumpulkan hari ini. survei perusahaan untuk kuliah Manajemen Sistem Informasi juga dilakukan hari ini. dan seolah mau ikut-ikutan, kuliah CIS juga memberikan tugas yang dikumpulkan hari ini. masalah? tidak terlalu, sih. tapi saya sempat agak ngantuk karena sedikit kurang tidur =(

April 17 — ‘shards of memories’ 1st anniversary

yah. ini tambahannya. hari ini tepat satu tahun sejak pertama kali saya mulai menulis di sini. ternyata sudah satu tahun, sudah cukup lama juga, yah =0

rencana awalnya sih mau bikin template baru untuk pemakaian satu tahun ini… tapi (sialnya!) yang ada malah lag of update seperti ini. demikian juga berbagai macam hal tampaknya jadi ‘hadiah’ yang cukup ‘berkesan’… tapi sudahlah, setidaknya ada juga berita yang menyenangkan =)

::

begitulah, dan akhirnya sampai juga anda di ujung tulisan ini… kalau anda masih membacanya =). tulisan yang agak lebih bermutu direncanakan akan dirilis setelah post yang penting-gak-penting ini.

terima kasih atas dukungannya selama satu tahun ini, dan untuk mau membaca tulisan yang mungkin kurang bermutu dari orang yang biasa-biasa saja ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

terima kasih juga atas komentar serta kritik dan saran selain permintaan traktiran dan makan-makan yang mungkin timbul setelah post ini yang telah setia memenuhi inbox e-mail saya setiap harinya, dan mohon maaf atas tulisan yang mungkin kurang berkenan selama satu tahun ini.

well, it’s a fun ride, after all.

tulus… atau manipulatif?

dalam salah satu buku mengenai pengembangan diri yang pernah gw baca, ada suatu hal yang sempat menjadi pemikiran gw sampai lama kemudian. tidak semuanya sih, tapi hal ini menyangkut mengenai arti dari ‘bersikap tulus’.

katanya sih, bersikap tulus adalah salah satu dasar dari kesuksesan hubungan antarmanusia yang anda jalani. ucapkan terima kasih dengan tulus. hormati dan hargai orang lain dengan tulus. tersenyumlah dengan tulus. dan banyak lagi lainnya yang disebutkan, tapi intinya adalah satu hal: bersikaplah tulus, kalau anda berhubungan dengan orang lain. dan pada akhirnya, anda mungkin akan memperoleh banyak keuntungan dari hubungan sosial anda dengan orang lain.

tentu saja, hal ini tidak terbantahkan. gw tidak bisa tidak setuju bahwa ‘ketulusan adalah hal yang penting dalam pergaulan’; kenyataannya, hal tersebut tidak terbantahkan. tapi benarkah bahwa kita akan bertindak tulus, bukannya manipulatif dengan menggunakan cara-cara tersebut?

‘tulus’ dan ‘manipulatif’ adalah dua hal yang berbeda: yang satu digerakkan oleh sifat dasar manusia dan hati nurani, sedangkan yang lain digerakkan oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dari hubungan dengan orang lain. yang jadi masalah, hal tersebut mungkin akan terlihat ‘begitu dekat sampai-sampai nyaris tidak bisa dibedakan’, tergantung kepada siapa anda berinteraksi. dan masalahnya: seorang manusia tidak bisa membaca pikiran orang lain!

tapi secara umum, ‘ketulusan’ (atau mungkin ‘terlihat tulus’?) adalah hal yang penting dalam hubungan antarmanusia. seharusnya sih anda setuju =)

dalam salah satu episode lama Little House in The Prairie, ada sebuah adegan di mana Laura Ingalls (ini tokoh utamanya; gadis berkepang yang cukup imut-imut itu, kalau anda masih ingat =) ) sedang berbelanja kebutuhan sehari-hari di toko milik tetangganya.

ia membeli beberapa barang, lalu siap untuk membayarnya.

“aku mau membeli… (ini-dan-itu, menyebutkan barang-barangnya)”, dan terdiam sejenak sebelum berniat untuk menanyakan harganya.

“…dan beberapa butir permen,” kata sang pemilik toko sambil tersenyum, seraya memberikan beberapa butir permen gratis sebagai bonus belanja hari itu.

ia tampak terkejut, lalu tersenyum cerah dan mengucapkan terima kasih. hal yang sama dilakukan oleh sang pemilik toko, juga dengan senyum lebar yang sama cerahnya.

“salam untuk ayahmu, nak.”

contoh yang manis sekali, dan masih terkenang dalam benak gw sampai bertahun-tahun kemudian setelah menonton episode tersebut. tapi itu contoh di mana ketulusan yang ada benar-benar nyata… setidaknya, sesuai harapan sang sutradara. tapi overall, serial tersebut memang mengandung banyak nilai yang layak diikuti, kok.

masalahnya sekarang: benarkah anda sedang berhadapan dengan orang yang memang tulus dalam berinteraksi dengan anda, atau orang yang mungkin hanya bersifat manipulatif sehingga ‘terkesan tulus’? dan ini hal yang gampang-gampang susah, karena anda tidak memiliki kemampuan untuk membaca pikiran orang lain dengan tepat!

sesungguhnya, orang yang berinteraksi dengan anda mungkin memiliki tujuan tertentu: entah ia sedang membutuhkan bantuan anda, atau ia sedang membangun jaringan untuk keuntungannya sendiri. anda tidak pernah benar-benar tahu. yang jelas, anda merasa bahwa ‘orang ini sepertinya tulus’.

bahkan sesungguhnya, sulit sekali untuk memastikan orang yang benar-benar tulus: orang yang berkenalan dengan anda untuk membangun jaringan (misalnya untuk apalah-itu, hal yang seringkali diajarkan dalam latihan kepemimpinan baik di SMU maupun lembaga kemahasiswaan), mungkin tidak bisa dibilang ‘benar-benar tulus’. masalahnya: apakah ia akan mau berkenalan dengan anda, seandainya anda bukan pengurus lembaga kemahasiswaan, misalnya. oke, mungkin juga sebenarnya orang-orang ini tulus untuk membina hubungan sosial dengan anda (dan adalah hal yang kejam bila anda berpikir sebaliknya dengan seenaknya), dan hal ini tidak dapat dikesampingkan.

sekarang, skenario buruknya. bayangkan bahwa saya adalah seseorang yang menggunakan ‘ketulusan’ untuk me-‘manipulasi’ orang lain. dan perhatikan bahwa tindakan ‘manipulatif’ dan ‘tulus’ ini hampir tidak kelihatan secara kasat-mata, kecuali untuk beberapa orang yang memiliki kemampuan psikoanalisis di atas rata-rata.

contoh ini fiktif, segala kesamaan yang ada di luar kesengajaan. jangan ada yang ke-GR-an, yah =)

saya berkenalan dengan anda pada suatu kesempatan yang tepat: sebagai mahasiswa baru yang diterima pada tahun yang sama dengan anda.

dari pengamatan sekilas, saya mengetahui bahwa anda memiliki ketertarikan terhadap film kartun, komik, dan musik jepang. dengan beberapa teknik ini-dan-itu, saya bisa memastikan bahwa anda adalah orang yang cukup berkemauan keras dan mudah akrab (oh, ini bukan hal yang susah. saya sudah biasa melakukannya =) ), dan memiliki hobi bermain sepakbola.

apa yang bisa saya lakukan untuk anda? oke, kebetulan saya cukup percaya diri dengan kemampuan saya sebagai penjaga gawang, maka saya-pun sering ikut bermain sepakbola dengan anda. dan dengan demikian, saya mulai sering mengobrol dengan anda.

kemudian saya membicarakan mengenai anime dengan anda. anda tertarik, sebagaimana sudah saya ketahui sebelumnya. dan saya mengatakan kepada anda bahwa saya memiliki fansub serial anime yang saya rekomendasikan sebagai ‘sangat bagus’ dan menanyakan apakah anda mau meng-copy-nya.

belakangan, anda mungkin akan menjadi partner saya bertukar-fansub. dan inilah tujuan saya: tentu saja, saya bukannya berniat tulus! saya mengincar serial fansub yang ada di harddisk anda, kok… berikut ‘pertemanan jangka panjang’ untuk mendapatkan serial baru yang mungkin akan lebih dulu anda dapatkan :mrgreen:

…kalau benar begitu, bagaimana? untungnya, saya bukanlah tipe orang yang seperti itu :mrgreen:. tapi jelas, bahwa sejak awal niat saya tidak tulus untuk berinteraksi dengan anda, kalau memang benar begitu! dan anda mungkin tidak akan tahu — tergantung sejauh mana saya bisa menjaga ‘keyakinan’ anda bahwa saya sedang bersikap ‘tulus’.

tentu saja, ada juga orang-orang yang memang dengan tulus bersedia membagikan fansub sesuai dengan kaidah penggunaan fansub tanpa mengharapkan imbalan seperti halnya saya yang sebenarnya, tapi sekali lagi: anda mungkin tidak akan tahu apakah saya sedang bersikap tulus, atau malah sedang mengharapkan sesuatu dari anda!

mungkin akan lebih mudah ketika seseorang dikenali sebagai dirinya yang apa-adanya: bukan sebagai mahasiswa angkatan X atau asisten pengajar mata kuliah Y atau pengurus lembaga Z. juga bukan seorang jago programming, mahir desain grafis, atau memiliki tulisan yang bermutu (lho, kok seperti saya semua sih kriterianya 😛 ) dan sebagainya.

bebas dari konflik kepentingan, maksudnya. dan mungkin adalah hal yang menyenangkan kalau seseorang bisa berinteraksi dengan baik dengan seseorang lain, dengan alasan kepentingan yang minimal: bukan karena perlu ini atau perlu itu, atau untuk mendapatkan bantuan apalah-itu.

…tapi sepertinya, itu cuma ada di utopia, yah. mungkin mimpi, kalau dibandingkan dengan keadaan yang mungkin seringkali dihadapi manusia. dan mungkin mengharapkan ‘ketulusan’ dari orang lain itu lebih banyak bersifat tebak-tebakan: manusia tidak pernah mengerti — mereka hanya berpikir bahwa mereka mengerti.

tapi setidaknya, secara pribadi gw lebih suka memandangnya secara sederhana: kalau dalam suatu interaksi kita bisa sama-sama bersenang-senang dengan orang lain, seharusnya itu cukup.