lack of sleep

beberapa hari ini, ada beberapa hal yang harus gw kerjakan, dan sebagai akibatnya gw nggak bisa menulis di sini sering-sering selama dua minggu ini. bagusnya, sekarang sih sudah selesai… jadi gw rasa gw akan menulis dulu di sini sebelum melakukan hal yang sebenarnya sudah sangat gw butuhkan sejak beberapa hari lalu. hal ini biasanya disebut oleh orang sebagai ‘istirahat’. well, mungkin nanti-lah.

jadi selama minggu kemarin adalah pekan ujian akhir semester (UAS), dan minggu ini adalah demo proyek untuk mata kuliah Rekayasa Perangkat Lunak (aka RPL). proyek ini dikerjakan secara kelompok selama satu semester, dan walaupun scope-nya tidak terlalu besar, tetap saja membutuhkan perhatian ekstra. proyek yang dikembangkan sebenarnya merupakan sistem informasi penyewaan gedung. tahu kan, misalnya kayak gedung kantor yang disewakan untuk perusahaan-perusahaan dan sebagainya. tim gw kebagian tugas mengembangkan modul inventory system atau sistem inventaris. proyek ini berupa pengembangan sistem aplikasi web-based yang menggunakan PHP… yah begitulah pokoknya.

yah, bisa dibilang minggu-minggu ini gw agak kurang istirahat, sih. kalau lagi di kos (dan nggak jalan-jalan atau main-main), biasanya gw kalau nggak belajar (?), coding iseng-iseng (misalnya programming challenge yang gampang-gampangan), paling-paling gw nonton film. biasanya sih fansub anime atau OVA. misalnya kemarin, di sela-sela UAS, gw (sempat-sempatnya!) nonton End of Evangelion. atau nonton School Rumble: Nigakki yang baru dirilis oleh WannabeFansubs.

[FYI, fansub adalah istilah untuk terjemahan dari film berbahasa asing (kebanyakan sih Jepang, tapi yang lain juga ada) yang belum di-lisensi selain di negara asalnya (misalnya anime, atau drama). proses penerjemahan dan pengeditan dilakukan oleh sebuah atau beberapa fansub group, tanpa dipungut biaya. hasilnya kemudian diedarkan di internet. hal ini tidak di-consider sebagai pembajakan, kecuali kalau media tersebut sudah di-lisensi. rilis tersebut biasanya di-drop begitu media yang di-fansub di-lisensi]

yah. itu biasanya. masalahnya, beberapa hari yang lalu ini berbeda. setelah UAS, maka gw (dan rekan-rekan satu tim) mempersiapkan proyek untuk demo RPL. sudah hampir jadi, cuma perlu modifikasi sedikit. nggak masalah. kustomisasi menu add item dan set user privilege jadi bagian gw. cukup sukses membuat gw kurang tidur. dalam salah satu kesempatan (H-2 deadline) gw baru tidur jam 6 pagi setelah semua urusan privilege dan add item sama-sekali clear. salah gw juga, sih. gw baru mulai ngerjain itu malamnya, padahal sudah disuruh-suruh oleh Lead Programmer-nya (saudara Ardi Darmawan, rekan gw di tim ini. padahal gw kan Project Manager-nya.. >_< ) sejak berhari-hari sebelumnya. whatever, pokoknya jadi, dan sepengetahuan gw sih sudah nggak ada bug-nya… ^^;v

jadi intinya gw kurang istirahat. beberapa hari ini cuma tidur paling banyak 4 jam. itu paling banyak, lho. dan biasanya kalau nggak coding, gw merapikan dokumentasi sistem… tapi yang terakhir ini nggak terlalu, soalnya sudah di-cover oleh rekan gw yang lain, yaitu Isnina Eva H (aka Eva) dan Rahmawati (aka Elly). di bagian coding ada Hendra Dwi Hadmanto (Hendra) dan Ardi yang membantu sehingga gw bisa agak malas-malasan coding… (sori! =) ). begitulah pokoknya.

akhirnya. hari ini demo proyek RPL selesai, dan dengan demikian berakhirlah semester 4 yang katanya ‘neraka’ di Fasilkom UI. gw cukup puas, dan (menurut gw sih) tidak ada masalah yang berarti amat sewaktu demo. semua fungsi yang ada berjalan dengan baik, dan dari hasil System Testing terakhir tidak ditemukan bug yang fatal amat. semoga saja memang ‘tidak ada bug’, bukannya ‘tidak ketemu bug’… yah, soalnya yang namanya ‘bug’ itu adalah sesuatu yang ‘dicari tapi diharapkan tidak akan ditemukan’.

…yah, gw rasa gw akan balik ke kos dulu hari ini. mungkin gw baru akan ke rumah besok. hal kayak begini agak susah juga, sebenarnya. kalau gw lagi merasa ‘sehat’ (padahal mungkin sebenarnya nggak sehat!), yang kayak begini sih jalan terus aja… terus tahu-tahu jatuh, deh. kecapekan, maksudnya. padahal pas lagi ngerjain sih nggak terasa.

…soalnya gw pernah pengalaman kayak begitu. -_-

___

special thanks to team #3A. let’s hope for the best results… =)

now and back then

aku berjanji, aku tidak akan menangis sampai aku selesai menuliskan ini.

(iyalah, aku kan sudah jauh lebih dewasa daripada waktu itu…)

;

aku ingat sewaktu aku pertama kali menyentuh komputer. kita belajar cara pakai DOS.

aku ingat sewaktu aku mencoba utak-atik QBASIC, dan engkau bilang bahwa bukan begitu cara main GORILLA.BAS

aku ingat sewaktu aku menonton engkau main ‘Prince of Persia’, dan aku ikut panik ketika kita kehabisan waktu yang cuma satu jam itu.

aku ingat sewaktu engkau bertanya bagaimana cara main ‘Solitaire’, dan dengan bangga aku bilang bahwa aku ‘sudah bisa’.

aku ingat sewaktu engkau tertawa karena aku tidak bisa main kubus rubik (“itu terlalu susah buatmu”, demikian kau bilang). padahal aku yakin engkau juga tidak bisa.

aku ingat ketika aku menggambar, dan engkau mengatakan gambarku ‘bagus’. aku tahu bahwa gambarku ‘jelek’. tapi aku juga tahu bahwa engkau jujur.

aku ingat ketika engkau mengatakan ‘Marco van Basten itu pemain hebat’, dan aku bilang ‘belanda itu penjajah’. sekarang, aku mendukung ‘total football’ untuk piala dunia.

itu saat-saat yang menyenangkan. dulu.

;

aku ingat saat-saat aku membuatmu marah, dan aku juga sama marahnya. waktu itu aku sangat bodoh.

aku ingat saat aku mengatakan bahwa engkau ‘kolot’, sementara engkau mengatakan bahwa aku ‘belum cukup dewasa’. aku tidak tahu apakah saat itu aku benar. tapi yang jelas, sekarang aku tahu bahwa saat itu engkau benar.

aku ingat saat-saat aku mengatakan hal-hal yang mungkin ‘menyakitkan’ untukmu. sekarang aku tahu, aku salah besar.

aku ingat saat-saat aku mengatakan ‘komik itu bagus’, sementara engkau mengatakan sebaliknya. tapi sampai saat ini, aku tidak berubah pikiran. seandainya mungkin, kurasa engkau akan bisa memahami sekarang.

itu dulu. saat-saat di mana aku dengan bodoh melakukan begini-dan-begitu. dan engkau dengan sabar berada di depanku. mencoba untuk mengerti, dan mencoba untuk menjelaskan.

;

kurasa, mungkin terlalu singkat waktu yang ada. tapi aku tidak kecewa.

wanita yang kau cintai adalah orang yang hebat; engkau sungguh beruntung.

orang-orang yang kau sayangi akan tetap dan terus melangkah; dan kau boleh bangga karena itu.

dan aku; seandainya bisa, akan kukatakan ini: aku akan melanjutkan tugasmu; engkau tidak perlu khawatir.

;

tapi, seandainya bisa; aku berharap.

mungkin saat-saat santai di mana kita bisa minum kopi dan mengobrol di sore hari.

atau membicarakan mengenai hal-hal tidak penting: cinta, kekaguman, dan apalah sebagainya.

dan mungkin, engkau akan tertawa dan mencela-cela, betapa ‘bego’-nya aku soal ini. tidak apa-apa, kok. kau memang lebih jago. aku sudah melihat buktinya.

hanya saja; itu – tidak mungkin. tapi kurasa, saat ini aku tidak ingin terlalu peduli soal itu.

;

engkau tahu, ada terlalu banyak hal yang ingin kukatakan. dan terlalu sedikit hal yang bisa kukatakan. tapi, kurasa, aku ingin engkau tahu; aku baik-baik saja. dan aku ingin engkau tahu; aku menyesal pernah melakukan hal-hal bodoh yang mungkin menyakitimu.

;

kurasa, mungkin terlalu singkat waktu yang ada. tapi aku tidak kecewa. kenangan ada, karena saat-saat itu tidak akan selalu ada. dan kenangan ada, karena kita akan tiada.

;

engkau tahu, ada satu hal yang seharusnya sudah kukatakan sejak dulu, dan sampai saat ini tidak pernah kukatakan.

“aku sayang padamu. dan aku bangga padamu.”

terlambat, yah. seharusnya aku sudah mengatakan hal ini sepuluh tahun yang lalu.

;

tadi aku berjanji, bahwa aku tidak akan menangis sampai aku selesai menuliskan ini.

…engkau tahu? aku hampir saja berbohong.

___

untuk ayahku.

seseorang yang telah mengajarkanku banyak sekali hal, bahkan setelah ia tidak mampu lagi mengajarkannya kepadaku.

belajar mengenai arti memaafkan

it hurts to be hated by someone we used to love. but, the opposite is also true. to hate someone we used to love also hurts, no matter how you look at it.

___

sebelumnya, gw menyatakan bahwa saat ini gw tidak merasa memiliki masalah dengan siapapun, baik di csui04 maupun di luar komunitas csui04. meskipun demikian, mungkin ada beberapa dari hal-hal yang akan gw tulis di sini yang ‘potensial menyinggung’ perasaan orang yang membaca (apalagi kalau anda adalah orang yang ke-GR-an =) ) dan gw menegaskan bahwa hal tersebut sama sekali tidak ditujukan seperti itu.

(tuh kan bener… masa gw harus nulis beginian setiap kali?) whatever. silakan melanjutkan hanya setelah anda memahami pernyataan di atas.

di dunia ini, kadang gw melakukan hal-hal yang menyakiti orang lain. mungkin secara tidak sengaja atau tanpa sadar. mungkin sebagai ‘balasan’ terhadap orang-orang yang gw anggap telah menyakiti gw. mungkin juga apa yang tidak gw anggap sebagai ‘tindakan yang menyakitkan’ dianggap sebaliknya oleh orang lain. dan sejujurnya, untuk hal seperti itu gw berharap bahwa gw dimaafkan. untuk tindakan yang tidak gw maksudkan, namun di-‘salah persepsi’-kan oleh seseorang atau beberapa orang.

untuk tindakan-tindakan yang gw dengan jelas ‘tahu dan menyadari’ bahwa tindakan gw itu ‘tidak benar’, maka penyelesaiannya adalah dengan memohon maaf yang sebesar-besarnya, seraya berharap bahwa gw akan dimaafkan, dan bertekad bahwa hal tersebut tidak boleh terjadi lagi. dan gw berharap (dan selalu berusaha) untuk selalu bisa melakukan hal tersebut. tapi, bagaimana dengan kesalahan yang gw lakukan ‘tanpa sadar dan tanpa dimaksudkan’? masalahnya, gw tidak pernah benar-benar tahu, mana tindakan gw yang di-‘salah persepsi’-kan, dan mana yang tidak. nah lho. jadi, kalau ada yang seperti itu, gw berharap bisa dibicarakan, atau kalaupun memang hal tersebut tidak akan (atau tidak ingin) dibicarakan, gw berharap gw dimaafkan.

di dunia ini, kadang gw merasa bahwa orang lain melakukan tindakan yang menyakiti gw. mungkin mereka melakukannya dengan sengaja. mungkin mereka sama sekali tidak meniatkan untuk menyakiti gw. mungkin juga gw cuma ‘salah persepsi dan merasa tersakiti’. mungkin juga sebagai ‘balasan’ atas tindakan yang sama sekali tidak gw niatkan untuk menyakiti orang lain. mungkin saja. ada banyak sekali kemungkinan.

tapi gw pikir, gw bisa saja menyatakan ‘i don’t care‘ seperti yang biasa gw bilang. atau membiarkan dan terus melanjutkan perasaan saling membenci dan memusuhi yang ada. gw pikir begitu. tapi tidak bisa, kan? yah, mungkin beberapa orang bisa. gw tidak merasa demikian. hidup gw ini sudah cukup berat, dan gw malas menambah berat hidup gw dengan membenci dan memusuhi orang tanpa sebab yang jelas. nggak usah begitu, deh. membenci dan memusuhi orang itu bukanlah sesuatu yang enak, tidak peduli apapun alasannya. yah, kecuali kalau anda sebegitu antisosialnya, mungkin anda akan berseberangan pendapat dengan saya =). untuk kasus yang seperti itu, gw rasa gw bisa bilang ‘i don’t care‘.

gw pikir, gw tidak ingin lagi membenci siapapun. tidak kepada orang-orang yang memang sama sekali tidak berniat menyakiti gw. tidak juga kepada orang-orang yang mungkin layak gw benci. tidak juga kepada orang-orang yang mungkin dengan sengaja membuat gw menderita di masa lalu. tidak juga kepada orang-orang yang mungkin telah berbohong dengan sangat telak dan melukai kepercayaan gw. tidak juga kepada orang-orang yang mungkin membenci gw karena kesalahan yang gw lakukan, sadar atau tidak. gw tidak ingin lagi membenci siapapun.

dan mungkin, langkah pertama yang bisa (dan harus) gw ambil adalah belajar untuk memaafkan. belajar? yah. belajar. gw tidak akan cukup sombong dengan mengatakan bahwa ‘memaafkan orang lain itu hal yang mudah dan gampang dilakukan’. dalam beberapa hal, proses memaafkan bisa seperti membuka luka lama, lalu mencoba mengobati dan menutupnya. kadang-kadang sakit. (pernah terluka karena jatuh? terus coba kasih alkohol… =) ). kadang malah kita terlalu takut untuk merasa sakit, dan memilih untuk tidak mengobati luka tersebut. tapi tidak bisa begitu, kan? setidaknya, menurut gw tidak bisa begitu. dan proses memaafkan akan selalu, selalu melibatkan saat-saat yang berat dan kadang menyakitkan.

mungkin gw terlalu banyak ngomong hal yang sok-bagus dan sok-bijaksana dari tadi. tapi gw rasa, gw bisa mengatakan hal ini, sekarang.

gw menganggap bahwa gw sudah tidak mempermasalahkan apapun terhadap siapapun, yang gw anggap pernah melakukan kesalahan kepada gw, baik secara sadar atau tidak sadar, langsung maupun tidak langsung. mungkin juga sebenarnya hal tersebut bukanlah ‘kesalahan’, dan hanya gw yang ‘salah persepsi dan merasa tersakiti’. mungkin juga ada kata-kata yang gw anggap sebagai ‘menyakitkan’, atau tindakan-tindakan yang gw anggap sebagai ‘rendah’, gw berharap bahwa hal tersebut tidak perlu terjadi lagi.

mungkin bisa dipersingkat.

gw sudah memaafkan siapapun yang gw anggap pernah menyakiti gw, dan meskipun gw menganggap bahwa ada beberapa tindakan yang ‘tidak seharusnya’ (dan gw tetap berpandangan demikian), gw sudah memaafkan, dan gw mengharapkan hal tersebut tidak akan pernah terjadi lagi.

i don’t want to hate nor to be hated. if you want to, don’t ask me then.

___

note:

terima kasih untuk seorang rekanku yang telah mencoba mengajarkan arti ‘mempercayai’, ‘memaafkan’, dan ‘tersenyum’. you know who you are.

spending a day off

kemarin, gw menghabiskan waktu dengan jalan-jalan ke toko buku. sebenarnya nggak ada yang istimewa amat, karena disebabkan oleh sesuatu hal (baca: alasan finansial =P ) nggak ada sebuah pun buku yang gw beli. tapi setidaknya, ada beberapa buku yang bisa gw pinjam… (yah, hidup mahasiswa =) ). lengkapnya sebagai berikut.

gw sedang jalan-jalan ke salah satu toko buku di jakarta, yang katanya cukup lengkap. dan biasa, kalau gw jalan-jalan ke toko buku, gw akan lebih sering membolak-balik cover buku (untuk melihat sinopsis atau ringkasan bahasannya) daripada memutuskan untuk membeli. dan sebenarnya sih, ada beberapa buku yang ingin sekali gw baca (berhubung bahasannya menurut gw menarik, dan beberapa yang lain memang juga menarik minat gw), tapi lagi-lagi karena suatu alasan (baca: alasan finansial -lagi- =P ) gw berakhir dengan keadaan ‘belum bisa memiliki buku tersebut’.

OK. jadi ada beberapa buku yang gw lihat.

komik. nggak terlalu tertarik, soalnya nggak ada komik baru yang sedang gw baca saat ini. ada beberapa komik shoujo (nggak doyan, tapi kalau ada dibaca juga), komik shounen (gw suka baca dan pinjam punya orang), dan komik amerika (wolverine? justice league? the avengers? ada…). semua dari kategori yang cukup sering gw baca dan amati. tapi sayangnya, nggak ada yang benar-benar menarik minat gw.

novel. Da Vinci Code dengan desain sampul baru pasca produksi film layar lebarnya. nggak tertarik, sudah pernah baca. lagipula menurut gw agak mengecewakan… (ini subjektif sih). Chronicles of Narnia. hm. kayaknya seru. tapi terlalu fantasi. nggak doyan. Eldest (sekuelnya Eragon) sempat gw lirik. yah, mungkin kapan-kapan. beberapa chicklit. salah satunya bercerita tentang seorang cewek tomboy dan cowok sok-cool tapi sengak… langsung lewat tanpa gw baca lebih lanjut. hm. nggak ada yang menarik minat. Digital Fortress-nya Dan Brown sempat gw lirik, tapi seorang rekan gw menyatakan bahwa dia ‘tidak merekomendasikan judul tersebut’. yah. sudahlah.

psikologi. Why Men Don’t Listen and Why Women Can’t Read Map (semoga gw nggak salah ingat judulnya) menurut gw cukup menarik. bolak-balik halamannya sebentar, dan gw mendapat beberapa pengetahuan gratis mengenai psikologi cowok dan psikologi cewek. lumayan bagus, sepertinya. gw berencana meminjam kalau ada yang punya. mungkin juga beli sendiri kalau sudah punya cukup uang (sekarang sih belum =( ). ada lagi. sebuah buku berjudul Blink. intinya membahas mengenai bagaimana pikiran manusia memproses informasi ketika diekspos kepada sesuatu yang ‘baru’ pada detik-detik pertama. sebenarnya yang ini menarik minat gw. gw nggak beli, tapi ternyata sudah dibelikan sama orang lain.. *thank you very much…* =)

sejarah. ada sebuah buku yang membahas mengenai bagaimana ‘demokrasi melahirkan kediktatoran’. sayangnya, gw lupa judul persisnya apa. membahas contoh-contoh seperti Hitler, Napoleon, dan Soekarno. cukup menarik. gw sempat baca-baca sebentar. tapi nggak jadi beli juga, sih. ada lagi buku yang membahas mengenai kejahatan perang. sayangnya, gw juga nggak ingat judul lengkapnya. kalau nggak salah ‘20 orang … (lupa lanjutannya)’ atau seperti itulah. membahas bagaimana pertentangan ideologi harus dibayar dengan nyawa ribuan prajurit, dan lebih parah lagi: puluhan ribu nyawa warga sipil. sempat buka-buka sebentar. contoh tokoh-tokoh yang ada di antaranya Mussolini, Hitler, dan Milosevic.

terakhir. literatur. ini bagian kesukaan gw. biasanya gw tertarik dengan bahasan yang berkaitan dengan sejarah, atau kajian lintas agama yang berhubungan dengan sejarah, dari sisi akademisi. untuk yang terakhir ini contohnya misalnya A History of God-nya Karen Armstrong (diterjemahkan dalam bahasa Indonesia: Sejarah Tuhan). beliau ini adalah salah seorang penulis yang memfokuskan bahasannya kepada pembahasan mengenai agama Judeo-Christian: Islam, Kristen, dan Yahudi. salah satu kelebihannya adalah akurasi dan keberimbangan dalam menulis mengenai ketiga agama tersebut, dalam tulisan yang mudah dimengerti.

ada buku Battle for Gods tulisan Karen Armstrong (diterjemahkan: Berperang Demi Tuhan) yang mengingatkan gw bahwa gw dari dulu ingin sekali membacanya secara lengkap (tapi karena kesibukan, jadi… tahu sendiri-lah =P ). yah, sudahlah. mungkin gw akan pinjam dari salah seorang rekan gw. atau, ada yang mau meminjamkan kepada gw? gw bersedia menerima pinjaman dengan tangan terbuka… dan janji untuk mengembalikan buku tersebut dalam keadaan utuh seutuh-utuhnya =).

ada lagi sebuah buku berjudul The Crusade; Islamic Perspective tulisan Carole Hillenbrand (diterjemahkan: Perang Salib: Sudut Pandang Islam). beliau ini adalah salah seorang guru besar dan sejarawan dari University of Edinburgh. menurut gw hal ini cukup menarik mengingat selama ini pembahasan mengenai Perang Salib selalu (atau sangat banyak) didasarkan pada perspektif Barat (atau baca: Eropa). silakan lihat literatur yang banyak beredar saat ini kalau nggak percaya. dan akhirnya, (bagusnya) buku tersebut dibeli oleh seseorang yang dengan senang hati bersedia meminjamkannya kepada gw… *terimakasih banyak juga* (hidup mahasiswa! =P)

begitulah. akhirnya, gw nggak beli apa-apa. tapi setidaknya, gw melihat ada beberapa buku yang akan jadi ‘incaran’ gw untuk kunjungan berikutnya… dan meminjam ke beberapa orang tentunya. setidaknya, sesuatu tidak sia-sia.

hidupku ini…

…kadang sulit dimengerti.

benar deh. misalnya saat ini. sekarang ini gw sedang di ruang senat Fasilkom, dan masih ngantuk gara-gara nyaris nggak tidur semalam. yah. setidaknya sekarang gw sudah tidur paling tidak 2,5 jam, dan -bagusnya- sudah terasa jauh lebih baik dibanding tadi.

jadi begini. dalam rangka menyelesaikan proyek Basis Data yang semakin mendekati deadline, beberapa (banyak) mahasiswa mem-propose untuk membiarkan lab 1101-1103 dibuka selama 24 jam pada tanggal 15-16 mei 2006. tujuannya? apa lagi kalau bukan mengerjakan proyek. biasanya, lab dibuka mulai jam 0900 dan ditutup jam 2100. tapi kemarin adalah perkecualian. lab dibuka mulai jam 0900, dan tetap dibuka sampai hari ini jam 0900. setelah itu, dilanjutkan jadwal biasa, di mana lab akan ditutup jam 2100. jadi, kira-kira ada 12 jam tambahan di mana para mahasiswa ini (termasuk gw) menginap di lab. dan bisa dibilang, hampir semua mahasiswa yang menginap mengalami jumlah tidur yang ‘kalaupun agak banyak, itu tidak sebanyak biasanya’. termasuk gw.

yah. hidup gw ini memang kadang sulit dimengerti. biasa hidup sebagai manusia nomaden (yang nyaris selalu siap disuruh pergi ke mana saja, dengan perlengkapan yang selalu ada di ransel), kadang gw merasa kalau hidup gw ini *agak* kurang sehat. iyalah, seorang cowok ‘normal’ biasanya selalu siap pulang ke rumah atau kos, walaupun hari sudah malam dari kampus. gw? pulang dari kampus jam 1900 aja sudah dibilang ‘pulang cepat’. kadang-kadang (atau sering?) gw malah nggak pulang. kalau nggak menginap di kampus, ya di tempat lain. nggak ada masalah, sebab baju ganti dan perlengkapan hampir selalu tersedia di ransel yang gw bawa ke mana-mana. ditambah, gw nggak punya komputer di kos -iyalah, pakai aja M-E-T-E-O-R-, laptop yang hampir selalu gw bawa ke mana-mana- mengakibatkan alasan gw untuk pulang ke kos semakin berkurang.

jadi ingat. dalam acara menginap kemarin (menginap? memangnya tidur? =P), seorang rekan gw di 2004 ngomong ke gw bahwa hidup gw itu… ‘sulit untuk seorang cewek’. hah? who cares, hidup gw ini sudah cukup berat, ngapain lagi nambahin masalah dengan ‘makhluk’ yang bernama ‘cewek’? gw ini sudah cukup menderita… eh, di kesempatan lain kemarin, rekan gw yang lain juga ngomongin hal yang sejenis. bedanya, kali ini topiknya adalah ‘pengertian yang tinggi itu perlu’. yah. gw sependapat. tapi ada angin apa ya, orang-orang ini ngomongin hal kayak begini?

iya deh, hidup gw ini mungkin memang sulit untuk seorang cewek. terus kenapa? gw sih nggak terlalu peduli. tapi, kalau ada seseorang yang mau dan bisa memahami hidup gw yang sulit dimengerti ini, gw rasa itu cukup bagus. tapi sayangnya, nggak ada tuh. lagipula, hal itu… bukanlah hal yang ingin gw pikirkan sekarang. i don’t (want to) care, though.

scars from a distant day

sebenarnya… ini adalah salah satu judul score (musik pengiring film) dari salah satu anime yang baru selesai gw tonton. musiknya simpel, cukup pakai piano saja. tapi berhubung diletakkan di adegan yang tepat, dan di-aransemen dengan lumayan baik pula, maka bagian ini jadi memorable di kepala gw selesai nonton. nggak tahu kalau orang lain, sih. hal kayak begini biasanya sifatnya relatif tergantung masing-masing individu.

dan bicara soal beban dari masa lalu, gw merasa score ini –baik judul maupun musiknya– telak-telak mengena. maksudnya.. yah, watching the series reminds me of myself a while back. tentang apa-apa yang telah gw jalani selama ini. and yet, i realize that i also have such things with me. scars. from the past.

katanya sih, luka hati itu mirip luka fisik. ada yang cepat sembuh. ada juga yang setelah sekian lama baru bisa sembuh. ada juga yang walaupun sembuh, tetapi meninggalkan bekas luka yang tidak bisa hilang. nggak sakit lagi, tetapi bekasnya nggak akan hilang. and yet, it has been, and will always be a part of myself.

entahlah. kadang gw merasa juga, bahwa walaupun gw sudah berusaha untuk bear with it, dan walaupun gw tahu luka kayak begitu ternyata sudah nggak sesakit itu lagi, tapi tetap saja, ketika gw melihat lagi, gw tahu bahwa gw nggak akan bisa lari dari hal tersebut. dari masa lalu, maksudnya. bahwa hal itu juga turut membentuk gw menjadi seperti sekarang. and it lies inside me. the memories. my own past.

nggak apa-apa, kok. sudah nggak sakit lagi. setidaknya, nggak sesakit dulu, biarpun kadang-kadang masih terasa… yah, gitu deh. but it’s not such things that i have to deny. itu.. bagian dari diri gw. yang nggak akan bisa hilang, bagaimanapun kerasnya gw mencoba menyangkal hal tersebut.

beginning of the end

ada banyak hal yang gw syukuri di dunia ini. salah satunya adalah kenyataan bahwa gw punya M-E-T-E-O-R- (= laptop yang selalu gw bawa ke mana-mana) di sisi gw *doh*. eh, benar lho. banyak sekali tugas yang telah berhasil gw ‘bantai’ dengan sukses berkat bantuan ‘partner’-ku yang satu ini. sebagai tambahan, ada cukup banyak fansub dan scans yang bikin gw nggak perlu kuatir kehilangan hiburan… asyik-lah pokoknya.

nyaris berhasil sebagai pengganti lab 1101-1103 (mau pakai apa? WinSCP? PuTTY? autentikasi proxy.ui.edu? semua ada) yang bisa gw bawa ke mana-mana, tiba-tiba sekarang gw dihadapkan pada kenyataan yang ‘agak menyebalkan’ di mana gw harus kembali ke lab. nggak asyik, ah. dan masalah ini, apa lagi kalau bukan karena deadline tugas Basis Data (aka Basdat) yang semakin dekat, dan server jupiter.cs.ui.ac.id yang dipakai sebagai server database ternyata nggak bisa diakses dari Hotspot UI. benar-benar nggak asyik.

hah. dan sekarang, ada tugas Basdat. terus RPL (= Rekayasa Perangkat Lunak). terus Jarkom (= Jaringan Komputer). dan semuanya berhubungan dengan jaringan. kurang? sebentar lagi UAS. asyik. kayaknya hari-hari ini gw akan -agak- jarang nulis di sini. yah, mungkin nanti-lah gw pikirin lagi.

suatu hari nanti, gw akan mengenang masa-masa ini dan tertawa mengenang betapa gw ini ‘bego’ dan ‘serba nggak tahu’. dan suatu saat nanti, gw akan bilang “stay there for me, trapped in memories.” terhadap semua tugas-tugas gw di semester 4 ini.

mungkin nanti. dalam waktu dekat.

ima dake, hontou ni…

…setsunakute. sugokku.

understanding people

“don’t try to think that we can understand each other. never completely, never enough. people… are such sad creatures.”

-Gendou Ikari-

bertahun-tahun yang lalu, gw membaca quote itu di manga Neon Genesis: Evangelion yang ada di A-R-M-S-, komputer desktop gw di rumah. dan gw bertanya-tanya: apa iya… sebegitu rumitnya-kah keadaan di antara manusia sehingga manusia tidak bisa diharapkan untuk saling mengerti? apakah memang manusia ditakdirkan untuk tidak saling mengerti? entahlah. kadang gw juga nggak bisa mengerti banyak hal di sekitar gw yang berhubungan dengan manusia. ini pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya mungkin sederhana, tapi jawabannya mungkin akan berbeda untuk masing-masing individu.

katanya sih, mengerti orang lain itu ada gampang-gampang susah. akan lebih mudah kalau seseorang pernah melalui hal yang sama -atau mirip- dengan seseorang lain. akan lebih susah kalau dua orang dari keadaan yang benar-benar berbeda. misalnya, seseorang yang biasa hidup senang-senang dan segala-ada, akan susah mengerti keadaan di mana seseorang yang terbiasa bekerja untuk menghidupi diri sendiri. ini sesuatu yang wajar, sih. tapi ini nggak selalu. maksudnya, proses memahami manusia itu nggak seperti memecahkan masalah dengan menggunakan algoritma. selalu ada area ‘abu-abu’ yang menyisakan ruang di mana prediksi yang ada bisa berantakan. hm. gw pernah melihat hal kayak begitu. kayaknya sih sesuatu hal akan terjadi, eh ternyata gw salah besar. yah, hal-hal seperti itu-lah.

kadang gw merasa manusia itu sangat mudah dipahami. kadang-kadang, lho. maksudnya, kadang gw merasa bisa menebak apa yang akan dilakukan atau tidak akan dilakukan oleh seseorang. dan -seringnya- kebetulan benar. bagus, sih begitu. tapi ada saat-saat lain di mana gw sama sekali tidak mengerti kenapa seseorang -atau banyak orang- melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. saat-saat di mana gw berpikir: apa ada yang salah dengan gw? apa gw sudah melakukan sesuatu hal yang salah? atau apa? dan biasanya, hal tersebut berakhir dengan gw tidak menemukan jawaban: hal tersebut hanya akan dibiarkan terkubur di masa lalu.

aneh, yah. kadang gw merasa bahwa gw sedang ‘baik-baik saja’, dan tiba-tiba seseorang mengatakan bahwa gw itu ‘kelihatannya murung’. ada juga saat-saat di mana gw ingin berbicara dengan baik-baik, dan berakhir gw dianggap ‘cari gara-gara’. ada juga saat-saat lain di mana gw mencoba belajar untuk ‘tersenyum’, dan berakhir dengan gw dianggap sebagai ‘aneh’. banyak, deh. hal kayak begini kadang-kadang agak menyebalkan. sudahlah. kayaknya nggak ada gunanya juga, sih. mungkin nggak seharusnya gw berharap ada seseorang yang mau mengerti. toh ketika gw mengharapkan pengertian, yang ada adalah gw berakhir dianggap sebagai ‘cengeng’. ketika gw mengharapkan tempat bersandar, gw berakhir dianggap sebagai ‘nggak bisa mengontrol emosi’.

sudahlah. ngapain juga jadi ngomongin ini di sini? guess i’m just moaning again. sori. nggak seharusnya gw jadi berlebihan begini.

i wish that it’s only me in the end. going through such things doesn’t have any fun to begin with. but perhaps, it’s just my mistake, after all. perhaps i shouldn’t have been wishing that someone would understand.

…whatever. it has nothing to do with anyone to begin with.

an agonizing facade

sebenarnya… gw bukanlah orang yang emosional. sumpah. gw malah nggak terlalu suka kalau ketemu orang yang emosional dalam menghadapi sesuatu. tapi kadang, dalam hidup ini selalu ada perkecualian. exception. or whatever you may name it.

agonizing. kalau ditanya satu kata yang paling menggambarkan keadaan gw sekarang, itu kata yang tepat. really, it feels so agonizing these days. nggak, bukannya gw lagi kenapa-napa, tapi ada beberapa hal yang… yah, menuntut pikiran dan perhatian gw hari-hari ini. hal ini normalnya disebut sebagai ‘masalah’. hal ini nggak ada hubungannya dengan sesuatu yang membuat gw… yah, muak sejak berbulan-bulan lalu, biarpun secara nggak langsung itu juga ikut menambah beban gw hari-hari ini. yah. begitulah pokoknya.

pernah merasa menderita karena tidak bisa melakukan sesuatu? hal ini mirip kayak begitu. bedanya, hal ini menyangkut orang-orang di sekitar gw. saat gw tidak bisa melakukan sesuatu ketika gw seharusnya bisa berbuat sesuatu. saat orang-orang di sekitar gw dalam keadaan membutuhkan bantuan dan gw tidak bisa melakukan apa-apa. the moment that the people i should have even fought to protect were in pinch, and yet i couldn’t do anything. really, it agonizes me.

i might have hated myself for not being able to do anything. seharusnya gw bisa melakukan sesuatu. dan akhirnya? gw tidak bisa melakukan apa-apa. di saat gw ingin -harus- melakukan sesuatu, gw nggak bisa melakukan apa-apa. dan hal ini membuat gw muak dengan diri sendiri.

dan tentu saja, menghajar sansak yang ada di ruang senat sampai tangan gw perih dan berbekas merah, bahkan sampai dilihat beberapa orang yang kemudian bertanya ‘lo kenapa, sih?’, nggak akan bisa mengubah keadaan. tentu saja, kadang gw berharap bahwa gw bisa melakukan sesuatu yang tepat. untuk orang-orang yang ada di sekitar gw. for the people i want to protect.

but, even with all the regrets, i could never change the past. that i was not that strong. that i could not do anything for them when they need it the most. i’m… such a failure, perhaps.

…bingung? sudahlah. it’s okay not to understand. just… perhaps i have to apologize for many things. kepada orang-orang yang mungkin merasa terganggu. honestly, i wish that i were alone, so that i won’t disturb anyone.

there were no tears. never. no matter how bitter it was, i have promised not to shed my tears anymore. it’s a promise that shall never be broken, no matter what.

shattered wish

sekali ini, izinkan gw ‘nyampah’ di sini.

i hate lies. at any cost. at any reason. yah, mungkin nggak bisa dibilang ‘at any cost’ atau ‘at any reason’ juga, sih. tentu saja ada keadaan-keadaan tertentu di mana berbohong dapat dikatakan sebagai tindakan yang ‘benar’. hal ini mencakup keadaan darurat, misalnya di mana kalau orang tidak berbohong, maka seseorang lain akan dibunuh. atau misalnya kalau ada sesuatu yang lebih penting yang harus dilindungi, dan orang tidak punya pilihan lain kecuali berbohong. kalau alasannya seperti itu sih nggak ada masalah. tapi, menurut gw, kalau alasannya adalah selain dari yang telah gw sebutkan di atas, maka hal itu sudah termasuk hal yang sangat-sangat gw benci. ok, untuk selanjutnya, mari kita batasi ‘kebohongan’ dalam tulisan ini pada keadaan-keadaan di luar ekstrem yang telah gw sebutkan tadi.

kenapa orang berbohong? jawabannya bisa macam-macam. mungkin karena takut. mungkin karena ingin terlihat kuat. mungkin karena ketidaksengajaan. mungkin karena tidak ingin menyakiti orang lain. mungkin juga karena dengan sengaja ingin membuat orang lain menderita. macam-macam, deh. dan masalah ini termasuk salah satu pertanyaan (dari banyak, banyak sekali pertanyaan gw) mengenai manusia yang sampai sekarang belum berhasil gw pahami sepenuhnya.

and once in my life, i have been through that.

i really hate lies. even a white lie. gw sangat membenci keadaan di mana gw dibohongi. rasanya seperti ada seseorang yang dengan sengaja mempermainkan gw, dan menertawakan penderitaan gw begitu gw mengetahui kebenarannya. bagus. biarkan saja cowok menyedihkan-dan-tidak-bisa-apa-apa ini menderita. nggak ada masalah, kan? siapa yang peduli? hebat.

kadang sakit sekali untuk menerima kenyataan. apalagi setelah seseorang berharap banyak. terlalu banyak, malah. tapi dengan segala sakit dan sedih itu, gw benar-benar muak ketika gw tahu bahwa selama ini gw cuma ‘dibiarkan tidak tahu’. bahwa selama ini gw dibohongi. ok, kenyataannya mungkin memang menyakitkan buat gw. lalu kenapa? i might get hurt when i learned about the truth, so what? why did i have to get hurt even worse for knowing that i have been lied all along? bagus. hebat. kalau mau bikin orang menderita, itu cara yang sangat bagus. simpan kenyataan yang menyakitkan, dan biarkan sampai orang-yang-menyedihkan ini tahu kebenarannya. ada dua keuntungan. satu, someone will get hurt for knowing the truth. dua, someone will get hurt even worse for knowing that he has been lied all along. hebat. that’s a double-blow.

someone told me that no matter how close we are to someone, no matter how much we trust someone, there is no one we can trust with all our hearts. i used to believe that. back then, many things happened, and i learned that i might be wrong. that i should try to believe once again. maybe…

unfortunately, i was (hurtfully) right. there are no such things. just when i tried to believe, my wish were shattered. with the childish look that i keep on losing in my eyes, i was wishing. and now, it shattered within the clench of my fist. a wish that will never reach. a wish that i should have thrown away long ago.