belajar mengenai arti memaafkan

it hurts to be hated by someone we used to love. but, the opposite is also true. to hate someone we used to love also hurts, no matter how you look at it.

___

sebelumnya, gw menyatakan bahwa saat ini gw tidak merasa memiliki masalah dengan siapapun, baik di csui04 maupun di luar komunitas csui04. meskipun demikian, mungkin ada beberapa dari hal-hal yang akan gw tulis di sini yang ‘potensial menyinggung’ perasaan orang yang membaca (apalagi kalau anda adalah orang yang ke-GR-an =) ) dan gw menegaskan bahwa hal tersebut sama sekali tidak ditujukan seperti itu.

(tuh kan bener… masa gw harus nulis beginian setiap kali?) whatever. silakan melanjutkan hanya setelah anda memahami pernyataan di atas.

di dunia ini, kadang gw melakukan hal-hal yang menyakiti orang lain. mungkin secara tidak sengaja atau tanpa sadar. mungkin sebagai ‘balasan’ terhadap orang-orang yang gw anggap telah menyakiti gw. mungkin juga apa yang tidak gw anggap sebagai ‘tindakan yang menyakitkan’ dianggap sebaliknya oleh orang lain. dan sejujurnya, untuk hal seperti itu gw berharap bahwa gw dimaafkan. untuk tindakan yang tidak gw maksudkan, namun di-‘salah persepsi’-kan oleh seseorang atau beberapa orang.

untuk tindakan-tindakan yang gw dengan jelas ‘tahu dan menyadari’ bahwa tindakan gw itu ‘tidak benar’, maka penyelesaiannya adalah dengan memohon maaf yang sebesar-besarnya, seraya berharap bahwa gw akan dimaafkan, dan bertekad bahwa hal tersebut tidak boleh terjadi lagi. dan gw berharap (dan selalu berusaha) untuk selalu bisa melakukan hal tersebut. tapi, bagaimana dengan kesalahan yang gw lakukan ‘tanpa sadar dan tanpa dimaksudkan’? masalahnya, gw tidak pernah benar-benar tahu, mana tindakan gw yang di-‘salah persepsi’-kan, dan mana yang tidak. nah lho. jadi, kalau ada yang seperti itu, gw berharap bisa dibicarakan, atau kalaupun memang hal tersebut tidak akan (atau tidak ingin) dibicarakan, gw berharap gw dimaafkan.

di dunia ini, kadang gw merasa bahwa orang lain melakukan tindakan yang menyakiti gw. mungkin mereka melakukannya dengan sengaja. mungkin mereka sama sekali tidak meniatkan untuk menyakiti gw. mungkin juga gw cuma ‘salah persepsi dan merasa tersakiti’. mungkin juga sebagai ‘balasan’ atas tindakan yang sama sekali tidak gw niatkan untuk menyakiti orang lain. mungkin saja. ada banyak sekali kemungkinan.

tapi gw pikir, gw bisa saja menyatakan ‘i don’t care‘ seperti yang biasa gw bilang. atau membiarkan dan terus melanjutkan perasaan saling membenci dan memusuhi yang ada. gw pikir begitu. tapi tidak bisa, kan? yah, mungkin beberapa orang bisa. gw tidak merasa demikian. hidup gw ini sudah cukup berat, dan gw malas menambah berat hidup gw dengan membenci dan memusuhi orang tanpa sebab yang jelas. nggak usah begitu, deh. membenci dan memusuhi orang itu bukanlah sesuatu yang enak, tidak peduli apapun alasannya. yah, kecuali kalau anda sebegitu antisosialnya, mungkin anda akan berseberangan pendapat dengan saya =). untuk kasus yang seperti itu, gw rasa gw bisa bilang ‘i don’t care‘.

gw pikir, gw tidak ingin lagi membenci siapapun. tidak kepada orang-orang yang memang sama sekali tidak berniat menyakiti gw. tidak juga kepada orang-orang yang mungkin layak gw benci. tidak juga kepada orang-orang yang mungkin dengan sengaja membuat gw menderita di masa lalu. tidak juga kepada orang-orang yang mungkin telah berbohong dengan sangat telak dan melukai kepercayaan gw. tidak juga kepada orang-orang yang mungkin membenci gw karena kesalahan yang gw lakukan, sadar atau tidak. gw tidak ingin lagi membenci siapapun.

dan mungkin, langkah pertama yang bisa (dan harus) gw ambil adalah belajar untuk memaafkan. belajar? yah. belajar. gw tidak akan cukup sombong dengan mengatakan bahwa ‘memaafkan orang lain itu hal yang mudah dan gampang dilakukan’. dalam beberapa hal, proses memaafkan bisa seperti membuka luka lama, lalu mencoba mengobati dan menutupnya. kadang-kadang sakit. (pernah terluka karena jatuh? terus coba kasih alkohol… =) ). kadang malah kita terlalu takut untuk merasa sakit, dan memilih untuk tidak mengobati luka tersebut. tapi tidak bisa begitu, kan? setidaknya, menurut gw tidak bisa begitu. dan proses memaafkan akan selalu, selalu melibatkan saat-saat yang berat dan kadang menyakitkan.

mungkin gw terlalu banyak ngomong hal yang sok-bagus dan sok-bijaksana dari tadi. tapi gw rasa, gw bisa mengatakan hal ini, sekarang.

gw menganggap bahwa gw sudah tidak mempermasalahkan apapun terhadap siapapun, yang gw anggap pernah melakukan kesalahan kepada gw, baik secara sadar atau tidak sadar, langsung maupun tidak langsung. mungkin juga sebenarnya hal tersebut bukanlah ‘kesalahan’, dan hanya gw yang ‘salah persepsi dan merasa tersakiti’. mungkin juga ada kata-kata yang gw anggap sebagai ‘menyakitkan’, atau tindakan-tindakan yang gw anggap sebagai ‘rendah’, gw berharap bahwa hal tersebut tidak perlu terjadi lagi.

mungkin bisa dipersingkat.

gw sudah memaafkan siapapun yang gw anggap pernah menyakiti gw, dan meskipun gw menganggap bahwa ada beberapa tindakan yang ‘tidak seharusnya’ (dan gw tetap berpandangan demikian), gw sudah memaafkan, dan gw mengharapkan hal tersebut tidak akan pernah terjadi lagi.

i don’t want to hate nor to be hated. if you want to, don’t ask me then.

___

note:

terima kasih untuk seorang rekanku yang telah mencoba mengajarkan arti ‘mempercayai’, ‘memaafkan’, dan ‘tersenyum’. you know who you are.

suzuka

Suzuka adalah salah satu judul manga yang menurut gw ‘cukup menarik’… tapi sayangnya, gw baru tahu belakangan bahwa ternyata ada beberapa (banyak?) orang rekan yang ternyata juga cukup tertarik mengikuti perkembangan manga yang satu ini.

jadi begini. ceritanya, dulu gw nggak tahu bahwa ada manga yang (menurut gw) bagus berjudul Suzuka. belakangan, gw menemukan bahwa serial ini ternyata merupakan salah satu scanslations project yang cukup menarik… namun meskipun demikian, tampaknya sejauh ini serial ini belum di-license di tanah air.

belakangan, gw baru tahu bahwa ternyata beberapa orang berpendapat bahwa serial ini cukup menarik, jadi… yah, ternyata bukan selera gw yang aneh. sebenarnya sih, tanpa dibilang begitu juga gw sudah tahu bahwa selera gw itu bagus… *alah*

OK, cukup basa-basinya.

Akitsuki Yamato adalah seorang anak SMU yang baru pindah ke Tokyo dari pinggiran Hiroshima. di Tokyo, dia tinggal di tempat bibinya, yang juga merangkap apartemen dan pemandian umum. tetangga sebelah kamarnya adalah Asahina Suzuka, seorang cewek high-jumper (lompat tinggi, atletik) yang bergabung di klub atletik di sekolah yang sama dengan Yamato.

belakangan, Yamato yang juga seorang sprinter memutuskan untuk bergabung ke klub track-and-field (mungkin lebih tepat kalau disebut ‘klub atletik’, yah =P ) di sekolahnya. tidak ada masalah, kecuali satu hal: anak ini jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Suzuka, sejak pertama kali melihatnya ketika baru datang ke Tokyo…

Suzuka adalah manga dengan genre sports, romance, dan school-life yang bisa dibilang menggunakan pendekatan yang cukup ‘realistis’. jadi tidak seperti Ichigo 100% atau Love Hina, yang kadang (menurut gw) agak terlalu jauh dari kenyataan, storyline-nya tidak aneh-aneh, namun meskipun demikian serial ini tetap tidak kehilangan greget dari sisi storyline.

yang jelas, kalau anda mencari serial romance dengan pendekatan yang ‘tidak aneh-aneh’, Suzuka bisa jadi pilihan yang cukup baik. tidak ada cara PDKT yang ‘ajaib’, tidak ada serombongan cewek yang menggoda tokoh utama (memangnya Love Hina? =P ), dan apapun yang tidak masuk akal.

bisa dikatakan bahwa pendekatan yang dipakai mirip Salad Days, hanya saja cerita yang ditampilkan lebih berfokus kepada pasangan Yamato-Suzuka, ditambah nuansa sports yang ditampilkan. kegiatan klub, pertandingan, termasuk interhigh mendapat porsi yang lumayan besar dalam serial ini.

manga ini ditulis oleh Kouji Seo, yang karyanya dapat dinikmati oleh pecinta manga di tanah air melalui serial CROSS+OVER yang diterbitkan di majalah-komik Shonen Magz. gaya yang digunakan tidak jauh berbeda, meskipun dari segi tema ada perbedaan bahwa Suzuka lebih fokus ke romance, sedangkan CROSS+OVER lebih fokus ke sports.

penggambaran karakter lumayan bagus, dengan proporsi yang juga cukup baik. yah, kalau anda memperhatikan serial CROSS+OVER, gaya gambarnya kira-kira seperti itu. (iyalah, yang bikin kan sama =P )

desain karakternya cukup bagus, walaupun tidak terlalu istimewa. Yamato digambarkan sebagai seorang cowok yang kadang agak ragu-ragu, walaupun belakangan terlihat lebih decisive. bagus sih begitu. desain dari karakter Suzuka digambarkan sebagai seorang cewek yang perfeksionis dan kadang-kadang dingin… meskipun sebenarnya dia ini kadang-kadang melankolis juga. beberapa karakter lain didesain dengan cukup rapi.

apa lagi yah? penggambaran konflik cukup baik, demikian juga character development. ada beberapa adegan yang menurut gw sangat memorable (gw tadinya mau nulis, tapi nanti jadi spoiler… nggak jadi deh =) ), digambarkan dengan bahkan lebih baik dibandingkan versi anime-nya.

oh. iya. Suzuka juga dibuat versi anime-nya, hanya saja anime-nya cuma meng-cover sampai chapter 72. manga-nya sendiri masih berlanjut setelah itu (sampai saat ini sudah chapter 104), dan masih running di negara asalnya, diterbitkan di majalah-komik Shonen Magazine.

akhirnya, Suzuka adalah manga yang cukup menarik… tapi hal ini tergantung selera, sih. kalau anda lebih suka serial seperti Ichigo 100% atau Love Hina atau sejenisnya, mungkin anda tidak akan tertarik dengan Suzuka. meskipun demikian, untuk anda penggemar Salad Days dan lebih menyukai pendekatan yang realistis dalam penggambaran manga dengan genre romance, ada baiknya anda mencoba manga yang satu ini.

a GSD fanfic… not by me

buat penggemar/penonton seri anime Gundam SEED dan Gundam SEED Destiny, take a look at this.

image ini dibuat dengan beberapa potongan adegan dari anime Gundam SEED Destiny, dibuat dalam format GIF. pembuatan dengan Adobe ImageReady. di-compile terakhir kali di A-R-M-S- 05/26/2006, 17:21:14.

IMO, cukup kreatif… =P

copyright of this file by HQM, all rights reserved. uploaded with permission.

sekedar mengingatkan, image ini mungkin akan di-delete dalam waktu beberapa minggu (tentatif).

spending a day off

kemarin, gw menghabiskan waktu dengan jalan-jalan ke toko buku. sebenarnya nggak ada yang istimewa amat, karena disebabkan oleh sesuatu hal (baca: alasan finansial =P ) nggak ada sebuah pun buku yang gw beli. tapi setidaknya, ada beberapa buku yang bisa gw pinjam… (yah, hidup mahasiswa =) ). lengkapnya sebagai berikut.

gw sedang jalan-jalan ke salah satu toko buku di jakarta, yang katanya cukup lengkap. dan biasa, kalau gw jalan-jalan ke toko buku, gw akan lebih sering membolak-balik cover buku (untuk melihat sinopsis atau ringkasan bahasannya) daripada memutuskan untuk membeli. dan sebenarnya sih, ada beberapa buku yang ingin sekali gw baca (berhubung bahasannya menurut gw menarik, dan beberapa yang lain memang juga menarik minat gw), tapi lagi-lagi karena suatu alasan (baca: alasan finansial -lagi- =P ) gw berakhir dengan keadaan ‘belum bisa memiliki buku tersebut’.

OK. jadi ada beberapa buku yang gw lihat.

komik. nggak terlalu tertarik, soalnya nggak ada komik baru yang sedang gw baca saat ini. ada beberapa komik shoujo (nggak doyan, tapi kalau ada dibaca juga), komik shounen (gw suka baca dan pinjam punya orang), dan komik amerika (wolverine? justice league? the avengers? ada…). semua dari kategori yang cukup sering gw baca dan amati. tapi sayangnya, nggak ada yang benar-benar menarik minat gw.

novel. Da Vinci Code dengan desain sampul baru pasca produksi film layar lebarnya. nggak tertarik, sudah pernah baca. lagipula menurut gw agak mengecewakan… (ini subjektif sih). Chronicles of Narnia. hm. kayaknya seru. tapi terlalu fantasi. nggak doyan. Eldest (sekuelnya Eragon) sempat gw lirik. yah, mungkin kapan-kapan. beberapa chicklit. salah satunya bercerita tentang seorang cewek tomboy dan cowok sok-cool tapi sengak… langsung lewat tanpa gw baca lebih lanjut. hm. nggak ada yang menarik minat. Digital Fortress-nya Dan Brown sempat gw lirik, tapi seorang rekan gw menyatakan bahwa dia ‘tidak merekomendasikan judul tersebut’. yah. sudahlah.

psikologi. Why Men Don’t Listen and Why Women Can’t Read Map (semoga gw nggak salah ingat judulnya) menurut gw cukup menarik. bolak-balik halamannya sebentar, dan gw mendapat beberapa pengetahuan gratis mengenai psikologi cowok dan psikologi cewek. lumayan bagus, sepertinya. gw berencana meminjam kalau ada yang punya. mungkin juga beli sendiri kalau sudah punya cukup uang (sekarang sih belum =( ). ada lagi. sebuah buku berjudul Blink. intinya membahas mengenai bagaimana pikiran manusia memproses informasi ketika diekspos kepada sesuatu yang ‘baru’ pada detik-detik pertama. sebenarnya yang ini menarik minat gw. gw nggak beli, tapi ternyata sudah dibelikan sama orang lain.. *thank you very much…* =)

sejarah. ada sebuah buku yang membahas mengenai bagaimana ‘demokrasi melahirkan kediktatoran’. sayangnya, gw lupa judul persisnya apa. membahas contoh-contoh seperti Hitler, Napoleon, dan Soekarno. cukup menarik. gw sempat baca-baca sebentar. tapi nggak jadi beli juga, sih. ada lagi buku yang membahas mengenai kejahatan perang. sayangnya, gw juga nggak ingat judul lengkapnya. kalau nggak salah ‘20 orang … (lupa lanjutannya)’ atau seperti itulah. membahas bagaimana pertentangan ideologi harus dibayar dengan nyawa ribuan prajurit, dan lebih parah lagi: puluhan ribu nyawa warga sipil. sempat buka-buka sebentar. contoh tokoh-tokoh yang ada di antaranya Mussolini, Hitler, dan Milosevic.

terakhir. literatur. ini bagian kesukaan gw. biasanya gw tertarik dengan bahasan yang berkaitan dengan sejarah, atau kajian lintas agama yang berhubungan dengan sejarah, dari sisi akademisi. untuk yang terakhir ini contohnya misalnya A History of God-nya Karen Armstrong (diterjemahkan dalam bahasa Indonesia: Sejarah Tuhan). beliau ini adalah salah seorang penulis yang memfokuskan bahasannya kepada pembahasan mengenai agama Judeo-Christian: Islam, Kristen, dan Yahudi. salah satu kelebihannya adalah akurasi dan keberimbangan dalam menulis mengenai ketiga agama tersebut, dalam tulisan yang mudah dimengerti.

ada buku Battle for Gods tulisan Karen Armstrong (diterjemahkan: Berperang Demi Tuhan) yang mengingatkan gw bahwa gw dari dulu ingin sekali membacanya secara lengkap (tapi karena kesibukan, jadi… tahu sendiri-lah =P ). yah, sudahlah. mungkin gw akan pinjam dari salah seorang rekan gw. atau, ada yang mau meminjamkan kepada gw? gw bersedia menerima pinjaman dengan tangan terbuka… dan janji untuk mengembalikan buku tersebut dalam keadaan utuh seutuh-utuhnya =).

ada lagi sebuah buku berjudul The Crusade; Islamic Perspective tulisan Carole Hillenbrand (diterjemahkan: Perang Salib: Sudut Pandang Islam). beliau ini adalah salah seorang guru besar dan sejarawan dari University of Edinburgh. menurut gw hal ini cukup menarik mengingat selama ini pembahasan mengenai Perang Salib selalu (atau sangat banyak) didasarkan pada perspektif Barat (atau baca: Eropa). silakan lihat literatur yang banyak beredar saat ini kalau nggak percaya. dan akhirnya, (bagusnya) buku tersebut dibeli oleh seseorang yang dengan senang hati bersedia meminjamkannya kepada gw… *terimakasih banyak juga* (hidup mahasiswa! =P)

begitulah. akhirnya, gw nggak beli apa-apa. tapi setidaknya, gw melihat ada beberapa buku yang akan jadi ‘incaran’ gw untuk kunjungan berikutnya… dan meminjam ke beberapa orang tentunya. setidaknya, sesuatu tidak sia-sia.

diamonds in my heart

sekarang jam 0101, dan gw sedang menulis di sini (iyalah). nggak, sih. sebenarnya lebih tepat kalau dikatakan ‘tiba-tiba gw ingin menulis’. yah, begitulah pokoknya.

anyway, sekarang ini gw sedang mendengarkan lagu ‘Diamonds in My Heart’ yang jadi ED theme dari sebuah game yang berjudul ‘Chocobo Racing’. dulu game ini dirilis di konsol Sony PSX. ada yang pernah main? really, it feels nostalgic to listen to the song. how long has it been? 7 years? 8 years? sudah lama banget, deh.

sebenarnya, dimulai dari beberapa hari yang lalu. seorang rekan gw yang bernama Wahyu Mirza (aka Wahyu, atau ‘Why’ juga boleh) bertanya ke gw apakah gw punya lagu tersebut dalam format mp3. gw punya. dan jadilah file tersebut di-copy, dan sekarang gw sedang mendengarkannya kembali setelah sekian lama. and it really brings back memories. berikut potongan dari lagunya.

i still remember the days
when we had a long, long time to share
until I saw you there
looking as tired as I used to feel

hello, I said unsurely
you smiled a little shyly
soon we knew we would go on
together on a journey to our dreams

hand in hand, forever and far more
we would run, we’d never have enough
didn’t even care to ask
how far away from home
we’d have to go

on and on, the hours tick away
so the memories can go astray
oh i miss the never-ending road
and sure
i’d rather be with you

sweet summer breeze,
or autumn leaves,
move in the sky

and blooming flowers of spring,
friends and their laughter,
precious and kind,
let all shine like diamonds in my heart….

-Vicki Bell-
-Diamonds in My Heart-

oh. iya. ini pesan dari yud1 untuk seseorang:

begin:

i’m missing the old days. do you?

:end

perhatian: anak csui04 dilarang ke-GR-an =P

…maksud gw, itu bukan untuk anak csui04.

~santai =)

seeing over things

sebelumnya, tulisan ini (lagi-lagi) tidak ditujukan untuk menyinggung atau mendiskreditkan orang lain… (capek juga nulis begini terus, apa gw harus bikin ‘Acknowledgement’ yah? di bawah ‘License’, mungkin? =P ). whatever. kalau anda mau tahu, kutipan berikut benar-benar terjadi, tapi telah dimodifikasi sedikit pada beberapa bagian. jadi, bukan direkayasa untuk kepentingan tertentu.

ngomong-ngomong, gw rasa gw bakal malas kalau harus selalu menulis hal-hal di atas untuk setiap tulisan gw yang berhubungan dengan psikologi manusia… *doh* mungkin benar bahwa gw perlu bikin ‘Acknowledgement’. yah. mungkin akan gw pikirkan nanti.

ada sebuah percakapan antara seorang anak dengan ayahnya.

“ayah!” kata seorang anak memanggil ayahnya. si anak ini tampaknya sedang emosi tinggi.

“..ya?”

“kenapa… kenapa ayah selalu melarangku begini-dan-begitu?! kenapa?! ayah bilang bahwa ayah sayang padaku, bahwa ayah tidak ingin aku terluka, tapi kenapa?! ayah tahu, ayah itu terlalu kolot!”

wah. anak ini agak kurang ajar, rupanya. tapi si ayah diam saja. baru kemudian menjawab.

“nak, kalau kamu bertanya ‘kenapa’, sesungguhnya dalam omonganmu barusan itu, kamu sudah menemukan jawabannya.”

dan memang begitulah adanya. jawaban dari pertanyaan si anak ada di pertanyaannya sendiri.

menarik kalau gw ingat lagi kutipan ini. betapa sebenarnya, kadang manusia terlalu sibuk untuk mencari apa yang mereka anggap sebagai ‘jawaban’, padahal mereka (mungkin tanpa menyadari) telah mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut. misalnya si anak dalam contoh tadi. dan kadang, manusia dengan mudah menyangkal apa yang telah mereka ketahui. mungkin untuk mendapatkan ‘rasa aman’. mungkin untuk menjaga ‘perasaan superior’. banyak, deh.

dan ada lagi sebuah variabel yang bernama ’emosi’. variabel yang bisa sangat menentukan dalam proses ‘melihat atau tidak melihat’. gw pernah ketemu orang seperti ini. catat: bukan anak csui04. gw malas disalahpahami kalau ada orang ke-GR-an.

jadi begini. orang tersebut ceritanya (karena sesuatu hal, mungkin salah gw juga, sih. sayangnya gw nggak merasa bersalah waktu itu) sedang dalam keadaan bisa dibilang ‘marah’ kepada gw. kenapa? yah, begitulah. hal yang susah dimengerti, kadang-kadang. dan selama beberapa saat (‘saat’ ini relatif, yah =P ), gw harus ‘bertahan’ dengan emosi yang tidak nyaman karena diberi attitude yang tahu-sendiri. tapi saat itu gw nggak merasa bersalah, sih. dan biasanya, orang-orang jenis ini nggak akan mau atau bisa berpikir kalau emosinya sudah menguasai. begitulah.

belakangan (‘belakangan’ yang lama, sebenarnya =( ), orang ini sudah agak tenang. lalu gw coba mengobrol pelan-pelan. masalahnya apa sih? oh, begini. oh. begitu. terus? oh. iya. maaf deh. gw nggak bermaksud kayak begitu. oh. iya.

dan ternyata, sebenarnya dia ini dalam keadaan yang ‘kalau lagi normal’ nggak akan marah karena keadaan seperti itu. masalahnya, dia memang lagi banyak tekanan saat itu, jadi… yah begitulah. bagaimanapun, gw harus minta maaf juga, sih. dan belakangan (yang jauuh lagi =) ) gw mengetahui bahwa saat itu dia sebenarnya berpikir bahwa ‘dia bisa memahami alasan gw berbuat begitu, tapi saat itu dia nggak peduli’. hm. rumit juga.

yah. sudahlah. akhirnya masalahnya selesai juga, sih. tapi gw belajar satu hal lagi. manusia… kadang bisa melihat atau tidak melihat, tergantung kepada apa yang ingin mereka lihat. kenapa? entahlah. banyak alasan. mungkin untuk menjaga harga diri. mungkin untuk mempertahankan eksistensi. mungkin tidak ingin dianggap inferior. mungkin karena tidak ingin dianggap ‘kalah’. dan hal seperti ini sebenarnya adalah naluri dasar manusia, yang hampir pasti dimiliki manusia di seluruh dunia.

dan kadang, gw merasa bahwa gw tidak akan bisa memahami manusia sepenuhnya, sekalipun gw berusaha sekuat tenaga. jangankan orang lain, kadang gw juga susah memahami diri sendiri, kok… =P.

(an attempt to) historical view of quran

on her own blog, a friend of mine named mika has just written about how the quran (a book of ‘kitab’ in islam, or similarly resembles how bible is in christian) has not been changed, edited, nor forged for a long history of 14 centuries. this, however, is still less older than bible, yet it is interesting so that i will try to write about it here. special credit goes to her for the inspiration.

so that we (temporarily) come to a conclusion so that some of my muslim friends may say that unlike the bible, which is said to ‘have many versions which in some cases may have some contradiction’, quran is said to be genuine, and as some of my muslim friends would say ‘its genuineness is kept by Allah, the God Himself’. this, however, is not my opinion, and i am not trying to say that bible do contain some contradictions, since i do not possess enough knowledge to claim that, nor do i have read much enough part of the bible. yet, i am also not intending to start a debate of genuineness of both bible and quran, since i don’t possess complete-yet-thorough knowledge about either of them. however, this article is intended to view quran from the historical aspects.

the development of documentation of quran started immediately as Muhammad (the rasulullah, or can also be said as ‘messenger of Allah’) deceased. this, however was led by the thought that something were ‘has to be done’ in order to keep the spirit of genuine-and-authentic islam. the documentation process of quran was never widely spoken before the time, since the existence of ‘huffadz’ (huffadz is a plural noun of hafidz, which literally means ‘someone who memorize’. in this context, it refers to the muslims who memorize the contents of quran) and the presence of Muhammad himself as the messenger who brought the contents of quran to the people. yet, by the time, many of the huffadz were deceased during the war after the decease of Muhammad, and so it started the thought of starting a massive documentation towards quran.

the process of documentation itself was not a one-go-and-succesful. there were conflicts about dialects (Arabians have several different dialects so that would make some different interpretation), writings, and interpretations. this process of documentation were done in the period of ‘Khulafaur Rasyidin’ (which refers to the successors of Muhammad as a social leader among the community by the time). it was an extensive search and still, it has conflicts within the process. and in the end, there were only one single copy, while the other copies were destroyed, in order to ensure an only version of quran. this first copy were later to be copied and claimed as what now known as ‘the holy quran’ all over the world. however, such subject will be too long to write down in detail within an article, so that i will not write it down here.

however, the genuineness of quran is still to be considered ‘valid’ since, through centuries, there were always huffadz who memorize the contents over the time. this, apparently, has been given full support of many islamic councils in many countries, so that the effort to keep the genuineness valid is ensured. however, there were some cases of ‘attempt to forge’ or ‘some mistake on writing’, but many – if not all – of them were detected and corrected beforehand.

in the end, what made the quran only has minor change (if not to say no change) through many centuries was started by an extensive, yet thorough process of searching, investigating, and confirming the contents. and yet, for the rest, the contents has been kept to stick to the original contents: not even a letter has changed, and it is kept by muslims all over the world.

any comments, suggestions, or corrections are welcome.

special credit: mika
message: i’m using english this time =)

komputer itu ‘bego’

dulu, gw berpikir bahwa komputer adalah benda yang hebat.

betul. coba bayangkan, apa yang bisa dilakukan oleh komputer anda saat ini. memutar musik mp3? nonton film? memproses persamaan matematika yang rumit pakai Matlab? melakukan perhitungan rumit mengenai lighting dan shadow dalam 3D-model? main game dengan AI yang membuat anda kadang-kadang malah kalah dari komputer? silakan dilanjutkan.

tapi itu dulu. sekarang, gw menyadari sepenuhnya bahwa komputer itu ‘bego’. alias, dia hanya bisa melakukan apa yang diperintahkan oleh orang yang menyuruh dia. kalau orang yang memberi perintah itu jago, maka dia akan melakukan hal yang baik. kalau tidak? dia bahkan tidak akan bertindak untuk mengingatkan. parah deh.

beberapa hari yang lalu gw mengikuti IPSC. IPSC ini kepanjangannya adalah Internet Problem Solving Contest, sebuah kontes adu jago di bidang menyelesaikan masalah, khususnya dengan menggunakan komputer. dengan kata lain, proses menyuruh komputer untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. peserta dibagi dalam tim. waktu itu gw berada dalam tim yang sama dengan Daniel Albert dan Abdul Arfan, dua orang rekan gw yang bisa dibilang ‘tertarik dan jago’ dalam programming. gw? gw hanya ‘tertarik’. ‘jago’? gw sama sekali nggak merasa jago. berusaha untuk ke arah situ sih iya. ya sudahlah, kira-kira seperti itu.

waktu itu, Arfan datang ke tempat gw dan bilang begini.

“yud, IPSC! sekarang!”

“hah? jam 8 kan?”

“bukan, tapi jam 7!”

dan saat itu jam 1912 kalau nggak salah. gw langsung online dari hotspot dan membaca soal. soal A.

“lho? ini kan gampang. cuma bagi-bagi permen, terus di-modulo n…”

“masa? cek lagi!”

“… iya, benar kok. coba aja.”

akhirnya kami turun ke lab 1101-03 dan mengambil komputer di baris paling depan. Arfan yang coding. tuh, benar, kan. e-mail kiriman ‘correct answer‘ untuk easy input dan hard input muncul beberapa saat kemudian. lanjut. pertanyaan B. pertanyaan ini mengenai ‘distribusi rasa senang’. yah, kalau bingung, silakan lihat sendiri contoh soalnya di website resmi IPSC.

gw coba coding. lho? kok salah? apa algoritma gw salah? coba lagi. salah lagi. ganti algoritma. salah lagi. apa gw salah algoritma lagi? tapi apa iya…

“bert, coba deh kerjain yang ini. menurut gw algoritma-nya itu… (begini-dan-begitu). apa gw salah algo, yah?”

dia bilang bahwa algo gw masuk akal. dan dia coba coding. kirim jawaban lagi. eh, salah. waduh.

dan gw masih mencoba memahami cara mengerjakan soal B untuk beberapa lama. dan akhirnya menyerah. pindah ke soal lain.

tapi gw kemudian mengetahui bahwa algoritma yang gw pakai ternyata ada celahnya, yaitu bahwa algoritma tersebut akan menghasilkan output yang berbeda untuk urutan data yang berbeda. sebenarnya sih Albert yang menemukan. tapi waktunya sudah terlalu sempit, dan nggak ada yang kepikiran algoritma lain.

selanjutnya terjadi beberapa hal, dan akhirnya tim kami berhasil mendapatkan beberapa poin hasil dari jawaban benar terhadap beberapa soal. perlombaan selesai jam 0000.

begitulah. akhirnya IPSC 2006 berakhir. terima kasih untuk rekan-rekan satu tim gw atas bantuannya kali ini.

dan tahukah anda? sekarang gw semakin percaya bahwa komputer adalah benda yang ‘bego’. padahal, kalau orang disuruh melakukan hal seperti soal B, besar kemungkinan orang tersebut akan bisa menemukan jawaban yang tepat dalam waktu relatif singkat. mungkin dalam beberapa kasus akan agak lama, tapi gw tetap berpendapat bahwa komputer itu ‘lebih bego’.

dan gw berharap (dan selalu berusaha agar) gw bisa lebih jago lagi dalam bidang programming dibandingkan saat ini.

‘tidak biasa’ di hari ini

masih ingat tulisan gw yang judulnya ‘school rumble: nigakki!’ ?

ada kejadian yang ‘tidak biasa’ hari ini.

tadi gw sedang mengecek e-mail gw yang ada di Gmail. tiba-tiba, ada dua mail yang baru masuk. subject-nya: [shards of memories] Please moderate: “school rumble: nigakki!” gw agak heran karena sudah agak lama gw menulis review anime tersebut. gw pikir ada apa…

ternyata, mereka melakukan comment di post gw yang bersangkutan. lho? rasanya gw nggak kenal pemilik nickname ini.. yah, jadi gw anggap kenalan, sih. menarik juga bahwa ada pemerhati dan penonton fansub anime yang mau mengunjungi website sederhana ini… *doh*. yah, akhirnya gw menanggapi comment yang ada. ada juga koreksi yang dilakukan. terima kasih atas masukannya. nice to meet you, guys. yoroshiku!

OK. tapi belum selesai. gw bingung dari mana mereka mendapatkan alamat website gw ini. maka gw pun (coba-coba) menyelidiki. dan menemukan jawabannya dengan cepat. apa? Google. gw mencoba mengetikkan entry “school rumble nigakki”. dan? shards of memories » Blog Archive » school rumble: nigakki! ada di paling atas. di nomor dua, www.school-rumble.net. wah. ternyata website gw lebih populer dari official website-nya di Google! kok bisa, ya?

hm. jadi kepikiran juga, sih. kayaknya sudah agak lama gw nggak menulis review lagi. mungkin nanti.

…yah, soalnya masih masa UAS sekarang *doh*

license

adakah yang menyadari, bahwa ada sesuatu yang berubah di website ini?

efektif mulai tanggal 22 Mei 2006, anda diharapkan telah mengetahui dan menyetujui sebuah lisensi dari penggunaan website ini sebelum anda melakukan browsing terhadap content dari website ini.

lisensi selengkapnya dapat dibaca di bagian sidebar dari website ini, di bawah kategori ‘License’. perhatikan bahwa dengan menggunakan hak anda untuk melakukan browsing terhadap content dari website ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka anda telah menyatakan persetujuan anda terhadap lisensi tersebut.

untuk selanjutnya, diasumsikan bahwa anda semua telah mengetahui dan menyetujui lisensi tersebut sebelum melakukan browsing terhadap content dari website ini.

regards,

yud1