hidupku ini…

…kadang sulit dimengerti.

benar deh. misalnya saat ini. sekarang ini gw sedang di ruang senat Fasilkom, dan masih ngantuk gara-gara nyaris nggak tidur semalam. yah. setidaknya sekarang gw sudah tidur paling tidak 2,5 jam, dan -bagusnya- sudah terasa jauh lebih baik dibanding tadi.

jadi begini. dalam rangka menyelesaikan proyek Basis Data yang semakin mendekati deadline, beberapa (banyak) mahasiswa mem-propose untuk membiarkan lab 1101-1103 dibuka selama 24 jam pada tanggal 15-16 mei 2006. tujuannya? apa lagi kalau bukan mengerjakan proyek. biasanya, lab dibuka mulai jam 0900 dan ditutup jam 2100. tapi kemarin adalah perkecualian. lab dibuka mulai jam 0900, dan tetap dibuka sampai hari ini jam 0900. setelah itu, dilanjutkan jadwal biasa, di mana lab akan ditutup jam 2100. jadi, kira-kira ada 12 jam tambahan di mana para mahasiswa ini (termasuk gw) menginap di lab. dan bisa dibilang, hampir semua mahasiswa yang menginap mengalami jumlah tidur yang ‘kalaupun agak banyak, itu tidak sebanyak biasanya’. termasuk gw.

yah. hidup gw ini memang kadang sulit dimengerti. biasa hidup sebagai manusia nomaden (yang nyaris selalu siap disuruh pergi ke mana saja, dengan perlengkapan yang selalu ada di ransel), kadang gw merasa kalau hidup gw ini *agak* kurang sehat. iyalah, seorang cowok ‘normal’ biasanya selalu siap pulang ke rumah atau kos, walaupun hari sudah malam dari kampus. gw? pulang dari kampus jam 1900 aja sudah dibilang ‘pulang cepat’. kadang-kadang (atau sering?) gw malah nggak pulang. kalau nggak menginap di kampus, ya di tempat lain. nggak ada masalah, sebab baju ganti dan perlengkapan hampir selalu tersedia di ransel yang gw bawa ke mana-mana. ditambah, gw nggak punya komputer di kos -iyalah, pakai aja M-E-T-E-O-R-, laptop yang hampir selalu gw bawa ke mana-mana- mengakibatkan alasan gw untuk pulang ke kos semakin berkurang.

jadi ingat. dalam acara menginap kemarin (menginap? memangnya tidur? =P), seorang rekan gw di 2004 ngomong ke gw bahwa hidup gw itu… ‘sulit untuk seorang cewek’. hah? who cares, hidup gw ini sudah cukup berat, ngapain lagi nambahin masalah dengan ‘makhluk’ yang bernama ‘cewek’? gw ini sudah cukup menderita… eh, di kesempatan lain kemarin, rekan gw yang lain juga ngomongin hal yang sejenis. bedanya, kali ini topiknya adalah ‘pengertian yang tinggi itu perlu’. yah. gw sependapat. tapi ada angin apa ya, orang-orang ini ngomongin hal kayak begini?

iya deh, hidup gw ini mungkin memang sulit untuk seorang cewek. terus kenapa? gw sih nggak terlalu peduli. tapi, kalau ada seseorang yang mau dan bisa memahami hidup gw yang sulit dimengerti ini, gw rasa itu cukup bagus. tapi sayangnya, nggak ada tuh. lagipula, hal itu… bukanlah hal yang ingin gw pikirkan sekarang. i don’t (want to) care, though.

scars from a distant day

sebenarnya… ini adalah salah satu judul score (musik pengiring film) dari salah satu anime yang baru selesai gw tonton. musiknya simpel, cukup pakai piano saja. tapi berhubung diletakkan di adegan yang tepat, dan di-aransemen dengan lumayan baik pula, maka bagian ini jadi memorable di kepala gw selesai nonton. nggak tahu kalau orang lain, sih. hal kayak begini biasanya sifatnya relatif tergantung masing-masing individu.

dan bicara soal beban dari masa lalu, gw merasa score ini –baik judul maupun musiknya– telak-telak mengena. maksudnya.. yah, watching the series reminds me of myself a while back. tentang apa-apa yang telah gw jalani selama ini. and yet, i realize that i also have such things with me. scars. from the past.

katanya sih, luka hati itu mirip luka fisik. ada yang cepat sembuh. ada juga yang setelah sekian lama baru bisa sembuh. ada juga yang walaupun sembuh, tetapi meninggalkan bekas luka yang tidak bisa hilang. nggak sakit lagi, tetapi bekasnya nggak akan hilang. and yet, it has been, and will always be a part of myself.

entahlah. kadang gw merasa juga, bahwa walaupun gw sudah berusaha untuk bear with it, dan walaupun gw tahu luka kayak begitu ternyata sudah nggak sesakit itu lagi, tapi tetap saja, ketika gw melihat lagi, gw tahu bahwa gw nggak akan bisa lari dari hal tersebut. dari masa lalu, maksudnya. bahwa hal itu juga turut membentuk gw menjadi seperti sekarang. and it lies inside me. the memories. my own past.

nggak apa-apa, kok. sudah nggak sakit lagi. setidaknya, nggak sesakit dulu, biarpun kadang-kadang masih terasa… yah, gitu deh. but it’s not such things that i have to deny. itu.. bagian dari diri gw. yang nggak akan bisa hilang, bagaimanapun kerasnya gw mencoba menyangkal hal tersebut.