miscalculation of trajectory

kadang, dalam hidup ini terjadi sesuatu yang menyebalkan. maksudnya, misalnya saat-saat di mana kita yakin bahwa sesuatu akan berjalan lancar. eh, ternyata yang terjadi sebaliknya. dan kadang, hal menyebalkan sepeti ini terjadi karena sesuatu hal yang bernama ‘salah perhitungan’. parah deh.

jadi ceritanya, dalam beberapa hari ini akan ada rapat kerja kepengurusan senat yang baru (setelah evaluasi kepengurusan lama yang gw tulis kemarin). dan beberapa hari ini, terjadi beberapa… well, miscalculation yang menyebalkan. puncaknya sih hari kamis (22/6).

ceritanya dimulai beberapa hari yang lalu. sejak hari rabu (21/6) sampai kamis (22/6), ada acara sinkronisasi program kerja yang akan dilaksanakan oleh senat dalam satu masa kepengurusan ke depan. eh, iya. sebenarnya ‘senat’ ini sudah ganti nama menjadi ‘bem’ fasilkom, tapi gw tulis ‘senat’ aja, supaya nggak rancu sama bem ui. lagipula, gw lebih suka nama ‘senat’ daripada ‘bem’… =). yah, whatever. dan sebagai orang yang in charge untuk mempersiapkan program kerja (proker) dari departemen RDE (=Riset dan Edukasi), gw harus ikut rapat sinkronisasi. tapi bukan itu masalahnya.

jadi masalahnya. gw harus (sempat) berada di rumah sebelum raker (=rapat kerja) dimulai karena beberapa hal. yah, salah satunya sih mengambil beberapa perlengkapan, tapi bukan itu yang penting. hari rabu ada sinkronisasi, dan sampai jam 2000. gw mikir: gw bisa (1) menginap di kos (2) menginap di ruang senat (3) pulang ke rumah. oh. iya. gw juga harus mempersiapkan materi program kerja yang akan dibawa ke raker. coba kita pikirkan.

kalau (1), gw nggak bisa nonton pertandingan Belanda-Argentina di piala dunia. kalau (2), gw sudah cukup siap membawa baju ganti dan perlengkapan. kalau (3), selepas jam 2000, gw tahu persis bahwa bus yang ke arah Lebak Bulus sudah hampir (kalau nggak bisa dibilang) habis. nah lho. akhirnya, dengan segala pertimbangan untung-rugi, gw mengambil pilihan (2). (tapi kenapa… orang-orang baru pada mau nonton bareng besoknya di senat? T_T). gw-pun batal pulang.

nah. hari berikutnya. kamis (22/6) gw tahu persis bahwa gw harus balik ke rumah hari kamis malam. masalahnya? sinkronisasi kemungkinan bakal sampai lewat dari jam 2000, yang berarti gw terancam nggak bisa pulang. eh, bisa sih. tapi rute-nya nggak enak banget dibanding rute biasa yang lewat Lebak Bulus. waktu tempuh sampai ke rumah paling cepat 1 jam 40 menit. kalau lama? 2 jam bisa lewat. gw punya pilihan: (1) nggak usah pulang, langsung cabut ke raker (gak bisa! ini melanggar constraint pertama: gw harus pulang sebelum raker) atau (2) izin pulang (agak) cepat dari rapat sinkronisasi, yaitu antara jam 1930-1955. dengan catatan seluruh kewajiban gw (dan departemen RDE) sudah diselesaikan duluan.

kayaknya sih bakal lancar. rekan gw Yudi Ariawan yang jadi ketua senat merangkap pimpinan rapat mengatakan bahwa diusahakan rapat nggak akan sampai jam 2000, dan seharusnya sih bisa. bagus sih begitu. maka gw pun mengikuti rapat dengan tenang. eh. ada masalah lain. gw lupa memperhitungkan bahwa gw nggak akan sempat makan malam. wah. waktu istirahat yang cuma 30 menit (1800-1830) malah gw habiskan dengan browsing dan jalan-jalan nggak jelas (duh…).

dan akhirnya? rapat ternyata masih berlanjut, bahkan setelah jam gw menunjukkan jam 1950. wah. akhirnya, gw terpaksa izin. bagusnya kewajiban gw sudah selesai. dan gw harus balik ke rumah. jam 1957 (kalau nggak salah =P) gw berangkat (sori semuanya -_-‘) sambil mikir: parah-parahnya, sampai rumah baru jam 2200. dan gw belum makan malam. ada dua pilihan lagi: (1) makan malam dulu baru jalan (2) langsung cabut dan nggak mikir lagi. mau makan? kemungkinan besar gw nggak akan dapat bus… jadi gw pilih (2)

jadi? kelaparan di jalan, dan baru sampai rumah jam 2154. agak lebih cepat dari perkiraan. makan. akhirnya. melakukan apa yang harus gw lakukan. yah, harusnya sih beres jumat pagi, jadi gw bisa ikut raker dengan tenang.

sudah? belum! gw masih harus mempersiapkan materi mengenai proker yang akan dibahas di raker. dan gw mikir: kenapa nggak dari kemarin aja gw kerjain ini? padahal gw santai-santai sebelum pertandingan kemarin… yah. penyesalan memang datang belakangan. jangan ditiru, yah =).

dan sekarang nulis di sini.

tapi kalau gw pikirkan lagi, ternyata banyak sekali ‘hal-hal yang tidak perlu terjadi’. contohnya begini. seandainya gw pulang ke rumah di hari rabu, gw memang nggak akan nonton piala dunia. tapi gw nggak akan kelaparan di jalan (karena makan siang yang telat beberapa jam), dan gw bisa balik di hari kamis dan ikut rapat sinkronisasi sampai selesai. yah, mungkin gw akan tetap sampai di rumah jam 2130+, tapi setidaknya ada beberapa hal yang lebih efisien. dan seandainya gw sudah menyelesaikan materi proker yang harus dipersiapkan untuk raker sejak hari rabu kemarin (yang berarti gw nggak usah merancang materi hari ini), beban gw akan berkurang lagi. dan praktis, dengan demikian gw bisa lebih fokus terhadap apa-apa yang harus gw kerjakan di rumah.

…begitulah. kadang, kesalahan perhitungan yang ‘kecil’ bisa berdampak ‘besar’. well, mungkin tidak ‘besar’ amat, tapi yang jelas sih ‘agak menyebalkan’.

sekarang gw mengerti kenapa orang dengan kemampuan decision-making dicari di mana-mana.