mencintai dan kehilangan

“when people love something, they become weak. but it’s nothing to be ashamed of. only those who understand their weakness completely can become truly strong.”

-Tendou Souji-

ketika kita mencintai seseorang, kita menjadi lemah. itu benar. dan akan membuat kita semakin menderita ketika seseorang yang kita cintai begitu jauh dan tak teraih, atau ketika seseorang yang kita cintai meninggalkan kita. biasanya orang akan menderita karena hal seperti itu.

kalau dipikir-pikir, hal-hal seperti ini juga yang membuat gw agak-agak kurang concern soal beginian, tapi gw rasa gw sedang ingin menulis soal ini sekarang =)

kadang proses mencintai bisa menyakitkan. kadang proses yang menyakitkan bisa membuat orang tidak ingin lagi mencintai. kadang, hal seperti ini bisa membuat orang sangat ‘hancur, dan dalam beberapa kasus membuat orang ingin bunuh diri’. eh, ini beneran, lho. gw pernah ketemu dan melihat beberapa yang sampai kayak begini. menyedihkan, deh.

tapi itu bukanlah hal yang memalukan. maksud gw, proses mencintai adalah bagian dari hidup. mungkin kadang (atau sering?) kita akan merasakan sakit dan sedih yang kayaknya ‘betul-betul parah dan tidak tertahankan’ dalam proses ini. mungkin ketika kita kehilangan seseorang yang kita cintai, kita akan merasakan kesedihan yang tidak terkira. mungkin ketika kita menyadari bahwa ada orang-orang tertentu yang ‘hanya memanfaatkan perasaan kita’, kita akan merasakan perasaan ‘marah, sedih, dan muak’ yang luar biasa. mungkin…

tapi, hanya orang-orang yang mengerti kelemahan dirinya sepenuhnya yang bisa menjadi benar-benar kuat. dan kadang, ini menyangkut masalah ‘penerimaan’. maksudnya, menerima kenyataan. memaafkan diri sendiri. dan memaafkan orang lain. kadang, hal ini bisa begitu berat untuk dilakukan. apalagi dengan kenyataan bahwa kita adalah pihak yang (merasa) tersakiti. gw bukannya mau ngomong hal-hal yang sok-bagus dan sok-bijaksana di sini, tapi hal seperti itu memang kadang terasa benar-benar berat untuk dilakukan.

kadang, orang berpikir untuk ‘tidak ingin lagi mencintai’ setelah mengalami proses yang mungkin (sangat) menyakitkan dalam proses mencintai. kadang, orang berpikir bahwa ‘tidak apa-apa bersikap brengsek, karena semua orang sama saja’ setelah mengalami proses yang (lagi-lagi) mungkin (sangat) menyakitkan. kadang, orang berpikir ‘tidak apa-apa membenci orang yang dengan sengaja menyakiti kita’. banyak, deh.

dan hal-hal seperti ini juga yang membuat gw (sebenarnya) tidak (ingin) peduli terhadap hal-hal kayak begini. gw hanya berharap, ketika tiba saatnya nanti, gw bisa mencintai (dan dicintai) seseorang dengan sebaik-baiknya. tapi rasanya, masa-masa seperti itu masih jauuuh sekali =).

___

bukan pengalaman pribadi. setidaknya, bukan seluruhnya =)