hotspot that went cold

sebenarnya, ada beberapa alasan yang bisa membuat gw untuk datang ke kampus di hari libur seperti ini. rapat pengurus senat mahasiswa, misalnya. atau mempersiapkan materi training yang akan dilaksanakan hari Kamis besok untuk mahasiswa baru PPKB (dulu disebut dengan PMDK, jalur masuk kuliah tanpa SPMB) yang telah lebih dulu sampai di kampus dibandingkan rekan-rekan yang mengikuti SPMB. atau yang lain. banyak, deh.

dan salah satunya adalah internet gratis dengan menggunakan jaringan wireless Hotspot UI. alasan yang bagus untuk datang ke kampus. di mana lagi ada akses internet gratis 24 jam? jelas ini alasan yang bagus untuk datang ke kampus. apalagi dengan kenyataan bahwa M-E-T-E-O-R- (= laptopku tercinta =P ) dilengkapi oleh built-in Wireless Network Adapter, pokoknya asyik-lah. gw tinggal duduk di ruang senat dan langsung online

…tapi itu biasanya. hari-hari ini tidak.

jaringan wireless Hotspot UI hari ini tidak bisa diakses. hah? sejak kapan? sampai kapan? hanya angin yang membisu menjawab pertanyaan gw *halah*. yang jelas sih sudah beberapa hari ini hotspot tidak bisa diakses. yang berarti, akses internet hanya bisa diperoleh dari jaringan lokal non-wireless, yaitu lab kampus. oh. iya. dan komputer lain yang berada dalam jaringan. termasuk, komputer ruangan senat.

begitulah. bagusnya, ruang senat juga memiliki komputer yang terhubung ke jaringan kampus. jadi, sementara ini gw menulis entry ini dari komputer ruang senat yang sedang sepi setelah rapat selesai.

sayang juga, sebenarnya. biasanya gw menggunakan hotspot untuk banyak hal. bahkan dalam banyak kasus gw menggunakan hotspot sebagai pengganti lab 1101-03 yang biasanya penuh di hari-hari kuliah, apalagi menjelang deadline tugas =P.

tapi gw rasa, saat-saat seperti ini kehilangan hotspot belum begitu berpengaruh dalam kehidupan perkuliahan gw. mungkin nanti… ketika ada deadline tugas, lab penuh, dan hotspot mati. dan itu biasanya -agak- menyebalkan.

…sudahlah. setidaknya, gw hanya bisa menjalani apa-apa yang ada sekarang. yah, dan gw berharap semoga Hotspot UI bisa cepat online lagi.

…masak mau ganti nama jadi coldspot? gak mungkin, kan =)

one litre of tears

liburan ini, setelah dan selain beberapa hal yang gw kerjakan, gw mencoba menghabiskan waktu dengan nonton film dan drama. salah satunya adalah drama yang berjudul 1 LITRE no Namida (judul asli: 1 Rittoru no Namida, atau Ichi Rittoru no Namida), atau dikenal juga dengan sebutan 1 Litre of Tears. ini adalah salah satu J-Drama yang… kalau menurut seorang rekan gw, ‘buagus buanget’, dan disebutkan oleh rekan gw yang lain sebagai ‘wajib nonton’. begitulah pokoknya.

berawal sejak berminggu-minggu (eh… atau berbulan-bulan?) yang lalu, seorang rekan gw yang bernama miranti meminjamkan satu keping DVD yang berisi 11 episode drama ini dalam format DivX. namun, karena berbagai kesibukan *alah*, gw baru bisa menontonnya sampai complete minggu lalu. dan ternyata? nggak salah gw meminjam. space 3.90 GB di harddisk gw pun nggak sayang untuk menampung serial yang satu ini.

nah. cukup basa-basinya.

Ikeuchi Aya adalah seorang gadis berusia 15 tahun yang baru menjalani tahun pertamanya di SMU. meskipun demikian, kehidupannya yang seharusnya bahagia tersebut dirusak oleh sebuah penyakit bernama Spinocerebellar Degeneration Disease yang sedikit demi sedikit mengurangi fungsi motoriknya. penyakit ini menyerang otak kecil, dan mengakibatkan penderitanya sedikit-demi sedikit menjadi tidak bisa mengendalikan gerakan dan sering jatuh, serta kesulitan berjalan, makan, dan bicara. dan akhirnya, penderita akan mengalami kelumpuhan seluruh tubuh. Aya yang seharusnya sedang menghadapi masa-masa SMU yang paling bahagia dalam hidupnya, tiba-tiba harus menghadapi kenyataan yang kejam dengan penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini…

diangkat dari kisah nyata seorang wanita bernama Aya Kitou di Jepang, 1 LITRE no Namida adalah judul sebuah diary milik beliau yang dipublikasikan di Jepang. nah, versi drama ini adalah fiksi yang diangkat dari kisah nyata beliau. nama tokoh utamanya sendiri dibuat berbeda (Aya Ikeuchi, bukan Aya Kitou), walaupun keadaan di sekitarnya mirip. misalnya, tokoh Aya yang digambarkan memiliki tiga orang adik yang bernama Ako, Hiroki, dan Rika, sama seperti keadaan sebenarnya. lebih detail bisa dilihat di ending theme serialnya.

ceritanya sedih? memang. untuk beberapa orang, mungkin bisa benar-benar menghabiskan satu liter air mata seperti judulnya (eh, gw serius lho. sangat-sangat-sangat langka ada sebuah film yang bisa bikin gw sampai hampir nangis =P). bisa dikatakan, akhir dari cerita ini sudah dapat ditebak dari episode pertama. tapi kekuatan serial ini bukanlah di bagian tersebut. pengembangan ceritanya sangat baik. walaupun akhir cerita dapat ditebak, tapi plot dan skenarionya dibuat sedemikian rupa. membosankan? jauh dari itu. silakan nonton sendiri. contoh yang sangat baik untuk serial dengan plot-twisting untuk tema yang sederhana.

pengembangan karakternya sangat baik. tokoh Aya Ikeuchi sejak masih baru di SMU, masuk ke rumah sakit, hingga usia 20 tahun dikembangkan dengan sangat baik dalam serial ini. demikian juga tokoh lain, misalnya Haruto Asou yang merupakan teman sekelas Aya. perkembangan karakternya sejak dia masih SMU hingga akhirnya menjadi mahasiswa di universitas digambarkan dengan sangat baik. well, drama ini memang menggunakan latar waktu yang cukup panjang.

karakter lain? keluarga tokoh utama diberikan porsi yang cukup besar dalam serial ini. Too-san (ayah) dan Kaa-san (ibu) keluarga Ikeuchi bisa dibilang… yah, pas-lah aktingnya. adik-adiknya juga turut menyumbang peran yang besar dalam film ini. bahkan dalam salah satu episode, bagian keluarga ini sempat menjadi salah satu bagian yang… well, berkesan dalam serial ini.

musiknya… well, dalam skala 1 sampai 10, mungkin gw akan bilang 9.8. aransemen dari pak Susumu Ueda cukup sukses membangun suasana dalam adegan-adegan yang bisa membuat penonton meneteskan air mata. aransemennya membangun suasana yang kuat, dan bagus banget T_T.

tapi itu belum semuanya. OST yang jadi ending theme-nya yang berjudul Only Human yang dinyanyikan oleh K lumayan enak, dan bisa dibilang mencerminkan semangat filmnya. dan yang paling mengesankan, mungkin lagu Konayuki dan March 9th yang dibawakan oleh Remioromen. lagu Konayuki yang jadi insert song bisa dibilang sukses membuat beberapa orang rekan gw meneteskan air mata saat nonton salah satu episode… pokoknya kalau soal sound, top-lah. bisa dibilang salah satu keunggulan utama serial ini adalah di musical scores-nya.

ini film sedih. seberapa sedih? yah… tergantung, sih. tapi mungkin untuk beberapa orang cewek (dan cowok juga, sih =P) yang gampang tersentuh dan berencana nonton serial ini, gw menyarankan untuk menyiapkan sekotak tisu di dekat TV atau komputer. oh. iya. mungkin… buat cowok-cowok yang suka sok-kuat dan sok-kurang-peduli, nggak ada salahnya kok mengakui bahwa cowok juga bisa menangis =). gw sih… nggak sampai menangis. cuma ‘hampir’ aja, kok *pengalaman pribadi* =P.

kalau anda mencari drama yang bagus, silakan nonton serial ini. mungkin akan ada satu liter air mata yang menetes (hiperbola… mungkin. mungkin lho), tapi gw cukup yakin bahwa hal itu bukanlah hal yang memalukan. maksud gw, menangis itu nggak apa-apa, kok. banyak kok yang kayak begitu =P

mungkin, sebagai penutup, gw mencoba menuliskan potongan lirik lagu dari Remioromen yang berjudul March 9th (atau dikenal juga dengan judul san-gatsu no-ka). lagu ini… well, bisa dibilang membawa pesan yang ingin disampaikan oleh serial ini.

liriknya dengan huruf italic, terjemahannya gw tulis dengan huruf plain.

arata na sekai no iriguchi ni tachi
kidzuita koto wa hitori ja nai tte koto

standing at the door to a new world,
what I realized is that I’m not alone

hitomi wo tojireba anata ga
mabuta no ura ni iru koto de

if I close my eyes,
I see you behind my eyelids

dore hodo tsuyoku nareta deshou
anata ni totte watashi mo sou de aritai…

isn’t that what made me stronger?
I, too, want to be like that for you…

-Remioromen-
-March 9th-

___

special thanks: miranti
message: itsumo, doumo arigatou…

think beyond stereotype

“…but to recognize that it matters not what someone is born, but what they grow up to be!”

-Albus Dumbledore-

sebenarnya ini merupakan tema yang ingin gw tulis sejak lama, dan kali ini gw mencoba menuliskannya di sini. hal ini, sebenarnya, sudah cukup lama menjadi concern gw… dan sedihnya, keadaan di sekitar gw (kalau mau jujur: keadaan di sekitar gw hampir kemanapun gw pergi, atau kemanapun gw melihat) tampaknya tidak selalu sepaham dengan gw.nggak usah jauh-jauh deh. ini pengalaman gw. beberapa bagian dimodifikasi tanpa mengubah konteks.

gw sedang berada di dalam kendaraan. waktu itu, gw sedang di dalam mobil, dalam sebuah perjalanan. tiba-tiba, sebuah mobil melakukan manuver yang nyaris menyerempet mobil tempat gw berada. melihat pengemudinya, tampak jelas bahwa pengemudinya berasal dari suku bangsa T.

“dasar etnis T!”, salah seorang rekan gw dalam kendaraan memaki. “emang mereka itu…” dia masih melanjutkan dengan omelan panjang-pendek.

gw menunggu beberapa saat sampai omongannya berhenti.

“lo tahu,” gw mencoba ngomong. “mungkin beberapa orang pernah ngomong ‘dasar orang P!’ waktu lo bawa mobil…”

yah. menarik kalau kita lihat keadaan di atas. memangnya kenapa kalau seorang dari etnis T mengemudikan mobil tidak secara baik dan benar? OK, maksud gw hal itu memang tidak bisa dibilang ‘benar’. tapi di sini, variabel etnis jelas tidak berpengaruh. kalau mau jujur, gw malah lebih sering melihat pengemudi mobil yang berasal dari suku B yang membawa kendaraan secara ugal-ugalan (pengalaman naik angkot dan bus =P). tapi sekali lagi, gw bukan membicarakan suku di sini. ada juga kok warga suku B yang mengemudikan kendaraan dengan baik. gw mengenal beberapa rekan dari suku B yang seperti itu.

jadi? jelas tidak ada hubungannya antara etnis dan cara membawa kendaraan. meskipun demikian, omongan seperti yang gw tuliskan dalam cerita di atas tetap saja timbul.

kasus lain. pengalaman gw lagi.

“…kayak gimana orangnya?” kira-kira begitulah gw ditanya.

“orangnya itu… (begini-dan-begitu), kayaknya sih asalnya dari kota M”

“hati-hati lho. biasanya orang B itu galak-galak. mendingan juga suku J…” yang ini setengah bercanda. gw nyengir aja, sih.

“alah. kayak orang J itu baik semua…” gw menjawab, asal.

secara kebetulan, gw pernah ketemu beberapa orang J yang ‘tidak sebaik itu’. tapi namanya juga primordialisme, maka lawan bicara gw pun ngomong hal yang bagus-bagus soal suku J.

ini contoh yang tidak se-ekstrem yang pertama. tapi tetap saja, pandangan yang ‘berbeda’ ditujukan kepada orang-orang dari suku dan etnis yang ‘berbeda’ pula.

kenapa? entah. gw sih nggak pernah berpikir seperti itu.

sebenarnya sih gw nggak peduli-peduli amat. tapi, ketika gw melihat di depan gw ada orang mengatakan ‘dasar etnis T’ atau merendahkan etnis lain yang bukan mereka, gw merasa gimana-gitu. siapa sih kita, mengatakan bahwa etnis T itu ‘seperti itu semua’, atau orang A itu ‘eksklusif’? siapa sih kita, sampai berani bilang bahwa orang N itu ‘lain’ karena penampilan fisiknya ‘seperti itu’?

entahlah. berikut ini adalah sebuah kejadian yang pernah gw alami. ada tiga orang dalam adegan ini, termasuk gw.

“kita santai aja, ya.” kata seorang rekan gw. “kalau gw panggil lo ‘C’ (me-refer ke sebutan untuk salah satu etnis), lo marah nggak?”

“nggak sih, tapi gw nggak suka.” kata rekan gw yang kedua.

“tapi kan itu benar?” rekan gw yang pertama ngomong lagi.

“iya. gw tahu itu benar. tapi gw nggak suka. memangnya kalau lo dipanggil ‘J’, lo mau?”

“gw sih nggak apa-apa.”

suasana jadi agak tidak enak.

“emangnya kenapa, sih.” akhirnya gw ngomong juga. “kalau ditanya lo orang apa, jawab aja bahwa lo itu orang Indonesia. gampang kan.” gw melanjutkan. “orang Indonesia itu nggak tahu terima kasih, kalau setelah lo membawa dan melindungi bendera negara, mereka masih berani ngomong kayak begitu.”

yah, rekan gw yang kedua ini memang sering berurusan dengan hal ‘bendera dan lambang negara’.

masih ada beberapa omongan lagi, tapi suasananya sudah agak lebih enak kemudian.

nah. lihat, kan. hal-hal seperti ini yang membuat gw cenderung tidak peduli terhadap apa yang dikatakan orang sebagai ‘asal’ atau ‘etnis’ atau ‘suku’. perhatikan betapa hal-hal seperti ini bisa menjadi sangat sensitif untuk beberapa orang. dan coba pikirkan: seberapa pentingnya sih masalah itu? kita semua sama-sama manusia, kan? menurut gw sih yang lebih penting adalah manusia itu akan menjadi apa, bukan dari mana dia berasal. setidaknya, itulah yang gw pikirkan.

dan mungkin, hal-hal seperti itu juga yang turut membentuk cara pandang gw akan beberapa hal.

“yud1, kamu itu orang mana sih?”

gw diam sebentar, lalu nyengir.

“gw orang Indonesia.”

dia nyengir juga.

“iyalah.”

akhirnya. mungkin satu hal saja. suatu harapan bahwa suatu saat, tidak perlu lagi ada kebencian dan prasangka, hanya karena sebagian dari kita mungkin ‘berbeda’ dari yang lain.

think beyond stereotype. we are all humans. equally.

setahun kemarin

biasanya sih, gw menetapkan milestone satu tahunan dalam kehidupan gw pada bulan Juli, bukannya Januari seperti halnya kebanyakan orang. kenapa begitu, sebenarnya masalahnya simpel saja. gw lebih suka mengevaluasi banyak hal dari kehidupan gw pada pertengahan tahun. dan pada awal tahun, gw biasanya sedang dalam keadaan in the middle of many things to do, jadi… yah, begitulah pokoknya.

OK. cukup basa-basinya. langsung saja deh. selama setahun belakangan ini, gw melakukan beberapa hal.

jadi staf senat mahasiswa fasilkom. pengalaman yang menyenangkan, dan cukup banyak tantangan.

panitia pmb 2005. masih penuh semangat dan idealisme untuk membuktikan diri. sekarang, idealisme gw sudah berkembang ke arah lain.

kuliah Pemrograman Lanjut yang masih berkesan sampai sekarang (masih ingat EJB?)

berbagai kepanitiaan di berbagai kegiatan kampus. cukup menyenangkan, walaupun sempat diganjar sakit flu agak parah-dan-lama gara-gara kurang istirahat.

jadi asisten dosen. capek! tapi selalu ada hal yang menyenangkan dari segala sesuatu.

belajar PHP kilat gara-gara kuliah Rekayasa Perangkat Lunak. sampai sekarang pun gw masih merasa belum jago.

ikut IPSC (=Internet Problem Solving Contest) untuk pertama kalinya. tahun sebelumnya nggak ikut, sih. terima kasih buat rekan-rekan satu tim gw.

jadi lebih sering menginap di ruang senat karena beberapa kegiatan. belakangan, ada omong-omongan dari beberapa rekan yang mengatakan gw sebagai ‘penghuni’ ruang senat. rasanya sih nggak se-ekstrem itu ah =)

semakin jarang beli majalah komputer. mahal! padahal sejak SMU sampai kuliah gw selalu beli teratur secara eceran.

pertama kali bawa laptop sendiri. senangnya. akhirnya kuberi nama M-E-T-E-O-R- System (Mobility Enhanced TFT-Equipped Optimized Resource System).

memutuskan untuk kos setelah bolak-balik kampus-rumah selama setahun lewat. bagus sih begitu. ongkos naik, dan kayaknya lebih efisien kalau kos. akhirnya kos lagi setelah kos masa SMU dulu.

belajar desain grafis dan gambar-gambar pakai Photoshop. setidaknya sekarang sudah bisa mewarnai gambar (emang anak TK? =) ).

sempat ‘disalahpahami secara menyenangkan’ oleh beberapa orang. nggak kok, sebenarnya waktu itu keadaannya bukan seperti itu. =)

sekarang sudah agak lebih bisa bahasa Jepang dibandingkan sebelumnya.

sempat membenci diri sendiri dan orang lain karena sesuatu hal. sekarang sih gw nggak ada masalah dengan siapapun. semoga hal menyakitkan seperti itu tidak perlu terjadi lagi.

download 4.4 GB dari internet via hotspot UI. pas jaringan kampus kosong, kok. santai saja.

pertama kali punya domain dan blog. sempat merasa ‘bego’ karena nggak ngerti setting database dan file management. sekarang sudah agak lebih jago, sih.

piala dunia 2006. akhirnya. setahun belakangan ini minat gw terhadap sepakbola kembali naik setelah sempat agak turun untuk beberapa waktu. ternyata sudah 4 tahun berlalu sejak 2002.

ada beberapa hal yang terjadi. tidak menyenangkan. sekarang, semua sudah lewat dan gw sudah memaafkan semua yang terjadi selama itu. tapi beberapa hal tidak akan pernah kembali seperti dulu.

menamatkan berbagai mode liga dan piala (6-stars) dalam game Winning Eleven. masih merasa belum jago main WE sampai sekarang.

selama setahun ini jadi sering merasa punya kebutuhan untuk duduk dan minum kopi di sore hari. terutama di akhir minggu.

memecahkan rekor tidur malam gw. sebelumnya, rekor gw tidur jam 4 pagi. setahun ini ‘pecah’ dengan rekor baru jam 6 pagi berkat coding proyek RPL. pokoknya code-nya beres seberes-beresnya… (definisi tidur: terlelap sebelum hari terang. setelah itu, namanya ‘tidak tidur’ =P )

setahun ini mengalami fenomena ‘kehabisan space di harddisk gara-gara film, musik, dan komik’. kayaknya perlu DVD-RW drive, nih.

tiba-tiba punya minat terhadap fotografi. nggak sih, sebenarnya sudah sejak bertahun-tahun lalu. sayangnya selama itu nggak punya sarana untuk menyalurkan =)

jauh lebih sering beli dan minum minuman botol 500 ml dibandingkan dulu. sejak kapan tempat sampah gw isinya banyak botol 500 ml?

sampai sekarang masih sering ditanya ‘kapan lo mau punya pasangan kalau hidup lo kayak begini?’. sialan. atau omongan lain. ‘semoga lo juga cepat bahagia, ya…’ =! sudahlah. thanks anyway =)

…yah, begitulah. sebenarnya masih banyak, banyak lagi yang bisa gw tulis soal apa yang terjadi selama setahun kemarin. tapi kayaknya akan terlalu panjang kalau gw tulis di sini. =)

tapi setidaknya, selalu ada hal yang bisa dipelajari dari berbagai keadaan. senang atau sedih, suka atau duka. semua memiliki hikmahnya sendiri. setidaknya, sesuatu tidak sia-sia.

garo

GARO yang akan gw tulis di sini kali ini adalah salah satu serial jepang yang bergenre tokusatsu (=live action hero). ada yang pernah dengar? kalau nggak sih kayaknya wajar… =)

oh iya. buat yang belum tahu ‘tokusatsu’ itu apa, tokusatsu adalah salah satu genre dalam serial jepang yang intinya adalah live action hero, atau gampangnya ‘pahlawan berubah wujud’. bentuknya biasanya drama (bukan animasi atau kartun), dan biasanya temanya ‘jagoan vs monster’. kalau tahu Kamen Rider, kira-kira seperti itu-lah. sebenarnya gw nggak terlalu doyan genre kayak begini (karena biasanya target pemirsanya anak-anak, dan ceritanya gampang ditebak), tapi yang satu ini berbeda dari yang lain.

langsung saja deh. GARO adalah serial tokusatsu yang bercerita mengenai para Makai Knights (=underworld knights) yang bertugas membasmi Horror (=monster pengganggu hidup manusia, biasalah di serial kayak begini) secara rahasia. jadi intinya sih anggap saja ada Makai Knights (anggap saja ini jagoannya =) ) dan Horror (ini penjahatnya =) ). gampangnya sih begitu, walaupun plotnya juga sebenarnya tidak sesederhana itu. belakangan, plotnya memang berkembang ke arah agak tak terduga… begitulah pokoknya.

ceritanya berjalan di sekitar kehidupan Saejima Kouga sebagai seorang Makai Knight yang bertugas memburu Horror yang menjadikan manusia sebagai makanan. Kouga adalah seorang Makai Knight yang memiliki sebutan ‘Garo’, yaitu seorang Makai Knight first line (ada beberapa line Makai Knight di sini) yang berhak mengenakan Golden Armor dalam pertarungannya dalam membasmi Horror.

dalam salah satu pertempuran, Kouga bertemu dengan Mitsuki Kaoru, seorang gadis yang sepertinya memiliki ingatan aneh mengenai golden knights dari masa kecilnya. dalam pertempuran tersebut, Kaoru yang terkena semburan darah dari Horror yang dibunuh seharusnya dihabisi di tempat. meskipun demikian, Kouga akhirnya memutuskan untuk membiarkannya hidup, yang mengakibatkan berbagai pertentangan dari pihak Makai Knights tempatnya bekerja…

biasanya sih, tokusatsu itu untuk anak-anak. tidak untuk yang ini. ada agak banyak content yang menurut gw tidak sesuai untuk anak-anak. menurut gw sih ratingnya paling tidak 13+ atau T. kenapa begitu? well, ada kata-kata kasar, beberapa adegan kekerasan, perilaku menyimpang, dan dalam beberapa kasus, pertarungan yang agak berdarah-darah.

dari segi visual, serial ini membawa suasana yang agak gothic dan gelap, walaupun setting-nya di Jepang. yah, event-event yang ada memang kebanyakan menggunakan latar yang gelap, jadi suasananya bisa dibilang agak muram, walaupun tidak selalu demikian juga. desain latar dan karakternya agak-agak gothic. hal ini terlihat jelas dari desain pakaian beberapa karakter, misalnya Saejima Kouga dan Suzumura Rei. tempat-tempat berlangsungnya event juga cenderung bernuansa gelap dan muram. yah, pokoknya nuansanya agak ‘gelap’.

VFX? special effect jadi keunggulan utama serial ini. nggak usah ditanya, deh. penggunaan VFX, terutama dalam adegan battle, sukses menyajikan tontonan yang seru. bantuan CG untuk menyajikan beberapa dunia cukup sukses membawa suasana ‘dunia lain’. efek-efek yang ada dalam pertarungan pun mengalir mulus. top-lah pokoknya.

kelebihan lainnya ada di adegan battle. koreografi digarap dengan sangat baik, dan menumpukan sisi martial arts dari masing-masing karakter. gaya bertarung Saejima Kouga yang menggunakan katana atau Suzumura Rei yang menggunakan dual katana digarap dengan baik. monster yang ada juga berbentuk humanoid, memungkinkan penggarapan martial arts dalam pertarungan secara maksimal.

storyline… lumayan baik, tapi masih ada kekurangan. penyampaian cerita di beberapa poin terasa agak hambar dan tergesa-gesa, walaupun ada juga bagian-bagian yang digambarkan dengan baik. masa lalu dari karakter-karakter yang membentuk kepribadian mereka dijelaskan dengan baik, walaupun kadang terasa agak kurang pas dalam penyampaian. plot yang ada sebenarnya berpotensi untuk jadi ‘kompleks dan bagus’, tapi sayangnya dalam pengembangannya jadi terasa agak datar.

…apa lagi yah? sound… FX-nya sih lumayan. tapi soundtrack-nya biasa-biasa. tidak buruk, tapi tidak terlalu bagus juga. tidak istimewa. desain armor-nya lumayan keren, walaupun agak kurang sesuai dengan tren tokusatsu yang ada. bagus sih begitu.

yah. akhirnya. bila anda adalah penggemar tokusatsu dan menyukai action dan VFX yang keren, silakan menonton GARO. kemungkinan sih anda akan terpuaskan. tapi kalau anda mencari storyline yang kompleks, mungkin akan merasa agak-gimana-gitu ketika menyaksikan serial ini sampai akhir.

oh. iya. satu lagi, kalau anda agak kurang suka suasana yang muram, dan mungkin agak kurang suka dengan content yang agak angsty dan sedikit berat, sebaiknya anda jangan nonton. dan yang cukup penting: jangan biarkan adik atau saudara anda yang masih di bawah umur menonton ini. ada beberapa content yang bukan untuk anak-anak. termasuk, perilaku menyimpang, kekerasan, dan sedikit gore.

…well, mungkin beberapa orang akan mengatakan cukup bagus. tapi bukan untuk selera semua orang, sih.

wordpress feature

tahukah anda, bahwa dari segi feature, sebenarnya feature yang ada di engine WordPress itu bisa digunakan atau tidak digunakan, tergantung theme yang anda pakai? gw menyadari hal tersebut ketika mengutak-atik engine theme yang gw pakai, dan sedikit melihat-lihat (serta sedikit utak-atik) engine WordPress.

gw mencoba untuk menuliskan beberapa feature (yang ketemu dari hasil coba-coba dan utak-atik) di sini. oh, iya. perlu diperhatikan bahwa trik berikut ini hanya WordPress-compatible, dan bisa dilakukan dengan memodifikasi code PHP dari engine.

di sidebar ada sebuah kalender yang bisa digunakan untuk search post berdasarkan tanggal. yah, sebenarnya feature itu sudah ada di engine-nya WordPress, tapi gw baru tahu belakangan karena ada di theme yang gw pakai sekarang. kalau tertarik, silakan coba syntax get_calendar(). rather convenient, i think.

masih di sidebar, ada sebuah kategori ‘activity’ untuk menampilkan n post terakhir. gw sih menggunakan n = 10. sebenarnya bisa di-set sesuai kebutuhan. bisa dicoba dengan syntax

$posts=get_posts(‘numberpost=n’&offset=0’);

n-nya bisa didefinisikan sesuai keinginan. oh iya, $posts itu variabel yang dipakai untuk menampung semua post-nya. setelah itu, pakai foreach, dan pakai syntax the_permalink(). syntax yang terakhir itu me-reference ke permanent link post yang bersangkutan.

euh… sebenarnya sih ini akan lebih mudah dimengerti kalau anda sudah bongkar-bongkar code PHP-nya WordPress.

terakhir (dan agak kurang penting), sebenarnya kalau anda menyadari, WordPress bisa mengelola kategori ‘links’ secara berbeda, tergantung kebijakan yang digunakan pada theme yang anda pilih. salah satu versi tidak bisa mengelompokkan links berdasarkan kategori. tahu kan, misalnya ‘friends’, ‘sites’, atau ‘others’ dari link yang ada.

sebenarnya sih ada cara yang lebih efisien (dan gampang!) untuk melakukan hal tersebut, dan bisa dilakukan dengan syntax get_links_list(). tapi gw agak kurang suka aja, sih. masalahnya, walaupun bisa menampilkan link per kategori, tapi agak buggy: urutan yang ada di kategori bisa berubah setiap kali di-refresh. soal selera, sih. gw pribadi lebih suka menggunakan menu link standar (alias: tidak ada kategori link). but for the sake of neatness, silakan menggunakan code tersebut kalau theme yang anda pakai belum menggunakannya.

…hm. ada yang tahu hal-hal yang menarik lagi soal WordPress? sebenarnya, hal seperti inilah yang gw suka dari engine custom seperti WordPress. feature yang ada bisa dimodifikasi sesuka hati =)

‘shards of memories’ new look

akhirnya, setelah melakukan beberapa hal:

  1. ngubek-ngubek theme WordPress lama (yang tadinya nggak gw pakai karena gw anggap tidak terlalu bagus) yang ada di M-E-T-E-O-R-
  2. utak-atik code CSS dan PHP dari theme asli
  3. lihat-lihat dan sedikit utak-atik code PHP dari engine WordPress (kok… code-nya susah yah =P) buat penyesuaian feature ke theme baru
  4. edit image yang ada buat theme hasil modifikasi
  5. utak-atik code HTML buat finishing touch

…dan jadilah tampilan shards of memories versi baru. theme yang digunakan sebagai basis adalah Ocadia yang bisa ditemukan di website kreatornya di beccary.com. modifikasi yang dilakukan meliputi modifikasi code CSS, PHP, HTML, serta GIF image editing.

nuansanya kali ini didominasi warna abu-abu dan turqoise, dengan gaya simple and clean. sebenarnya sempat kepikiran untuk pakai warna biru atau biru tua dengan shade pastel, tapi berhubung warna yang disebutkan sudah banyak yang pakai, jadi batal deh =).

yah, begitulah. enjoy this new look. feel free to comment.

omong-omong piala dunia (terakhir)

akhirnya piala dunia 2006 usai juga. diakhiri dengan partai ‘hadiah hiburan’ perebutan juara ketiga pada 8 Juli dan final pada 9 Juli, kedua pertandingan menutup rangkaian piala dunia 2006. closing ceremony berlangsung apik, lengkap dengan konfeti dan kembang api yang menghiasi langit Berlin dari Olympiastadion.

Italia meraih piala dunia untuk keempat kalinya, menjadi negara Eropa yang memimpin perolehan Piala Dunia di bawah Brasil. Prancis di posisi runner-up dan bermain sangat baik. Jerman menghibur publiknya dengan tempat ketiga, dan Portugal mengakhiri turnamen sebagai semifinalis di tempat keempat.

berikut dua partai terakhir piala dunia 2006.

Jerman 3 – 1 Portugal

walaupun titelnya adalah ‘hadiah hiburan’, kedua tim memiliki alasan yang bagus untuk memenangkan pertandingan. Jerman sebagai tuan rumah menginginkan kemenangan untuk menghibur publiknya atas kekalahan di semifinal. sementara itu, generasi emas kedua Portugal menginginkan prestasi menyamai generasi emas pertama yang dipimpin Eusebio.

sayangnya, kedua tim tidak tampil secara full-team. Michael Ballack tidak bermain karena cedera. Oliver Kahn menggantikan Jens Lehmann untuk pertama dan terakhir kalinya di piala dunia 2006. Luis Figo duduk di bangku cadangan. posisinya sebagai kapten tim digantikan oleh Pauleta.

absennya beberapa pemain utama ternyata tidak membuat pertandingan menjadi tidak seru. kedua tim bermain terbuka dan saling menyerang sejak menit-menit awal. Jerman dengan pola 3-5-2 yang biasa, dengan Bastian Schweinsteiger dan Phillip Lahm di posisi sayap. di depan, duet Miroslav Klose dan Lukas Podolski masih menjadi starter. dari sisi Portugal, absennya Luis Figo dicoba dicover oleh Deco yang berperan sebagai jenderal lapangan tengah. sementara itu, penyerangan dari sisi diserahkan kepada Cristiano Ronaldo dan Simao Sabrosa. pola 4-5-1, dengan Pauleta sebagai penyerang tunggal.

babak pertama tidak menghasilkan gol. penyerangan Portugal cenderung terpusat pada pergerakan Cristiano Ronaldo. disebabkan oleh absennya Figo, serangan memang seolah menjadi Ronaldo-sentris. Deco lebih banyak berperan sebagai CMF yang mengalirkan bola ke depan dan ke sisi lapangan. penyerangan Portugal lebih banyak dilakukan melalui side-attack, terutama melalui pergerakan Ronaldo dan Simao.

sementara itu, Jerman mengkombinasikan pergerakan dari tengah lapangan dan serangan dari sisi. pergerakan Lukas Podolski beberapa kali mencoba menerobos dari tengah, sementara Lahm dan Schweinsteiger dari sayap. selain itu, terdapat juga beberapa peluang yang dihasilkan dari bola mati di sekitar gawang Portugal. dari sisi pertahanan, penjaga gawang Oliver Kahn bermain sangat baik. meskipun demikian, tidak terjadi gol pada 45 menit babak pertama.

babak kedua. pergerakan Jerman masih seperti babak pertama. namun, Portugal tampak menurunkan tempo permainan. di menit ke-56, pergerakan Schweinsteiger dari sisi kiri lapangan berhasil membuka ruang tembak. satu tembakan bersarang dengan manis di gawang Portugal. 1-0.

Portugal yang tertinggal mencoba melakukan serangan balik, dan kembali menaikkan tempo permainan. sebaliknya, Jerman malah berhasil menambah keunggulan melalui gol bunuh diri Petit yang salah mengantisipasi tendangan bebas Schweinsteiger. sementara itu, pelatih Luiz Felipe Scolari memasukkan Nuno Gomes untuk meningkatkan daya serang Portugal. belakangan, Pauleta digantikan oleh Luis Figo, yang kembali menjadi kapten tim.

meskipun demikian, Jerman akhirnya mencetak gol ketiganya, kembali melalui pergerakan Schweinsteiger yang melakukan tembakan jarak jauh setelah menusuk dari sayap. sebuah gol cantik sekali lagi bersarang gawang Portugal. baru mendekati akhir pertandingan, Nuno Gomes memperkecil ketinggalan dengan mencetak gol dari assist cantik Figo dan mengubah kedudukan menjadi 3-1. kedudukan tidak berubah sampai akhir pertandingan.

Schweinsteiger menjadi man of the match. publik Jerman senang. sebagai tuan rumah, pencapaian tersebut cukup baik sebagai penghibur atas kekalahan di semifinal. Portugal kalah, tetapi prestasi kali ini merupakan lompatan bagi reputasi underachiever mereka.

Italia 1 – 1 Prancis (adu PK: Italia)

Italia membalas dendam. dua kekalahan menyakitkan dari Prancis di Prancis 98 dan Belanda-Belgia 2000 dibalaskan dengan sukses di Berlin. piala dunia kembali ke Italia.

gol cepat Prancis di menit ke-7 yang dicetak oleh Zidane dari titik penalti setelah Florent Malouda diganjal di kotak penalti Italia membuat keunggulan yang bertahan hanya selama 12 menit. di menit ke-19, Marco Materazzi mencetak gol dengan sundulan dari tendangan pojok yang dilakukan Andrea Pirlo. setelah itu, tidak terjadi lagi gol yang mengakibatkan pertandingan terpaksa dilanjutkan dengan perpanjangan waktu.

bermain dengan pola 4-5-1 (yang lebih mendekati 4-4-1-1), Italia mengharapkan permainan yang inspiratif dari Francesco Totti yang dipasang di belakang Luca Toni. sayangnya, permainan lni tengah Italia tidak berkembang baik selama pertandingan. lini tengah Prancis yang dimotori oleh Zinedine Zidane lebih mendominasi lapangan tengah, dengan di-support oleh Frank Ribery dan Florent Malouda yang bermain menyerang. sementara itu, duet Andrea Pirlo dan Gennaro Gattuso di lini tengah Italia dengan usaha yang baik mencoba untuk mengalirkan bola, namun tidak menghasilkan pergerakan yang baik. peran Francesco Totti yang diharapkan menjadi motor serangan ternyata tidak berjalan sesuai harapan. praktis, lapangan tengah lebih banyak didominasi Prancis.

peluang Italia lebih banyak terjadi melalui set pieces tendangan pojok dan tendangan bebas. tercatat beberapa peluang yang cukup baik terjadi dari posisi bola mati. selain gol dari Materazzi, sempat terjadi peluang yang baik dari Luca Toni yang menyambut sepak pojok, di mana bola masih membentur mistar gawang. demikian juga gol dari Toni yang dianulir karena posisi offside diperoleh dari set piece tendangan bebas. suplai bola dari lini tengah dan tusukan dari Italia memang terasa minim dalam pertandingan kali ini.

di sisi lain, Prancis yang mendominasi lapangan tengah, terutama selepas babak pertama, terus mengambil inisiatif serangan ke daerah pertahanan Italia. meskipun demikian, pertahanan Italia yang dikomandoi oleh Fabio Cannavaro mampu menahan dengan baik serangan-serangan dari Prancis. Henry, Ribery, dan Zidane mencetak peluang yang sangat baik, namun tidak berhasil menjadi gol.

memasuki perpanjangan waktu, Prancis masih terus melakukan inisiatif serangan, sementara Italia tampak lebih mengandalkan counter-attack. peluang terbaik Prancis dalam dibuat oleh Zidane dengan kerjasama satu-dua yang cantik, dan diakhiri dengan sundulan terarah ke gawang Gianluigi Buffon. sayangnya, Buffon berhasil mematahkan bola kencang dan terarah tersebut. penyelamatan yang sangat baik dan luar biasa dari Buffon.

selanjutnya, mendekati akhir perpanjangan waktu, insiden Zidane-Materazzi akhirnya mengakibatkan Zidane diganjar dengan kartu merah. Zidane yang tampak frustrasi ‘menanduk’ Materazzi dalam keadaan off the ball. kartu merah merupakan hal yang layak untuk tindakan yang disesalkan dan tidak seharusnya dilakukan oleh sang maestro.

memasuki adu PK, tampak bahwa adu PK ini lebih ke arah adu piawai penendang dibandingkan adu penjaga gawang. Buffon, walaupun melakukan berbagai penyelamatan yang baik sepanjang piala dunia, bukanlah penjaga gawang yang istimewa untuk urusan tendangan penalti. demikian juga Fabien Barthez, tidak memiliki catatan yang baik dalam menghentikan tendangan penalti. hal ini akhirnya terbukti dengan minimnya jumlah PK yang dapat ditebak arahnya dengan baik oleh kedua penjaga gawang.

adu PK yang dilakukan akhirnya membuahkan skor akhir 5-3 untuk kemenangan Italia. David Trezeguet gagal mengeksekusi PK karena membentur mistar atas gawang. Fabio Grosso menjadi pahlawan dengan PK terakhir dalam pertandingan. piala dunia pun kembali ke Italia.

___

trivia:

tahukah anda, Bastian Schweinsteiger hampir saja menjadi pemain pertama yang mencetak hat-trick di piala dunia 2006? sayangnya, walaupun berperan besar dalam terjadinya ketiga gol Jerman, gol kedua Jerman dihitung sebagai gol bunuh diri. dengan demikian, sampai turnamen usai, tidak terjadi satupun hat-trick di piala dunia 2006.

tahukah anda, bahwa Zinedine Zidane menjadi satu-satunya pemain yang mengakhiri kariernya di kancah sepakbola dengan pertandingan final piala dunia? sayangnya akhir dari kariernya yang cemerlang dirusak oleh kartu merah yang diterimanya dalam pertandingan final.

tahukah anda, bahwa bagi publik Italia, keberhasilan menjuarai piala dunia 1982 dan 2006 memiliki sejarah yang mirip? pada 1982, di tengah kehebohan skandal suap, Paolo Rossi dan kawan-kawan menjadi juara dunia. pada 2006, di tengah skandal liga domestik, Fabio Cannavaro dan kawan-kawan sekali lagi menjuarai piala dunia.

___

see you on 2010. look forward to it.

omong-omong piala dunia (lagi-lagi…)

Jerman 0 – 2 Italia

Westfalenstadion punya aura magis buat Jerman? katanya sih begitu. tapi rekor tidak pernah kalah milik Jerman di Westfalen ternyata kandas di kaki Italia.

Italia tampil baik. Jerman tampil bagus. kedua tim sama-sama bermain keluar menyerang. dan kedua penjaga gawang tampil cemerlang. Gianluigi Buffon melakukan penyelamatan spektakuler di perpanjangan waktu. Jens Lehmann mematahkan middle shoot dari Andrea Pirlo dengan baik. sayangnya, tidak tercipta sebuahpun gol dalam 2×45 menit pertandingan yang berjalan cukup seru.

meskipun demikian, penyerangan Jerman yang lebih banyak menggunakan serangan dari sayap, dikombinasikan dengan terobosan tengah dari Michael Ballack dan dalam beberapa kesempatan oleh Lukas Podolski yang beberapa kali mencoba melakukan terobosan dari tengah.

di sisi Italia, penyerangan lebih banyak menggunakan terobosan tengah -Italia tidak banyak menggunakan pola serangan dari sisi lapangan, kecuali mungkin pergerakan dari Mauro Camoranesi di bagian kanan- yang dimotori oleh Andrea Pirlo dan Gennaro Gattuso. di barisan depan, Luca Toni yang akhirnya digantikan oleh Alberto Gilardino tercatat mencetak beberapa peluang yang sayangnya gagal menjadi gol.

kedudukan 0-0 hampir saja membawa pertandingan ke babak adu penalti, sebelum akhirnya Fabio Grosso memecahkan kebuntuan dengan sebuah gol ke tiang jauh sebelah kanan gawang Jerman. ketertinggalan satu gol membuat Jerman menaikkan tempo dan bermain semakin terbuka di akhir perpanjangan waktu. sayangnya, counter dari Italia sekali lagi membobol gawang Jerman berkat kerjasama yang baik dari Alberto Gilardino dan Alessandro del Piero. gol kedua Italia tercipta dalam selang waktu tidak sampai tiga menit. kedudukan 0-2 untuk keunggulan Italia bertahan sampai akhir pertandingan.

dengan demikian, Italia melangkah ke final piala dunia 2006, dan akan menghadapi pemenang dari pertandingan Prancis-Portugal di pertandingan semifinal lainnya.

Portugal 0 – 1 Prancis

c’est historie repete. sejarah berulang. masih ingat semifinal Euro 2000? enam tahun lalu, Portugal bertemu Prancis di semifinal. saat itu, kemenangan Prancis ditentukan oleh tendangan penalti Zinedine Zidane di babak perpanjangan waktu. kali ini, sejarah kembali berulang. tendangan penalti Zidane sekali lagi menghempaskan Portugal di semifinal piala dunia 2006.

sama-sama menggunakan pola 4-5-1, kedua tim menumpukan permainan di lini tengah. meskipun demikian, terlihat perbedaan yang jelas dalam permainan kedua tim: Prancis lebih banyak menggunakan terobosan dari tengah yang dimotori oleh Zidane, yang di-support oleh Patrick Vieira dan Frank Ribery. sementara itu, Portugal lebih banyak bermain dari sisi dengan Cristiano Ronaldo dan Luis Figo sebagai motornya.

pelanggaran terhadap Thierry Henry di menit ke-33 akhirnya menghasilkan penalti yang dieksekusi oleh Zidane. ditebak arahnya dengan sangat baik, namun tidak berhasil digagalkan oleh penjaga gawang Ricardo. satu gol hasil tendangan penalti Zidane bertahan sampai akhir pertandingan.

di babak pertama, pergerakan Cristiano Ronaldo yang menyisir lapangan dari sisi kiri (dan beberapa kali dari kanan) sempat beberapa kali membahayakan gawang Prancis, namun berhasil digagalkan berkat kerjasama yang baik dari DF Prancis yang dikomandoi oleh Lilian Thuram. tercatat juga beberapa kali Thuram melakukan intercept pada saat yang tepat sehingga tidak terjadi peluang yang berbahaya.

lini depan Portugal tampak tidak bisa mengembangkan permainan, dan lebih banyak mengandalkan middle shoot dari pemain MF-nya, terutama Maniche yang memang dikenal dengan akurasi middle shoot-nya. Cristiano Ronaldo dan Luis Figo, walaupun melakukan pergerakan yang cukup berbahaya, namun masih belum menghasilkan peluang yang cukup baik.

meskipun demikian, barisan DF Prancis bukannya tanpa cela. penjaga gawang Fabien Barthez beberapa kali melakukan kesalahan kecil, dan satu blunder yang nyaris berakibat terjadinya gol. beruntung bagi Prancis, tandukan Luis Figo masih melebar di atas mistar gawang.

secara umum pertandingan berjalan cukup imbang. di babak kedua, Prancis tampak lebih konsentrasi ke pertahanan dan menutup celah serangan dari sayap, mengakibatkan penguasaan bola lebih banyak dilakukan oleh Portugal. meskipun demikian, hanya sedikit peluang yang diperoleh Portugal. beberapa yang cukup baik mungkin tendangan jarak jauh Cristiano Ronaldo yang berhasil dipatahkan Barthez, dan sundulan Figo yang nyaris menjadi gol karena blunder penjaga gawang Prancis tersebut. di sisi lain, Prancis juga memiliki beberapa peluang, di mana salah satu yang cukup baik adalah middle shoot Frank Ribery yang berhasil digagalkan dengan baik oleh Ricardo.

keunggulan Prancis bertahan sampai akhir pertandingan. Prancis lolos ke final, dan akan berhadapan dengan Italia yang telah lebih dahulu mengantongi tiket final.

___

trivia:

tahukah anda, bahwa perjalanan Prancis kali ini mirip dengan perjalanan mereka ketika menjadi juara Euro 2000? Prancis mengalahkan Portugal di semifinal, kemudian mengalahkan Italia di final. apakah hal yang sama akan terjadi kali ini?

tahukah anda, partai semifinal Prancis-Portugal adalah partai perpisahan Luis Figo dan Zinedine Zidane? keduanya berencana pensiun dari tim nasional pasca piala dunia 2006.

tahukah anda, bahwa di Westfalenstadion, Dortmund, tim nasional Jerman tidak pernah mencatat kekalahan dalam 14 partai yang diadakan di sana? rekor tersebut kini kandas dengan kekalahan dari Italia.

___

look forward to July 9 on Berlin. enjoy this game. like many people does.

kono namida ga aru kara…

judul entry ini… adalah bahasa jepang yang artinya kurang lebih ‘because of these tears…’. sebenarnya sih itu potongan dari judul lagu yang akan gw tulis di sini. lengkapnya sih judul lagunya itu ‘kono namida ga aru kara tsugi no ippo to naru’. judulnya panjang? memang. artinya kira-kira ‘because these tears that i shed will become another step’.

untuk anda yang mengikuti serial anime School Rumble Nigakki (aka School Rumble 2nd Term), seharusnya sudah cukup familiar dengan lagu ini, yang jadi ED theme-nya. lagunya sih (menurut gw) cukup enak, dan ternyata ada cukup banyak yang sependapat dengan gw.

nah. berhubung ada beberapa rekan yang minta bantuan untuk mencari lirik lengkapnya (bukan yang TV-version), dan juga terjemahannya, maka gw mencoba menuliskannya di sini. masalahnya, lirik lengkapnya agak susah dicari (apalagi terjemahan lengkapnya, yang bisa dibilang sangat susah dicari -atau malah nggak ada?), jadi gw coba menuliskannya di sini.

liriknya di bagian atas, dan terjemahannya di bagian bawah. yang gw tulis di sini adalah versi lengkapnya (bukan TV-size), jadi ada beberapa bagian yang tidak ada di ED theme anime-nya. untuk terjemahannya, kali ini gw mencoba menerjemahkan sendiri, jadi mohon koreksi kalau ada yang salah-salah.

…here is the lyrics.

sore ga hetakuso de
nanka kuyashii kedo
mada akiramenai, ne

bonyari to shiteru
yume mo sono uchi ni
kiri ga hareta you ni shite miseru
kono ippo susumu made
tsugi no ippo made
jikkuri, yuku kara
mae ni susumu kara
jibun no PACE de

chiisana heya demo
yabou ga tsumatteru
ichi ichi iwanai ga
sorezore no jidai
sorezore no jinsei
dakedo tsunagatteru ningen mo yo

kono namida ga aru kara
tsugi no ippo to naru
hakkiri, wakaru yo
mae ni susunderutte
kagayaki no moto e

kono namida ga aru kara
tsugi no ippo to naru
hakkiri, wakaru yo
mae ni susunderutte
kagayaki no moto e

-Tokitou Ami-
-Kono Namida ga Aru kara Tsugi no Ippo to Naru-

…and the translations

it’s because i was clumsy
somehow, i have some regrets
but i’m not giving up yet

but i know that this haziness
within all these dreams
will clear like a lifting fog

until i take this step forward
and another step afterwards,
i will go on, carefully
i will keep going forward
at my own pace

it was a small room
where ambitions were stuck
one by one, they left unsaid
on each era,
on each life
but that’s what connected everyone back then

because these tears that i shed
will become another step
i will know, certainly
that i’m going forward
towards the shining light

because these tears that i shed
will become another step
i will know, certainly
that i’m going forward
towards the shining light…

-Tokitou Ami-
-Kono Namida ga Aru kara Tsugi no Ippo to Naru-

 

 

___

dedicated to: those who seek the lyrics + translations
message: go check it =)