impian masa lalu dan kenangan masa depan

dulu, gw adalah seseorang yang sempat memiliki banyak cita-cita. beberapa sekadar lewat. beberapa sempat gw pertimbangkan. satu menjadi pilihan yang gw jalani sampai sekarang.

ada beberapa yang cuma sekadar lewat.

menjadi dokter, misalnya. meskipun di keluarga gw ada beberapa orang yang berprofesi sebagai dokter dan bekerja di bidang kesehatan, tetap saja gw tidak tertarik. kenapa begitu, sebenarnya masalahnya sederhana saja. menjadi dokter itu bukanlah hal yang mudah. ada banyak hal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang dokter yang baik: kemampuan mendiagnosis dan mengingat (iyalah, daftar obatnya saja sampai se-lemari besar), ditambah kemampuan sosial yang harus sangat tinggi dalam memahami pasien. ditambah lagi kemampuan untuk bekerja secara teliti dan kemampuan untuk selalu tersenyum (dengan tulus!) di depan pasien.

wah. susah, deh. tahu sendiri gw ini orangnya seperti apa. orang yang (rada) cuek dan suka semaunya kayak begini mau jadi dokter? nggak deh, terima kasih. gw juga nggak berminat, kok. tapi mungkin, kalau ada seorang cewek dokter yang baik, gw tidak menolak. *emang ada?* *dibakar massa*

menjadi anggota militer. ide ini bahkan nyaris tidak sempat melintas. dan tidak, terima kasih. dibayar satu atau sepuluh juta rupiah pun gw tidak akan mau masuk akademi militer. gw adalah seseorang yang sangat mencintai kebebasan, dan gw paling tidak suka menghadapi situasi di mana gw harus selalu mematuhi perintah orang lain tanpa syarat. hidup gw ini adalah milik gw, dan tidak ada seorangpun yang berhak menyuruh-nyuruh gw melakukan ini-dan-itu – kecuali kalau gw memang mau melakukannya.

bagusnya sih, di Indonesia ini tidak ada wajib militer. dan kalaupun ada, gw tidak akan ikut dengan sukarela. well, mungkin tidak semua orang berpandangan demikian (dan bagus sih begitu, sebab negara ini masih membutuhkan militer). tapi yang jelas, gw merasa bahwa hal tersebut bukanlah untuk gw.

ada juga beberapa yang sempat gw pertimbangkan.

gw sempat berpikir untuk menjadi arsitek. gw cukup suka menggambar, tapi gw cukup tahu diri bahwa tarikan garis gw tidak cukup ‘berseni’. dan gw cukup suka memandangi dan mencoba memahami rumah-rumah atau gedung dengan arsitektur yang unik. yah, tahu kan. misalnya kalau gw lagi jalan-jalan dan melihat gedung apartemen yang desainnya unik, atau ketika gw main ke suatu rumah yang desainnya minimalis. dulu gw sempat berpikir: mungkin asyik juga jadi arsitek, sebab dengan demikian gw bisa menuangkan apa yang ada di pikiran gw menjadi bentuk yang nyata dan bisa dimasuki orang (baca: rumah atau gedung)

dan ketertarikan gw akan 3D-modelling, sebagian juga karena ketertarikan gw terhadap arsitektur. dan dalam banyak hal, kedua bidang ini memang berhubungan erat. kalau anda punya kenalan seorang arsitek, kemungkinan besar ia cukup akrab dengan program 3D-modelling seperti 3DsMax, Maya, atau Blender. AutoCAD? wah, itu sih wajib hukumnya!

yah, tapi mungkin sekarang ini gw hanya bisa menikmati utak-atik model 3D di 3DsMax saja, sih.

gw juga pernah berpikir untuk mendalami psikologi. dulu beberapa orang rekan mengatakan bahwa gw ‘bisa membaca pikiran orang lain’. wah, nggak tahu deh. entah bakat atau apa, tapi gw cukup bersyukur dengan hal tersebut. yah, belakangan, ketika membaca beberapa buku psikologi populer, ada saat-saat di mana gw mengatakan kepada diri sendiri: ini sih gw sudah tahu dari dulu! ketika membaca bagian-bagian tertentu.

dan kadang, kalau berhadapan dengan seorang psikolog atau psikiater (ini beda! psikiater itu dari cabang ilmu kedokteran jiwa, psikolog itu dari psikologi), gw bisa merasakan bahwa gw sedang di-‘baca’. tahu, kan, psikoanalisis itu merupakan cabang ilmu yang mencoba mem-‘baca’ perilaku orang lain dan menganalisisnya. sedihnya, kadang orang yang mem-‘baca’ itu malah ter-‘baca’ juga oleh gw… -_-‘.

eh, ada kejadian menarik. dulu seorang saudara gw -setelah melihat hasil psikotes gw di sekolah dulu- mengatakan bahwa gw ‘membohongi psikolog’ dalam psikotes tersebut. entah yah, berhubung yang ngomong ini adalah dia, jadi mungkin ada benarnya juga. yang jelas sih gw memang sudah tahu apa yang akan keluar di hasil psikotes segera setelah meletakkan pensil usai soal terakhir.

yah, tapi mungkin sekarang ini gw hanya bisa menikmati membaca buku psikologi populer saja =).

gw juga sempat memikirkan untuk menjadi wartawan atau kontributor di media. gw menyukai kehidupan media yang menurut gw ‘seru dan menantang’, di mana kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat (secara bertanggungjawab tentunya) dijunjung tinggi. tentu saja, sesuai dengan kode etik jurnalistik yang jujur dan bertanggungjawab serta cover both sides.

dan gw sangat mengagumi hasil karya orang-orang media – terutama media cetak. gw mengagumi kemampuan mereka membuat tulisan yang berkelas, lengkap dengan layout dan tata letak yang elegan. dan jujur saja, gw sempat menginginkan bekerja di lingkungan seperti itu: suatu keadaan di mana ‘terserah bagaimana caranya, yang penting material untuk deadline jadi dengan baik’. menurut gw itu cukup menantang.

yah, sekarang sih paling gw hanya menikmati membaca media cetak (koran dan majalah – dari majalah berita sampai majalah hobi dan komunitas). dan mungkin, menyalurkan minat menulis di sini saja, sih =)

gw juga sempat memikirkan untuk mendalami Computer Science, dan itulah yang sedang gw jalani saat ini. dari dulu, gw sangat suka utak-atik komputer. dulu gw senang bongkar-bongkar ini-dan-itu dari komputer gw, dan cukup rajin mengikuti perkembangan terbaru hardware komputer. ‘prestasi’ gw dulu, mungkin sewaktu memperbaiki komputer 486DX-33 (sebelum seri Pentium… tahun berapa, tuh?) di rumah yang sering mati sendiri. akhirnya gw memperbaikinya dengan membongkar isinya… dan ternyata? kabel fan prosesor-nya tidak menyambung dengan benar.

akhirnya sih gw memasangnya dengan baik, dan setelah beberapa saat masalah-pun selesai. yah, untuk seorang mahasiswa, hal itu kelihatannya biasa banget. tapi untuk seorang anak kecil, waktu itu gw merasa sangat senang karena untuk pertama kalinya bisa menangani ‘masalah serius’ pada komputer.

belakangan, ‘hobi’ ini mengakibatkan gw sering di-‘panggil’ untuk menyelesaikan masalah komputer orang-orang di SMU. dan sebagai imbalannya, biasanya makan malam dan snack gratis =9. yah, berhubung sewaktu SMU dulu gw sudah jadi anak kos, maka gw pun menerima tawaran dengan senang hati, dan akhirnya jadi sering meng-‘gelandang’ ke mana-mana.

sekarang, gw berada di sini, melanjutkan kuliah di bidang Computer Science. sejauh ini sih cukup menyenangkan =)

tentu saja, kadang gw masih berpikir bahwa mungkin asyik juga kalau gw bisa menjadi wartawan di majalah berita, atau kontributor di majalah game, misalnya. atau kenyataan bahwa membuat model 3D dari rancangan rumah atau apartemen pribadi di masa depan (wih lagaknya =P) mengingatkan gw akan betapa gw dulu pernah bercita-cita menjadi arsitek. atau misalnya, sampai saat ini gw masih sering menggunakan ‘psikologi amatir’ gw untuk tebak-tebakan. yah, misalnya mengenai sifat pasangan dari sepupu gw yang baru saja jadian (dan bagusnya sih, banyak banget tepatnya =) ), yang mengingatkan gw bahwa gw dulu sempat mempertimbangkan untuk mendalami psikologi.

ada banyak impian dari masa lalu, dan sebagian merupakan kenangan akan bagaimana gw memandang masa depan gw. gw sudah memilih jalan gw, dan itulah yang gw jalani saat ini. dan tentu saja, gw tidak bisa mundur kembali ke masa lalu dan berharap ‘seandainya begini’ atau ‘seandainya begitu’. bagaimanapun, gw sendiri yang memilih jalan ini.

tapi gw tidak menyesal dengan keputusan yang gw ambil. dan oleh karena itu, gw akan menjalani jalan ini, yang telah gw pilih sejak pertama kali menentukan jalan hidup gw.

4 thoughts on “impian masa lalu dan kenangan masa depan”

  1. > Aji
    >
    > Dr. Yud1, can we arrange a pertemuan? Ada beberapa orang yang
    > saya pingin tau sifatnya. Ditunggu follow up nya, baik dari dunia
    > amaya maupun dunia nyata.

    waduh, gw nggak se-jago itu, kok. orang-orang aja yang (mungkin) berpendapat demikian =)

    btw, mau menyelidiki siapa, ji?

    Reply

Leave a Reply