pemilihan raya dan idealisme musiman

sebagai seorang mahasiswa yang sudah cukup lama menjalani kehidupan kemahasiswaan di kampus (lagaknyaa! =P), saya belajar banyak mengenai ‘sisi lain’ dari kehidupan kemahasiswaan. termasuk, kekurangsetujuan (ini… untuk tidak mengatakan ‘ketidaksukaan’ 🙂 ) saya terhadap beberapa hal yang terjadi (dan anehnya, terus terjadi) dalam kehidupan kemahasiswaan kampus.

kenyataan ini adalah bahwa apa yang dilakukan sebagian mahasiswa (setidaknya, yang saya lihat di kampus saya… dan sepertinya tidak jauh berbeda di tempat lain) adalah contoh kritisisme musiman yang tidak bermutu. eh… tidak bermutu? sabar, jangan panas dulu. jangan pula langsung melakukan flame secara anonim di tempat ini, sesungguhnya hal tersebut sama sekali tidak akan menunjukkan apapun yang bisa mengubah pendapat saya.

::

saya masih ingat, satu tahun lalu. dalam sebuah pengalaman yang saya tuliskan dalam salah satu post yang ada di sini, saya menemukan banyaknya mahasiswa yang ‘sepertinya memilki idealisme tinggi’, dan dengan demikian merasa bahwa dirinya ‘paling benar, dan seharusnya hal-hal berjalan seperti mereka harapkan’. acara tersebut adalah eksplorasi kandidat ketua umum Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, menjelang pemilihan raya Ikatan Keluarga Mahasiswa Fasilkom UI.

perebutan kekuasaan politik kampus, kalau mau melukiskannya secara sederhana.

apa yang terjadi? banyak! mahasiswa-mahasiswa ‘idealis’ mengatakan ini-dan-itu, bahkan sampai teriak-teriak segala. untungnya moderatornya sedikit-galak :mrgreen: , dan sejujurnya moderatornya sendiri agak-sebal melihat keadaan ini. berbagai omongan dibicarakan, dari yang masuk akal sampai sedikit aneh. dan tak ketinggalan kritisisme yang tahu-sendiri, lengkap dengan emosi yang sepertinya lebih dari seperlunya.

ya, orang-orang yang hebat! koar-koar tentang idealisme, kebutuhan mahasiswa, dan pengakaran apalah-itu. lengkap dengan emosi yang rasanya lebih dari seperlunya, dan kadar kritisisme yang sangat tinggi…

…dan tidak ada artinya.

::

hari ini, setahun kemudian. ketua Senat (kemudian menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa) terpilih. dan apa yang terjadi dengan orang-orang hebat itu? mereka tidak ikut membangun. mereka tidak ikut membantu. mereka hanya mengatakan hal-hal yang bagus. dan setelah itu? tidak ada bedanya. menyedihkan.

jadi bisa apa mahasiswa-mahasiswa hebat itu, yang sok kuasa dan sok idealis, tapi tidak bisa melakukan (atau setidaknya, membantu untuk melakukan) hasil yang bahkan lebih baik? TIDAK ADA. bagus. ke mana perginya idealisme yang mereka bicarakan? ke mana perginya kritisisme yang mereka kumandangkan?

::

hari ini, setahun kemudian. saya belajar mengenai arti dari sebuah kata ‘idealisme’. bahwa idealisme adalah hal yang datang secara musiman. bahwa mahasiswa yang katanya hebat itu pun — setelah koar-koar penuh emosi pun — tidak bisa memberikan hasil yang bahkan lebih baik daripada apa yang mereka katakan. beberapa bahkan tidak cukup peduli untuk membantu.

…jadi bisa apa mahasiswa-mahasiswa hebat itu dengan idealisme musiman yang mereka suarakan, dulu itu? dan mungkin, saat ini sedang berlangsung hal yang sama. entah apa yang akan terjadi satu tahun ke depan, saya rasa Tuhan lebih mengetahuinya.

::

akhirnya, ada penawaran menarik dari kampus saya.

dapatkan idealisme dan kritisisme kemahasiswaan anda. dijual musiman, dua kali setahun: saat pemilihan raya dan penerimaan mahasiswa baru. selain itu, tidak dijual terpisah.

20 thoughts on “pemilihan raya dan idealisme musiman”

  1. Fasilkom UI ya?
    Hmmm, apa memang kondisinya seperti itu?
    Atau mungkin cuma sekedar melihat ‘dari luar’ aja, jadi komentarnya seperti itu?
    Kenapa ga coba untuk ‘masuk’ ke wadah ‘mereka’, jadi bisa menilai lebih objektif… dan mungkin bisa berkontribusi…

    Reply
  2. :: rika

    Fasilkom UI ya?
    Hmmm, apa memang kondisinya seperti itu?
    Atau mungkin cuma sekedar melihat ‘dari luar’ aja, jadi komentarnya seperti itu?

    bacanya yang lengkap, deh. nanti juga terlihat bahwa saya tidak berada di posisi sebagai ‘orang luar’. 🙂

    …tidak separah kedengarannya, kok. tapi di mana-mana sepertinya sama saja, sih. Musyawarah Mahasiswa UI (yang berada di tingkat universitas) juga ramai sewaktu awal-awalnya saja. sewaktu penutupannya malah sudah hampir tidak ada gaungnya.

    padahal ada juga cerita bahwa sewaktu pembahasan tata tertib saja sudah ‘panas’… tapi akhirnya melempem juga, sih. itu di universitas yang -katanya- punya pergerakan mahasiswa yang cukup maju.

    Kenapa ga coba untuk ‘masuk’ ke wadah ‘mereka’, jadi bisa menilai lebih objektif… dan mungkin bisa berkontribusi…

    kalau ‘wadah’ mereka itu maksudnya organisasi kemahasiswaan, sebenarnya saya telah menghabiskan sebagian cukup besar dari waktu hidup saya di kampus dengan berada di dalamnya… dan mungkin bisa dikatakan bahwa saya sudah cukup melihat dan mengalami kenyataan yang saya tuliskan di sini, sih.

    btw, salam kenal, yah 🙂

    Reply
  3. Setujuuuu sm yudi !!!
    *setuju apa ya? nyahaha*

    yah pokokna soal mahasiswa2 yg kaya ‘gtu’ deh
    risa jg pengalaman pas smester brp lupa, pokokna msh awal2 gtu ngerasain pertama kali kaya apa kehidupan d kampus, trus pake ada pemilu sgala.. nyaaa males bgt deh.

    bner2 musiman seh mahasiswa2 yg kaya gtu
    pas lg ga pemilu, mereka tuh *termasuk tmn2 yg risa kenal* asik2 aja orgna, tp pas lg pemilu, smua seakan2 BERUBAH *pake teriak HENSHIN dulu kali ya nyahaha* jd org2 yg sangat berbeda dr sbelumna..

    setiap risa jalan kmana, pasti ad yg cegat, dan langsung ngomong mcm2 yg mengarah tuk dukung org yg dicalonkan partai mereka, pake jelek2in calon lain sgala lg *krn tau kita tmn deket sm calon lain itu*

    risa seh ketawa2 aja ngeliat mereka kaya gtu, ya ampun dibayar brp seh mereka ampe mau diperbudak gtu, sampe ada yg mohon2 bgt gtu tuk milih calonna, seakan2 kalo ga kepilih, mereka bakal mati gtu?! fuuuh males bgt deh.

    akhirna, risa jd netral gtu, ikutan kubu nonblok aja lah, nyahahaha
    dan risa sampe skrg *smester 6* ga ikut organisasi ato ukm apapun d kampus, krn dah kburu males pas awal2 smester mengetahui kbykan org2 ‘itu’ bakal berubah jd ‘robot’ kalo tiba musimna, nyahahaha

    secara.. pribadi risa, males bgt terikat sm yg bgituan, nyahaha..

    *eh maaf kalo ada yg tersinggung ^_^;;*

    Reply
  4. ya bleh2 aja kita sebel ama keadaan yang seperti yudi gambarkan, toh mungkin dikampusku juga terjadi hal yang agak mirip dengan yang kamu gambarkan…. tapi kalo dipikir-pikir kalo ga ada orang kaya gitu dunia ga rame lo, yud!! jadi enjoy aja!! aku juga pernah satu periode kecemplung di senat kampus alhasil… kapok setengah mati trus sempet selama beberapa bulan benci banget ama yang namanya politik.
    yaNG PENTING… KITA SENDIRI HARUS MEMEPERTAHANKAN IDEALISME KITA MASING-MASING!!! dan JANGAN TAKUT DIASINGKAN DARI PADA MENYERAH PADA KEMUNAFIKAN!!

    Reply
  5. konnichiwa,
    mgkin saya cm mahasiswa tahun pertama di univ yg jelas jauh berbeda dr kamu.
    tapi saya mengerti betul, tidak hanya di UI hal sprti ini terjadi.
    org2 mulai berteriak2 soal visi dan misi, idealisme dan janji2.
    tp di akhir mereka pulalah orang2 yg paling ga da suaranya.
    sprti d kutip oleh lasswell “politics is who gets what, how and when”
    hmm…apa benar semua org kaya gt?
    apa benar setiap tahun harus sprti itu?
    kalau bgitu mulai membenahi harus dr mana?
    bukannya saya tidak stuju dgn yudi-kun,
    tp bukankah yg terpenting pertanyaan yg sperti itu yg harus d jawab alih-alih menyuarakan “kekurang setujuan”?
    yudi-kun juga blg pernah nyemplung ke “wadah” itu
    apa skrg sudah ga lagi?
    kalo gt syg bgt kan?

    gomen kalo saya sok tau….
    sankyuu

    Reply
  6. Mas, mas!! eh bang, bang!! Yud, Yud!! up date lagi dong blog nye! gw dah baca semua opoini lue nih!
    Gw jd penasaran sama ide-ide loe yang baru

    Reply
  7. :: RisaWamuRa

    yah, itu sebenarnya contoh idealisme juga, sih. namun sayangnya, idealisme seperti itu tidak bisa bertahan lama. tidak bisa disalahkan juga, sih.

    anyway, justru yang membuat perubahan (perbaikan… atau perusakan, tergantung juga, sih 😉 ) adalah orang-orang yang berada di dalam, dan berusaha melakukan hal yang menurutnya terbaik.

    …tapi sedihnya, kebanyakan yang ngomong malah memilih untuk berada di luar, dan berakhir hanya sebatas omongan saja. lho, ini kan idealisme yang tidak konkret?

    :: lily

    wah, kalau saya sih tidak merasa sebal pernah ‘kecemplung’ di senat kampus, malah saya belajar banyak hal di sana. tapi saya datang ke sana memang untuk ‘melakukan sesuatu yang berguna’, bukan ‘mencari kedudukan politik’.

    btw, itu kutipan dari Soe Hok Gie, yah?

    :: grace

    begini. sebenarnya sih ketidaksetujuan itu timbul setelah selama dua tahun terakhir ini saya melihat bahwa kurang (tidak?) ada kontribusi dari mereka yang berbicara seperti itu: entah sebagai bagian dari senat/bem, atau sebagai kontributor dari luar.

    tentu saja, ketika orang-orang ini turut membantu, maka mereka memang berhak untuk berkata seperti itu. kenyataannya kan tidak.

    apa yang harus dibenahi? kalau menurut saya sih sederhana saja. kontribusi, itu saja kok. tidak masalah mereka mau bicara seperti apa (asal sopan lho ya 🙂 ), asal ada kontribusi yang nyata dan memberikan hasil.

    yudi-kun juga blg pernah nyemplung ke “wadah” itu
    apa skrg sudah ga lagi?
    kalo gt syg bgt kan?

    memang. sekarang pun masih, dan mungkin di masa depan juga masih. selama masih dibutuhkan, saya akan tetap di sini. (kecuali kalau saya sudah mau lulus, lho ya :mrgreen: ) kalau sudah tidak dibutuhkan lagi, ya sudah.

    yang penting adalah hasil apa yang bisa diberikan. itu hal yang sederhana saja, sebenarnya.

    :: Niji | :: rara

    2004. sekarang semester 6, sih. tidak berencana tinggal lama-lama, sebenarnya 🙂

    update!!

    hehe..

    sudah tuh… ternyata tulisan baru saya ditunggu, yah? :mrgreen:

    Reply
  8. heee??

    …tapi sedihnya, kebanyakan yang ngomong malah memilih untuk berada di luar, dan berakhir hanya sebatas omongan saja. lho, ini kan idealisme yang tidak konkret?

    maksudna.. org2 seperti risa ini kah? yg berada di luar organisasi itu, dan misalna, hanya ngomong “mereka itu aneh, kaya robot!”
    begitukah?

    Reply
  9. :: RisaWamuRa

    bukan. maksudnya yang teriak-teriak soal idealisme (misalnya: ‘harus ada perubahan!’) tapi belakangan malah melempem dan tidak ada kontribusinya. intinya sih, menurut gw, kalau berani ngomong harus berkontribusi dan memberikan hasil. kalau nggak, kan sama juga bohong?

    gitu, deh. 😉

    :: grace

    bukan. yang gw sorot di sini adalah orang-orang yang berada di luar, lalu teriak-teriak, dan akhirnya tidak berkontribusi. mereka ini kan maunya yang bagus-bagus saja, dan kalau tidak suka tinggal teriak-teriak.

    masih lebih baik para kandidat (yang salah satunya akhirnya terpilih), karena kemudian mereka kemudian (setidaknya) mencoba dan berusaha untuk memberikan hasil. realisasi janji, memang itu juga perlu. tapi bukan itu yang saya bahas di sini. 🙂

    Reply
  10. punten,,

    klo jd mahasiswa tuh mang begitu ya..
    idealis banget.. ngrasa paling bener sejagat.
    menjadikan diri mereka terbang ke awang-awang dan tak menyadari bahwa kaki-kaki mereka seharusnya masih menapak di bumi…
    tp,
    org2 idealis seringkali dibutuhkan dalam sejarah manusia.
    mereka yg berkeyakinan:
    “We can’t change the wind direction, we just change the wings direction”

    anyway,, sy jg lg masa transisi menuju manusia2 berstatus tertinggi dalam jenjang pendidikan itu..
    so, kayaknya kudu siap2 ya.

    Reply
  11. :: riyashi

    yah, memang idealisme itu perlu, sih. tapi sayangnya, seringkali idealisme jatuh oleh realitas. mungkin sebagian karena (beberapa) orang-orang idealis belum berhadapan dengan realita, sih.

    anyway, selamat berjuang, yah. yang penting bisa memberikan hasil yang terbaik, sederhana saja, kok. 🙂

    Reply
  12. pertama perkenalakan nama saya farid S. Nurdin Mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia BHMN Bandung,,,
    saya merupakan Ketua Senat Mahasiswa Ilmu Komputer FPMIPA UPI dan Juga Wakil Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Republik Mahasiswa UPI….
    Pada kesempatan ini saya ingin mengajak kerjasama dalam bidang Riset Teknologi maupun kerjasama disegala bidang antara Ilmu Komputer UPI dengan Ilmu Komputer UI,,,semoga pihak Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer UI dapat memberikan jawaban…
    Terima Kasih.,.

    Reply
  13. :: FARID/BA2

    akan saya teruskan ke struktur yang selanjutnya. saat ini struktur yang baru belum terbentuk, sehubungan dengan baru selesainya pemilihan raya. silakan kontak secara pribadi untuk keterangan lebih lanjut.

    anyway, terima kasih sudah main-main =)

    Reply
  14. makasi akhirnya km njawab juga. aku ga bilang kalo aku sebel lo ya!! aku cuma bilang kapok tapi aku dapat banyak pengalaman dan teman, dan tau mana teman yang “sahabat” meskipun sekarang juga masih mencari
    kalo dibilang kutipan juga boleh tapi tepatnya kutipan yang dimodifikasi HeeHeHE (maksa banget see!!)

    Reply
  15. #riyashi

    Idealis berasal dari kata “ideal”. berarti manusia yang ideal adalah orang yang berfikiran ideal. saya rasa janganlah kita menyamakan idealis dengan utopia.
    keidealismean perlu bahkan disaat berbenturan dengan realita.
    lihatlah Indonesia yang banyak kaum idealis-nya menaggalkan keidealismeannya, yaaa jadinya kaya’ gini deh berantakan,,, dan prnuh dengan korupsi
    jadi IDEALISME BUKAN CUMA PUNYA MAHASISWA SAJA
    seharusnya dimiliki oleh kita semua baik kaya, miskin, muda,tua, dll.
    selain itu, mahasiswa juga berfungsi sebagai government controller, sehingga keidealismean sangat diperlukan.
    “org2 idealis seringkali dibutuhkan dalam sejarah manusia”.
    menurut saya yang benar orang idealis sangat dibutuhkan sekali dalam sejarah manusia.
    tanpa orang idealis bagaimana orang-orang tertindas dapat mempertahankan haknya sebagai manusia….

    Reply
  16. :: laras

    idealisme itu memang dibutuhkan, kok. dan memang bukan cuma punya mahasiswa saja. meskipun demikian, yang paling sering kelihatan mengekspos idealismenya ya para mahasiswa itu…

    tentu saja, yang jadi masalah adalah berapa lama idealisme itu bisa bertahan setelah berhadapan dengan realita. sederhana saja, sebenarnya 😉

    Reply
  17. Idealisme menurut saya dapat dipertahankan selama kita mau (btw ni idealisme yang mana sih jadi bingung? he3x :0)
    saya jadi ingat perkataan teman saya “…saya selama jadi mahasiswa ya saya idealis seperti ini tapi ga tau deh kalo dah kerja…”
    gitu katanya ..saya tidak setuju sekali dengan prinsip dia.
    mudah-mudahan ga ada atau paling ga tidak banyak orang yang berprinsip seperti itu.OK?!
    Justru menurut saya Idealisme bisa sangat berperan ketika kita jika telah berstatus eks-mahasiswa nanti dapat memegang idealisme kita sehingga paling tidak memperbaiki moral manusia Indonesia.
    Makasih ….!!

    Reply

Leave a Reply to rika Cancel reply