a cold fate — and farewell

kepingan-kepingan beku yang dingin dan tak acuh adalah masa lalu yang hampir terlupakan; kenangan yang membeku dan sedikit-buram, tak berubah sejak adanya dan tetap demikian. dingin, dan sedikit absurd; teraih tapi tak tersentuh, ada tapi tak terlihat. masih dengan dingin yang tak peduli, dan tak pernah berubah adanya.

selalu demikian. kenangan yang membeku adalah asa di masa lalu; kini dingin, diam dan tak bergerak, terasa setengah-nyata dalam kesunyian. sepotong waktu yang diam dan dengan demikian membeku dalam kenangan. tak hendak cair atau meluruh, menyisakan terawang yang buram akan apa-apa di dalamnya. dan pelan menggigit, dengan kebekuan yang dingin dalam genggaman.

mungkin, memang begitulah adanya.

waktu berhenti dan membungkusnya, dengan tak hirau dan dengan demikian terjadilah ia: kenangan yang diam dan waktu yang berhenti, terbungkus dalam kebekuan yang dingin dan buram.

::

dingin, dan menggigit pelan dalam genggaman; perasaan yang tidak-nyata, dalam keacuhan yang datar. apa-apa yang terlihat dari luar kepingan beku hanyalah bayangan sedikit-samar dan berkabut; seolah kaca buram yang memperlihatkan sekaligus menyembunyikan. kebekuan yang membungkus keping kenangan yang samar, terjaga dan diam di dalamnya.

keinginan dan harapan yang tertidur di masa lalu, dan teriakan serta kebahagiaan yang hangat dan terasa jauh. dan samar-samar terlihat dari balik kepingan buram dalam genggamanku: pembicaraan hangat yang diam dalam kebekuan, dan mungkin senyum serta tawa yang kini diam dan terasa dingin.

::

hari itu, kukatakan selamat tinggal. dan waktu berhenti, membekukan kenangan yang kini terasa dingin; diam dan tak acuh, hanya menggigit pelan dalam genggamanku.

29 thoughts on “a cold fate — and farewell”

  1. ini maksudnya apa? maklum aku anak ekonomi ga ngerti puisi hehehe2
    apa mau perpisahan ya?!
    sory ya aku ikut nimbrung di sini sory juga kalo selama ini komen ku agak gimanaAAAA gitu!!
    sukses aja kalo gitu!!
    skali lagi sory kalo kehadiranku agah kurang berkenan..
    hehehe3

    Reply
  2. eh… bukan puisi, sih. bingung? gak apa-apa. kalau langsung ngerti sih malah aneh :mrgreen:

    santai saja, sih. silakan comment dan sebagainya, dipersilakan, kok. eh… kalau mau lebih jelas, baca License di sidebar, deh. seharusnya sih cukup jelas, kok. sederhana saja, sebenarnya.

    anyway, terima kasih sudah main-main πŸ™‚

    Reply
  3. oh begitu toh? ya udah kirain Yudi lagi marah HEEE2
    sory aku juga lagi error maklum mau ujian akhir pusingnya minta ampun tugas2 deadline-nya ga ngira-ngira…? emang semester ni lagi gila-gilanya…liatin angka melulu (maksudku laporan keuangan) tiap hari bikin pusing juga bikin rusak mata.
    (skalian curhat nie..)ihik-ihik patah hati plus tugas numpuk jadinya apa dong?? πŸ™
    eh nanya juga gimana bikin orang yang kita suka jadi naksir minimal merhatiian gitu dehh?!?
    aduh kok malah jadi konsultasi gini ya!!
    he he lam kenal juga buat sora-kun n della.. n yudi juga!

    Reply
  4. @ della

    Iya, kan udah saya kasih tag [abbr]. Coba aja arahin mouse ke kata itu, harusnya sih muncul. πŸ˜›

    (tapi kalo ga salah ini nggak berlaku di Intenet Explorer lama sih; jadi mungkin aja penjelasannya emang nggak keliatan di sana)

    Reply
  5. Ummmm..
    ga ngerti.

    nyahahahaha
    pdhal risa anak sastra inggris gtu
    tp mungkin krn baca ini diiringin lagu Pride na HandMC
    jd ga gtu menghayati
    kyahahahaha

    tp pribadi emg ga gtu suka seh ma hal2 yg puitis gtu
    huehehehe,, knp bs masuk sastra ya..

    o(^.^)o

    Reply
  6. @lili:
    supaya orang yang kamu suka minimal merhatiin kamu:
    hmmm..udah pernah nyoba jatohin kamus ke kakinya atau numpahin aer ke bajunya? Dijamin dia langsung merhatiin kamu, tapi bukan dengan cara yang kamu harapin πŸ˜›
    salam kenal juga πŸ™‚
    @ risa:
    sastra UI-kah? gw juga, tapi angkatan tua, dah tante2 πŸ˜›
    Kamu pasti masih muda deh, hehe..

    Reply
  7. hari itu, kukatakan selamat tinggal. dan waktu berhenti, membekukan kenangan yang kini terasa dingin; diam dan tak acuh, hanya menggigit pelan dalam genggamanku.

    Yudi pernah patah hati… sekarang lagi teringat lagi… Eh…? Benar tidak Yud?
    *diamuk Yudi*

    eh… bukan puisi, sih. bingung? gak apa-apa. kalau langsung ngerti sih malah aneh :mrgreen:

    Nah, benar kan, gejalanya sudah begini, saya yakin tuh…
    *lari*

    πŸ˜›

    Reply
  8. berhubungan dengan Hime kah? *ud dua tahun sekelas di SMA sampai sekarang masih belum tahu siapa itu Hime*

    btw, itu blockquotenya mba jejakpena lupa ditutup tuh kayaknya…

    wassalamu ‘alaikum.

    Reply
  9. :: Niji

    waah… (juga) πŸ™‚

    :: lili

    salam kenal juga. eh, bukannya udah kemaren?

    :: RisaWamuRa

    gak apa-apa, kok. malah aneh kalau langsung ngerti :mrgreen:

    :: della

    saya… anak computer science, tapi bisa sastra sedikit-sedikit, sih. terutama sastra Java, dan bahasa programming lainnya :mrgreen:

    :: jejakpena | :: sora-kun

    hmm. dua pilihan jawaban.

    (a) bukan.
    (b) bukan! :mrgreen:

    :: 9racehime

    lho, ini grace, kan? bukannya kemarin udah pernah nongol di sini?

    :: Rifu

    …edited already πŸ™‚

    Reply
  10. Eh, makasih sudah diedit quote-nya…

    hmm. dua pilihan jawaban.
    (a) bukan.
    (b) bukan! :mrgreen:

    Hmm…
    Saya bisa paham anda berat untuk mengakuinya… ah, sudahlah…
    :mrgreen:

    Reply
  11. :: jejakpena

    nggak, sebenarnya bukan patah hati. mungkin lebih tepatnya membuat orang lain patah hati, sih. *heuuu*

    …apa, saya patah hati?

    eeh, sotoy kamu!β„’ :mrgreen:

    Reply
  12. pertanyaan saya tidak dijawab:
    (a) berkaitan dengan Hime
    (b) tidak berkaitan dengan Hime

    hm, si yud1 ini memang suka susah mengakui kalo sedang patah hati, lha wong ngaku suka aja susahnya minta ampun…

    Reply
  13. :: jejakpena | :: Rifu

    begini lho. sebenarnya, tulisan itu maknanya banyak. dan tampaknya, beberapa orang yang membaca tulisan ini (entah di dunia nyata maupun maya… pembaca yang lain maksudnya :mrgreen: ) memiliki pengertian yang berbeda-beda dalam memahami tulisan ini.

    anggap saja saya ini seperti Stanley Kubrick soal filmnya, *dibakar massa* :mrgreen: jadi saya tidak akan merusak kesenangan anda menerka-nerka arti tulisan ini. πŸ™‚

    begini deh. kok mindset-nya terjebak pada keadaan di mana saya sedang patah hati, sih? janganlah terlalu mendewakan akal, sesungguhnya akal itu ada batasnya… :mrgreen:

    Reply
  14. @ yud1

    begini deh. kok mindset-nya terjebak pada keadaan di mana saya sedang patah hati, sih? janganlah terlalu mendewakan akal, sesungguhnya akal itu ada batasnya… :mrgreen:

    Benar, akhi… πŸ˜†

    Jangan bicara kalau tak punya ilmunya. Sesungguhnya diam adalah hikmahβ„’…

    @ jejakpena

    Ada dua makna dalam kata2 “bukan” dan “bukan!” itu, mbak… πŸ˜‰

    *ayo, coba pikir lagi πŸ™‚ *

    Reply
  15. ud gw baca lagi Yud, cuma kok perasaan yang muncul yaaa… gitu… hmm, kalo bukan patah hati.. ya perpisahan..

    dan saya ga pake akal kalo baca ginian!!! *sok sentimentil dan perasa*

    Reply
  16. Uh tenyata komenku bikin reaksi banyak orang (eh orang?) komen ya? (he3x merasa berjasa…:p he3x)
    eh usulnya della oke juga…?!?! (pasti ga akan ku coba karena terlalu manjur :q)
    ntar deh kalo dah longgar (aku lagi UAS, ni aja curi-curi waktu) aku coba-coba buat link (cuma coba-coba lho?, jadi jangan ditunggu :p)–>btw penasaran ga aku kul dimana? he3x :p
    salam kenal buat semuaaaaa!!!!!
    yudi, kamu nggak mau ngaku ya patah hati malah bilang matahin hati orang. matahin apa matahin???
    *kabur* (ikut-ikut kaya’ yang lain hehe :D)

    Reply
  17. sebenarnya kepingan beku dan dingin di masa lalu membuat kita belajar
    supaya di masa ini kita terus semangat dan berusaha menggapai kehangatan. Sehingga di masa yang akan datang, kita bisa tersenyum untuk setiap masa yang kita lewati…
    how bout that?

    Reply
  18. :: angel doggie

    bagus juga tuh πŸ™‚

    mungkin juga yah? tapi, yah… cukup dekat, hangat… terlalu dekat, panas. asal nggak terbakar saja, sih.

    anyway, salam kenal, yah.

    Reply

Leave a Reply to lili Cancel reply