sesuatu yang hilang

“…tapi lima atau sepuluh tahun lagi, apakah kamu akan tetap bisa menjadi seperti kamu yang sekarang; kamu yang jujur dan apa adanya, yang bisa mengatakan ‘tidak’ dengan idealisme kamu?”

___

saya tahu, bahwa dalam setiap langkah perjalanan kehidupan saya, akan selalu ada hal-hal yang hilang dari diri saya. selalu demikian; untuk apa-apa yang saya dapatkan selama perjalanan ini, ada hal-hal yang juga hilang dari diri saya.

selama ini, saya tidak keberatan dengan hal tersebut. saya tidak keberatan kehilangan sebagian sudut pandang saya akan dunia yang ternyata tidak selalu indah. saya tidak keberatan kehilangan sebagian harapan dan kepercayaan saya terhadap orang lain yang tidak selalu baik untuk saya. saya tidak keberatan untuk beberapa hal lain yang terjadi dalam perjalanan saya sejauh ini.

…tapi mungkin, tidak kali ini. saya takut, bahwa saat ini saya sedang kehilangan idealisme saya. saya takut bahwa saya mungkin tidak akan lagi bisa berkata ‘tidak’ untuk hal-hal di luar nurani saya. saya takut, bahwa suatu saat saya akan menjadi terlalu pragmatis dan materialistis; bahwa saya tidak lagi bisa jujur kepada diri saya sendiri.

saya takut, suatu saat saya akan menjadi orang yang tidak pernah puas; dengan demikian menjadi korban materialisme, sebelum akhirnya kehilangan prinsip dan kebersahajaan saya.

::

saya tahu, saya tidak selalu bisa menjalani hidup dengan seratus persen bersandar kepada idealisme; kita hidup di dunia yang tidak sempurna, di mana kita tidak bisa selalu jujur dalam setiap hal. dan saya tahu, bahwa adalah sangat naif kalau saya berharap bisa selalu bertindak sesuai hati nurani saya.

sekarang mungkin saya masih bisa mendengarkan kata hati saya; saya bisa menolak apa-apa yang tidak sesuai dengan apa yang saya sebut sebagai nurani saya, dan saya bisa bersikap kritis serta kalau perlu mengatakan ‘tidak’ untuk hal-hal di luar idealisme saya.

…tapi, sampai kapan? mungkin tidak akan cukup lama.

setelah ini, di tempat yang disebut oleh orang-orang yang menjalaninya sebagai ‘dunia nyata’, saya mungkin akan berhadapan dengan berbagai macam kepentingan; mungkin, lengkap dengan beberapa lobi-lobi. dan uang dalam jumlah besar, serta ketidakpuasan diri yang bisa tak berujung.

lalu apa? sedikit demi sedikit, idealisme saya mungkin akan terpaksa saya tanggalkan. saya yang saat ini bisa memutuskan untuk tidak mengambil hal-hal yang ‘abu-abu’ apalagi ‘mendekati hitam’, mungkin akan berubah; mungkin dengan sedikit lobi dan hasrat produk kapitalisme, pendirian saya akan berubah.

tidak, saya tidak takut akan kenyataan bahwa idealisme saya mungkin akan bertentangan dengan realita; yang saya takutkan adalah, bahwa saya akan kehilangan pendirian yang saya miliki sekarang. bahwa idealisme saya tidak akan sempat bertentangan dengan kenyataan, karena telah terlebih dahulu luntur dalam perjalanan saya. entah terlena oleh mimpi produk kapitalisme, atau kebutuhan diri yang tidak pernah puas.

sekarang mungkin saya masih bisa mendengarkan kata hati saya; tapi apa yang akan terjadi nanti, saya tidak tahu.

sekarang ini saya, sendirian, mungkin bisa memilih dan bersikap. saya bisa berpegang kepada apa-apa yang saya anggap ‘ideal’. tapi saya tidak yakin saya akan bisa tetap bersikap demikian nanti; ketika saya memiliki tanggung jawab lain yang mungkin harus saya tanggung, ketika saya tidak bisa lagi hidup hanya untuk diri saya sendiri.

juga ketika saya nanti mungkin harus berada sebagai bagian dari suatu hal yang lain, atau ketika saya berada di tempat di mana apa-apa yang saya anggap ‘ideal’ tidak bisa hidup berdampingan dengan kenyatan; dan sayangnya, hampir tidak ada tempat yang tidak seperti ini.

::

saya takut, bahwa pertanyaannya bukanlah ‘apakah saya akan…’, tapi ‘berapa lama sebelum saya…’

berapa lama waktu yang saya butuhkan, sebelum saya akan mulai bersikap tidak jujur dalam menjalani kehidupan saya, dan mulai memberikan laporan ‘asal bapak senang’ ke atasan saya?

berapa lama waktu yang saya butuhkan, sebelum saya mungkin akan memberikan tanda tangan saya untuk penggunaan dana di luar aturan atas tekanan lingkungan saya?

berapa lama waktu yang saya butuhkan, sebelum saya mungkin akan mencari ‘sabetan halal’ dari proyek-proyek di berbagai kesempatan?

berapa lama waktu yang saya butuhkan, sebelum saya mungkin akan melobi para ‘petinggi-petinggi perusahaan’ dengan ‘hadiah halal’ agar sebuah proyek bisa goal dan berjalan?

berapa lama waktu yang saya butuhkan, sebelum saya mungkin akan ‘melakukan lobi-lobi legal’ demi mengantarkan diri saya ke jabatan yang lebih tinggi?

berapa lama waktu yang saya butuhkan, sebelum saya mungkin akan kehilangan independensi saya, demi sejumlah besar uang yang ‘halal’?

…apakah hal tersebut salah sama sekali? mungkin tidak. abu-abu, mungkin. tidak melanggar peraturan, mungkin. tapi berapa lama sebelum saya mulai melakukan hal tersebut? lima tahun? sepuluh tahun? atau lebih cepat lagi?

…karena sejujurnya, saya tidak ingin menjadi seperti itu.

::

saya tahu, bahwa saya tidak bisa selalu berpegang kepada idealisme. saya juga tahu, bahwa harus ada bagian-bagian dari idealisme yang harus saya korbankan dalam perjalanan saya nanti. saya juga tahu, bahwa tidak banyak hal yang bisa diraih dalam hidup ini, dengan seratus persen berpegang kepada idealisme.

…tapi masihkah saya akan bisa mengatakan ‘tidak’ untuk hal-hal yang saya anggap tidak sesuai dengan apa yang saya sebut sebagai ‘nurani’ saya? atau, mungkinkah saya akan terlena dan menjadi orang yang tidak lagi bisa jujur kepada diri saya sendiri?

di titik ini, saya berharap bahwa saya tidak akan kehilangan jati diri dan idealisme saya; bahwa sekalipun idealisme saya mungkin akan terpaksa saya tanggalkan sedikit demi sedikit, sedapat mungkin saya tidak ingin kehilangan hal tersebut.

karena saya tahu, bahwa mungkin saat ini saya sedang berubah ke arah yang tidak saya inginkan; sesuatu yang sangat saya benci, dan saya tidak ingin membiarkannya terjadi kepada saya.

saya rasa, saya hanya ingin bisa menjalani kehidupan; dengan idealisme dan kebersahajaan, serta rasa syukur yang apa adanya.

jadwal cuci mobil

ini adalah hal yang menyebalkan. tidak menyenangkan. a mere rant as I would say. yah, seharusnya tidak perlu seperti ini, sih. jangan lanjutkan membaca kalau anda tidak tertarik. tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mendiskreditkan satu atau lain pihak; only personal rants here.

tulisan ini tidak bersifat denotatif atau harfiah. dengan demikian tulisan ini mungkin multitafsir, dan kalau anda tidak bisa atau tidak mau memahami hal tersebut, tinggalkan halaman ini sekarang. anda sudah diperingatkan.

ahem. saya mengasumsikan anda sudah memahami dengan baik ketentuan di atas. mari kita mulai.

dalam hidup ini, kemaslahatan orang banyak harus berada di atas kemaslahatan orang sedikit, betul? jelas. siapapun tahu. bahkan pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan dengan jelas mencantumkannya dalam teks buku mereka. ya iyalah, lebih baik membuat sedikit orang sebal daripada banyak orang menderita, itu hal yang sangat jelas. karena di atas hal tersebut demokrasi dibangun: negara kita adalah negara demokrasi, betul?

::

saya baru saja mendaftarkan mobil saya untuk cuci mobil di tempat cuci mobil otomatis. karena saya adalah orang yang taat pajak dan pelanggan setia, saya mendapatkan jadwal saya dengan baik, dong. tentu saja, sudah seharusnya. saya kan selalu menjaga hubungan baik dengan pemilik tempat cuci mobil. pokoknya, mobil saya sudah dijadwalkan untuk dicuci bersih sesuai harapan saya pada hari H, jam sekian sampai jam sekian.

maka saya pun mendatangi tempat cuci mobil pada hari H. seharusnya, mobil saya dicuci pada hari tersebut. seharusnya sih begitu, menurut saya.

…sial, saya salah.

pada JAM YANG SAMA, TEMPAT YANG SAMA, tempat cuci mobil saya SEDANG DIPAKAI oleh SEROMBONGAN PELANGGAN DARI JADWAL LAIN? apa-apaan ini? saya sudah memegang persetujuan atas klaim saya terhadap jadwal cuci mobil saya! ini jelas tidak benar.

tunggu, tunggu. tarik napas dulu. mungkin ada kesalahan di sini. permintaan saya kan sudah disetujui sebelumnya? saya seharusnya bisa mencuci mobil saya pada waktunya. coba kita bicarakan dulu dengan tenang dan kepala dingin.

“maaf pak, ini bukannya seharusnya jadwal cuci mobil saya? kemarin perjanjian saya kan sudah disetujui untuk hari ini?”

“oh, maaf. ada perubahan jadwal. para pelanggan ini tidak bisa datang kemarin, jadi mereka meminta untuk memindahkan jadwal cuci mobil mereka ke hari ini. karena banyaknya permintaan, jadi kami memindahkannya.”

“lalu perjanjian saya bagaimana?”

“maaf, perubahan ini karena permintaan banyak pelanggan. banyak pelanggan yang tidak bisa datang kemarin karena ada peringatan hari kemerdekaan di tempat masing-masing. mohon maaf, anda terpaksa mencuci mobil di hari lain…”

oke, saya bisa mengerti hal tersebut. kepentingan BANYAK ORANG lebih penting daripada kepentingan SEDIKIT ORANG, betul? tentu. saya mengerti hal tersebut. saya adalah pelanggan tempat cuci mobil yang baik, dan dengan demikian saya tentu bisa menerima alasan tersebut. apalagi, saya adalah pelanggan dengan hubungan baik terhadap tempat cuci mobil langganan saya.

lagipula, alasan tersebut (seharusnya) bisa diterima. tidak seharusnya saya bersikap egois, apalagi karena saya adalah sama-sama pelanggan seperti halnya orang-orang yang menggunakan jadwal cuci mobil saya. sekalipun saya sudah memegang persetujuan atas jadwal cuci mobil saya, tapi pemilik tempat cuci mobil jelas bisa mengubahnya sewaktu-waktu. apalagi, demi kepentingan pelanggan lain yang jauh lebih banyak jumlahnya.

tentu, saya bisa menerimanya.

…tapi salahkah, kalau saya kecewa?

back on the rocks, at last

…yes, as it says. back on the rocks, at last.

A_072.gif

more updates are to come, later.

I would like to have some rest, though. 12 hours (and counting down) left to rest quietly, adequately.

…oh yes, I’ll be starting to update this website (again) as I used to be. just need some more rest for now.

I’ll write again soon.

A_233.gif

___

[1] whew, I can hear the crowd applause :mrgreen:

[2] English for now. Indonesian (and maybe English sometimes) later on.

utilisasi otak dan ide tulisan

saya percaya, bahwa sebenarnya otak saya ini bisa diutilisasi untuk lebih banyak memikirkan berbagai macam hal yang penting-tidak-penting: teologi, nasionalisme, filosofi, idealisme, pendidikan, psikologi, sosial, anime-manga culture, movie review, musik, sastra…

…kalau saya sedang tidak ada kerjaan.

ya, sebab selama lebih dari setahun ini menulis, tulisan saya yang (setidaknya saya anggap demikian, dan -bagusnya- beberapa pembaca lain berpendapat demikian pula) agak lebih bagus daripada yang lain terutama timbul dari pemikiran iseng ketika menganggur.

ha, jadi ketidakproduktifan saya memicu produktivitas saya menulis?

mungkin, tapi siapa yang peduli. paling cuma saya, sih. dan mungkin beberapa pembaca yang meminta update akan tulisan-tulisan terbaru saya[1]… itupun kalau saya tidak ke-GR-an. lagipula, memangnya siapa sih saya ini?

nah. kembali ke masalah. ada satu hal yang saya sadari belakangan ini, sejak berada dalam keadaan di mana saya tidak bisa menjamin keberlangsungan update tulisan saya[2]. (sok penting sekali kesannya… memangnya siapa sih saya?! :mrgreen: )

hal ini adalah kenyataan bahwa ide-ide yang biasanya saya tuangkan dalam bentuk tulisan di sini tidak mengalir selancar biasanya. bahwa sebelumnya saya sempat mengalami keadaan di mana ide-ide sampai mengantri untuk ditulis, dan tidak demikian beberapa waktu terakhir ini.

tampaknya, otak saya agak terlalu terutilisasi oleh hal lain. utak-atik code selama hampir setiap hari di setiap pekannya, dengan browsing di sela-sela waktu, dan nyaris tidak pernah jauh dari komputer.

dan saya merasakan dampaknya terhadap pikiran saya. ide tidak mengalir, dan saya mengalami kesulitan menuangkan kata-kata ke draf. dan yang lebih parah lagi, saya terlalu banyak berada di depan komputer. bah. terlalu banyak berada di depan komputer tidak terlalu baik untuk kesehatan dan pikiran, setidaknya begitulah menurut saya.

ah, padahal saya masih belum bisa melupakan kesenangan dalam berpikir untuk kemudian menuliskannya dalam bentuk tulisan; hal menyenangkan yang saya alami sejak dulu. tidak tahu juga sih, mungkin keadaannya saja yang tidak sesuai, atau mungkin ada alasan-alasan lain.

tapi entahlah, mungkin saya saja yang sedang tidak dalam keadaan untuk niat menulis, atau mood saya yang perlu diperbaiki. saya tidak bisa asal menuduh, kan?

…atau jangan-jangan, ini gejala kemandekan proses berpikir. wah, kacau kalau begitu. tapi setidaknya, (saya harap) ini seharusnya cuma sementara. seharusnya. eh… yah, seharusnya.

saya akan menulis lagi nanti.

___

[1] ada. beneran. nggak bohong. :mrgreen:

[2] selama beberapa waktu terakhir ini. tepatnya, sejak saya menuliskan salah satu entry di sini.

indonesia raya, dalam hati saya

saya teringat, beberapa waktu yang lalu saya menyaksikan sebuah acara talkshow di sebuah stasiun televisi swasta pada suatu sore di akhir minggu. seharusnya tidak ada yang istimewa dengan hal tersebut, namun hari itu saya belajar akan suatu hal; sesuatu yang sudah lama terlupakan, namun ternyata tetap dan selalu ada dalam diri saya.

tamu dalam acara hari itu adalah para veteran pejuang kemerdekaan, masing-masing kini menjalani hari-hari pensiun. perbincangan berlangsung seputar cerita masa lalu yang semakin jarang terdengar, dan kisah masa kini yang seolah terpinggirkan: dari pertempuran sengit di garis depan sampai kehidupan serba bersahaja yang kini dijalani para veteran.

dan tiba-tiba, saya tersentak. saya malu. orang-orang ini, para veteran ini, telah menjalani pertempuran dengan taruhan nyawa demi kemerdekaan bangsa, negara ini. beberapa dari mereka beroleh cacat seumur hidup dalam pertempuran yang mereka jalani, dengan tidak sedikit rekan-rekan yang gugur dalam tugas.

dan dibandingkan mereka, saya tidak ada apa-apanya. saya menjalani kehidupan di atas kemerdekaan yang mereka rintis. saya menjalani kehidupan yang bisa seperti saat ini, sebagian adalah hutang terhadap mereka-mereka yang saya lihat di televisi.

…tapi saya, bisa apa?

sejujurnya, saya malu. orang-orang ini berjuang mempertaruhkan nyawa, sementara saya tidak bisa apa-apa. saya, yang kuliah dengan dibayari uang rakyat? saya, yang bisa menjalani kehidupan seperti sekarang ini karena perdamaian yang dibayar dengan darah dan nyawa para prajurit? dan saya, yang tidak berbuat apa-apa demi negara?

di depan televisi, saya hanya bisa tertegun.

perbincangan kemudian berlanjut ke arah kehidupan yang dijalani para veteran pada saat ini. kondisi serba bersahaja yang seringkali tidak terdengar, dan kebutuhan akan perhatian yang lebih besar dari negara.

tapi yang benar-benar membuat saya berpikir adalah pernyataan seorang veteran; bahwa untuknya kehidupan seperti ini saja cukup, katanya. bahwa bisa melihat Indonesia merdeka dan membangun seperti saat ini adalah impian yang terkabul, dan ia tidak perlu mengharapkan lebih.

dan saya hanya bisa tertegun. demi sebuah kemerdekaan dan perdamaian, demi Republik Indonesia. hal-hal yang seolah sudah lama terlupakan, namun ternyata tetap tertinggal dalam diri saya. sebuah perasaan bangga bahwa saya adalah warganegara Indonesia.

ya, saya adalah warganegara Indonesia, dan saya bangga akan hal tersebut.

karena bagi saya, sebuah ‘Indonesia’ adalah sebuah entitas yang berbeda; berbeda dari pemerintahan yang mungkin kacau, atau birokrasi yang mungkin korup, atau penegakan hak asasi yang mungkin luntang-lantung. demikian juga, ‘Indonesia’ bagi saya adalah hal yang berbeda; bukan legislatif yang mungkin galak demi karung-karung uang, atau peradilan yang mungkin mudah dibeli dengan kekuasaan.

di depan televisi, lagi-lagi saya hanya bisa tertegun.

para peserta dan penonton di studio kemudian berdiri untuk menyanyikan ‘Indonesia Raya’. sebuah paduan suara sederhana dan apa adanya, namun penuh makna akan identitas kebangsaaan.

dan pada saat itu, saya menyadari bahwa saya baru saja belajar akan suatu hal. juga bahwa saya ternyata selalu memiliki hal tersebut dalam diri saya, dan bahwa pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan yang pernah saya terima tidak pernah tersia-sia.

ketika saya turut menyanyikan ‘Indonesia Raya’, dalam hati saya.

current music — rage your dream

akhirnya, setelah beberapa lama (yang agak kelamaan, sebenarnya 😛 ) bagian ini diisi oleh entry baru. sebenarnya material untuk entry ini sudah beres sejak sebulan yang lalu, namun baru saat ini bisa ditulis di sini.

entry kali ini menampilkan lagu Rage Your Dream yang dibawakan oleh M.O.V.E., yang dikenal terutama setelah partisipasi mereka dalam penggarapan OST untuk serial Initial D. kontribusi mereka untuk beberapa lagu, di antaranya Around The World di serial ini akhirnya mengangkat nama kelompok yang terdiri atas Yuri Masuda (vokal), Mototaka Segawa (rap), dan Takahashi Kimura (produser) ini.

lagu ini sebenarnya sudah agak lama; diambil dari album electrock yang dirilis pada 1998, dengan album terakhir yang dikeluarkan oleh kelompok ini adalah GRID yang dirilis pada 2006. musiknya agak campur-campur: electronic, rap, rock… IMO cukup enjoyable, tapi beberapa orang mungkin akan menemukannya sebagai ‘agak berisik’. oh, well… soal selera, sih. 😀

seperti biasa, lyrics dengan huruf italic, translations dengan huruf plain, dan mohon koreksi kalau ada salah translate berhubung gw mencoba menerjemahkannya sendiri.

Rage Your Dream
M.O.V.E.

I got no impression
this town made by the imitiation
wanting your sensation
in this silly simulation

I got no impression
this town made by the imitiation
wanting your sensation
in this silly simulation

I GOT NO IMPRESSION, GRAY no kanjou
bokashi mo ire sugi machijuu wa IMITATION
REAL wo motomete takaburu anata ga
chikaku ni yorenai hodo atsuku naru

I got no impression, this gray feeling
shading the whole town into imitation
looking for your real, proud self [1]
it feels so hot as I can’t get over you

FEEL YOUR FRUSTRATION, anata no sakebi wo
TASTE YOUR VIBRATION, furueru hodo ni kanjiteiru

feel your frustration, within your shout
taste your vibration, I can feel it shivering

RAGE YOUR DREAM, toki wo kakenukete yuku
kaze mo hikari michite yuku
RAGE YOUR DREAM, matteiru koto dake wo
feel the wind, wasurenaide ite

rage your dream, time keeps on running
wind and light keep on rising
rage your dream, only by waiting
feel the wind, never forget that

RAGE YOUR DREAM, tsudzuku hatenai michi wo
ai mo kakou mo furimukazu
yukeru anata kagayaiteiru
RAGE YOUR DREAM, ima mo ikiteiru

rage your dream, as the endless road continues
without turning back into love and past
as your departing figure is shining
rage your dream, now that you are alive

MY PRIDE SAYS, “YOU GOTTA BE WILD AND TOUGH”
sou tanin wa kaizai shinai
NEVER STOP tomari takunai
gisei ni natta ai ga CRY shite mo
PEAK mezashite SWEEP THE WINDING STREET
BEEP-BEEP! keikoku oto wa SO CHEAP
SHEEP-tachi wa michi wo akero
‘COS I’M NEVER GONNA STOP TO RAGE MY DREAM

my pride says, “you gotta be wild and tough”
such strangers are not disturbance [2]
never stop, don’t want to stop
became an imitation, love is about to cry
aim for the peak, sweep the winding street
beep-beep! the sound of siren is so cheap
those sheep have to make way
‘cos I’m never gonna stop to rage my dream

EASY na MOTIVATION, subete wa SIMULATION
nigete mitatte doko demo SAFETY ZONE
nani ka o te ni irete nani ka o wasureteku
sekai ga kowarete mo kawaranai

easy motivation, as everything is simulation
running anywhere to the safety zone
put into my hands, something I forgot
even if the world is breaking, it won’t change

BEASTY SHOUT dare no te ni sae oenai
hageshii yume jikan sae mo ima koeteku

beasty shout, beyond one’s control
the violent dream is crossing over time

RAGE YOUR DREAM, kaze no naka de mabushiku
sakebu anata yume-tachi to
RAGE YOUR DREAM, kodou tomaru kurai ni
I CAN FEEL tsuyoku kanjiteru

rage your dream, shining within the wind
with your shouts and your dreams
rage your dream, even when your heartbeat stop
I can feel its strength [3]

RAGE YOUR DREAM, yami wo hari saiteiku
LIVE A STREAK TO THE PEAK sekaijuu no
kogoe kitta yoru wo keshiteku
RAGE YOUR DREAM, michi o hiraiteku

rage your dream, break upon the darknes
live a streak to the peak around the world
erasing those frozen nights
rage your dream, open the road

DI-DING DANG ANOTHER ROUND, NEVER SLOWDOWN
konma zero ichi byou de KNOCK DOWN
yoin nokoshi kiete kou TO THE NEXT TOWN
hokori mau haishachi ni hau
rikutsu dake no noogaki-tachi
jama kusai kara shikato shite ikou
STREAKER satteiku STREET no mukou
SOMETHING THEY WOULD KNOW

di-ding dang another round, never slowdown
knock down in .01 seconds [4]
leave the trails, move on to the next town
the dust is dancing as the losers crawling
such reasons are only to escape
just get past the stinking hindrance
the streaker leaves through the back of the street
something they would know

RAGE YOUR DREAM, toki o kakenukete yuku
kaze mo hikari michite yuku
RAGE YOUR DREAM, matteiru koto dake wo
FEEL THE WIND, wasurenaide ite

rage your dream, time keeps on running
wind and light keep on rising
rage your dream, only by waiting
feel the wind, never forget that

RAGE YOUR DREAM, tsudzuku hatenai michi wo
ai mo kakou mo furimukazu
yukeru anata kagayaiteiru
RAGE YOUR DREAM, ima mo ikiteiru

rage your dream, as the endless road continues
without turning back into love and past
as your departing figure is shining
rage your dream, now that you are alive

___

[1] takaburu secara harfiah ‘to get excited’ atau ‘to be proud’. secara konteks lebih cocok yang terakhir, sih

[2] bisa juga diartikan sebagai ‘such stranger won’t interfere’, ini arti harfiahnya sih. (‘kaizai’ = ‘intervention, interference’)

[3] bisa jadi ‘I can feel its strength’ atau ‘I can feel it strongly’. kalau melihat bentuk kata ‘tsuyoku’, lebih tepat yang terakhir, sih. tapi supaya lebih enak jadinya seperti itu.

[4] serapan dari bahasa Inggris: ‘KONMA zero-ichi byou’ maksudnya ‘.01 detik’. sisanya sih seharusnya cukup jelas.