image upload — runaway little bride

jadi begini, pembaca. setelah image terakhir yang saya upload sempat dikritik oleh beberapa rekan di MiniTokyo (setelah sebelumnya sora-kun juga menyebutkannya sebagai low quality work *duh* 😛 ), saya merasa harus melakukan sesuatu. begini-dan-begitu, akhirnya jadilah wallpaper ini.

OK, seperti biasa, genrenya masih anime-art. bukan realis, surealis, atau apalah yang lain. dibuat dengan menggunakan Adobe Photoshop CS2, saya tidak bisa terlalu yakin juga sih bagaimana menurut yang lain… tapi anyway, saya menemukan bahwa wallpaper ini cukup cocok mengisi desktop di komputer saya. yah, tapi hal seperti ini sifatnya subjektif, sih.

Runaway Little Bride

posted in:
image upload – runaway little bride

download:
1280×960 – 4:3

note:
1600×1200 – 4:3
in Runaway Little Bride – MiniTokyo

menampilkan Yotsuba dari serial Sister Princess, wallpaper kali ini lebih mengutamakan teknik modifikasi cloud dan blending dalam pembuatannya. kali ini, saya mencoba untuk menghindari penggunaan filter standar pada Photoshop… yah, kecuali sedikit blur pada sentuhan akhir. entah kenapa, saya jadi ‘alergi’ pada filter belakangan ini. (Crosshatch? Fresco? Paint Daube? apa itu?) :mrgreen:

material foreground-nya diambil dari artbook-nya Naoto Tenhiro, The Art of Sister Princess. pada dasarnya kualitas materialnya memang sudah siap pakai, jadi modifikasi di foreground lebih banyak ke arah penyesuaian tone dan modifikasi untuk efek-efek yang dibutuhkan. untuk cropping, digunakan teknik layer mask (yang ternyata jauh lebih efisien daripada lasso 😛 ) dan akhirnya jadi seperti itu.

material background-nya dari hasil fotografi, dari sebuah katedral di Manchester, Inggris.  modifikasi perspektif untuk menyesuaikan dengan foreground dan komposisi, dan setelah itu juga penyesuaian warna untuk ‘menyambungkan’ latar belakang ke latar depan. begini-dan-begitu (lagi), akhirnya jadilah ‘kota’ kecil untuk latar belakangnya.

lainnya? tidak banyak, sih. modifikasi terutama sih cloud dan blending, dengan penyesuaian lighting menjelang akhir. sedikit filter motion blur dengan utak-atik blending jadi finishing touch, dan akhirnya jadi deh seperti itu.

preset 4:3 dengan resolusi 1280×960 dari wallpaper ini dapat ditemukan di section Gallery, sementara preset yang sama dengan resolusi 1600×1200 dapat ditemukan di MiniTokyo pada submission entry yang bersesuaian.

kritik konstruktif dan saran membangun ditunggu.

image upload — a servant who fought

menjelang akhir liburan kali ini, saya menyempatkan diri untuk membuat wallpaper lagi. yah, berhubung sudah agak lama juga sejak terakhir kali section Gallery di-update, jadilah akhirnya section tersebut ketambahan anggota baru.

menggunakan Adobe Photoshop CS2, kali ini wallpaper ini menampilkan Servant Archer dari serial Fate/Stay Night. kenapa Archer? yah, selain karena saya tidak pernah benar-benar menyukai Servant Saber 😛 sebenarnya sih sebagian juga karena karakter ini adalah karakter favorit saya di serial tersebut… setelah Tohsaka Rin tentunya. :mrgreen:

A Servant Who Fought

posted in:
image upload – a servant who fought

download:
1280×800 – 8:5

OK, cukup omong-omongan pengantarnya.wallpaper kali ini ditampilkan untuk preset widescreen, alias 8:5. sebenarnya pertimbangannya lebih ke arah komposisi gambar, sih. setelah coba-coba di awal, ternyata preset 4:3 tidak terlalu cocok dengan ide yang ada — komposisinya jadi agak kurang pas, begitulah kira-kira.

latar belakang dan latar depan yang jadi material wallpaper ini sama-sama diambil dari screenshot. bedanya, untuk latar depannya diambil dari screenshot serial anime-nya, sementara latar belakangnya dari versi game-nya. berhubung saya lagi agak malas, cropping-nya cukup pakai magic wand dan feather saja. modifikasi sedikit, dan -bagusnya- hasilnya ternyata nggak jelek-jelek amat.

modifikasi yang dilakukan meliputi blending dan penggunaan filter pada material yang digunakan. digunakan juga cloud untuk ‘menyambungkan’ latar belakang ke depan, dengan blending yang juga sedikit diutak-atik.

terakhir, ditambahkan lighting untuk fokus pencahayaan, dan filter untuk finishing touch-nya. hasilnya adalah wallpaper dengan gaya yang tidak terlalu ‘bersih’, tapi entahlah. silakan anda sendiri yang menilai. 🙂

anak kucing di hari raya

tiba-tiba, anak kucing itu muncul di dekat rumah kami. umurnya mungkin baru beberapa hari, dan ia tampaknya agak sakit. mungkin juga kelaparan sih, tapi entahlah. kelihatannya lemas, dan sepertinya ia ditinggalkan oleh induknya — atau dibuang orang, aku juga tidak terlalu paham.

adik perempuanku yang pertama kali memperhatikannya. katanya, anak kucing itu kelihatannya kasihan. badannya kurus, dan sepertinya ia kelaparan. sempat kulihat anak kucing itu menggeletak saja di depan rumah, tampaknya tidak bisa bergerak. kukira, ia mungkin lemas karena lama kelaparan. setahuku gigi anak kucing biasanya belum cukup kuat, dan umumnya anak kucing belum bisa berburu sendiri.

sepulang kunjungan ke tempat kerabat pada hari raya, adikku kembali memikirkan kucing itu. dalam perjalanan, ia sempat mengatakan mengenai memberikan sedikit makanan pada anak kucing tersebut. susu mungkin, katanya. kami tidak memiliki hewan peliharaan, jadi tidak punya makanan khusus untuk itu di rumah.

aku menanyakan sejak kapan anak kucing itu terlihat di dekat rumah. dijawabnya, sejak malam menjelang hari raya. waktu itu ia masih bisa berlarian di sekitar rumah, namun tidak terlihat lincah seperti anak kucing umumnya. belakangan, tampaknya kondisinya memburuk: ia tidak lagi terlihat berjalan-jalan atau berlarian, seringnya hanya duduk atau menggeletak di pinggir jalan depan rumah.

akhirnya, adikku memutuskan untuk memberikan sedikit susu kepada anak kucing itu. aku juga tidak tahu apakah baik untuk anak kucing sekecil itu, tapi kurasa kami tidak punya banyak pilihan lain. rendang atau daging yang pedas sepertinya bukan pilihan, tapi aku tidak tahu terlalu banyak soal itu.

malam itu, aku ikut melihat anak kucing itu. adikku memberikannya susu cair yang diambilnya dari lemari. anak kucing itu meminumnya sedikit-sedikit, sebelum ia tampaknya kembali tidur. susunya masih tersisa, tapi adikku mengatakan bahwa mungkin ia akan meminumnya lagi nanti. kami meninggalkannya beberapa menit kemudian.

::

aku sedang membaca majalah di kamar beberapa menit setelahnya, ketika tiba-tiba adikku mengatakan sesuatu mengenai anak kucing itu. katanya, ia kuatir kalau anak kucing itu seperti itu di luar saja. mengingat menjelang shalat Id tadi paginya sempat hujan, mungkin saja malam ini akan hujan lagi.

aku mengatakan bahwa kami tadi meletakkannya di bawah pohon yang cukup rindang di depan rumah, jadi seharusnya tidak apa-apa.

adikku sepertinya masih memikirkan soal anak kucing itu untuk beberapa lama, sebelum akhirnya ia berdiri dan berjalan ke belakang rumah. ia menanyakan kepada seorang adik ibuku yang tinggal di rumah, apakah kami memiliki kain bekas atau apalah untuk selimut anak kucing itu. tak berapa lama kemudian, ia tampak sedang memotong-motong bekas kain mukena lama milik ibuku. kurasa, ia sedang menentukan ukuran yang pas untuk selimut anak kucing itu.

aku kembali ke kamar, dan mendengar pintu depan dibuka dan ditutup, sebelum akhirnya adikku kembali ke kamar. ia mengatakan bahwa anak kucing itu sudah mau minum susu kembali, dan adikku tampak cukup senang.

kutanyakan mengenai selimut untuk anak kucing itu, dan dijawabnya bahwa ia sudah memberikannya. katanya, ia berharap bahwa anak kucing itu tidak kedinginan, apalagi kalau-kalau sampai hujan. aku hanya angkat bahu. kuharap juga anak kucing itu akan baik-baik saja, tapi aku juga tidak cukup yakin seberapa baik kondisi anak kucing itu.

::

keesokan harinya, aku mendengar bahwa anak kucing itu mati pada pagi harinya. adik ibuku yang menceritakannya padaku, agak siang menjelang tengah hari. kupikir, mungkin memang sudah waktunya. tidak banyak juga yang bisa kami lakukan, dan mungkin memang kondisi anak kucing tersebut memang sudah tidak memungkinkan sejak awal.

adikku tidak tampak sedih atau bagaimana, tapi aku sendiri juga tidak tahu bagaimana ia ketika mendengar berita mengenai anak kucing tersebut. entahlah, kurasa aku juga tidak terlalu ingin membicarakannya dengan adikku itu.

malamnya, iseng-iseng kutanyakan apakah ia merasa sedih akan anak kucing yang malang tersebut. ia hanya menjawab dengan ‘tauk ah’ singkat, dengan sikap yang biasa-biasa saja. kurasa begitulah akhirnya, tapi mungkin aku tidak benar-benar paham juga soal itu.

tapi kupikir-pikir, mungkin sebenarnya aku juga berharap agar anak kucing itu setidaknya bisa bertahan hidup lebih lama. tapi mungkin juga hal tersebut terjadi karena memang sudah waktunya, dan tidak benar-benar banyak yang bisa kami lakukan.

soal itu, aku juga tidak tahu, sih. agak sayang juga sebenarnya, tapi untuk saat ini kurasa memang seperti itulah adanya.

fitr

hari-hari ini, saya kembali melihat apa-apa yang datang dan kembali dari setiap tahun yang ada; televisi yang sibuk, pemudik yang menumpuk dan lalu-lalang, serta keriuhan akan ‘kemenangan’ yang datang bagi mereka yang memaknainya.

sesuatu yang berulang, setiap tahun, tapi toh tak kunjung terasa hampa dan usang; kebahagiaan kultural-spiritual, tapi toh tetap pada saatnya yang menyenangkan bahwa ia ‘ada, dan karena itu kita mensyukurinya’. sebuah perayaan untuk ‘mereka yang menang’ dan ‘kembali ke fitrah’, dan dengan demikian ampunan dan maaf terbuka lebar, dan apa-apa yang ‘dosa’ dan ‘kotor’ dilepaskan dari diri yang daif dan serba kekurangan.

…mungkin, tidak selalu demikian adanya.

toh kita melihat juga, apa-apa yang fitri tidak selalu berarti terlepas dari apa-apa yang ‘kotor’ dan ‘dosa’; kita (mau atau tidak mau) terpaksa maklum bahwa tak jauh sebelumnya di terminal calo-calo tiket kadang saling pukul, atau pemudik-pemudik dirampok, atau mereka yang lain yang diperas di pelabuhan. entah, dan mungkin juga yang lain-lain — yang tidak terharapkan, tapi sekaligus juga tidak terlepaskan.

tapi apa-apa yang bersih timbul dari ketidakpuasan akan yang kotor, dan apa-apa yang putih terlihat ketika ada yang ‘tidak putih’. dengan demikian yang ‘kotor’ dan ‘dosa’ bisa dengan mudah kita pisahkan dan kita buang; apa yang ‘bersih’ tidak bisa berdiri sendiri, dan yang ‘kotor’ adalah apa yang harus dinistakan; apa yang hilang pada saatnya ‘hari kemenangan’, dan entah niscaya kembalinya.

fitrah adalah asal: apa yang diajarkan kepada kita adalah bahwa dalam diri setiap kita adalah apa-apa yang baik dan bersih. apa-apa yang tidak dan belum tercemar, dan apa-apa yang tidak tersentuh oleh yang kotor. apa-apa yang tidak korup, tidak licik, dan tidak jahat; dan dengan demikian begitulah kita seharusnya.

toh kita maklum bahwa di hadapan yang daif dan lemah, apa yang fitrah bisa dengan mudah menjadi apa yang tercemar: mungkin dalam politik buruk rupa atau permusuhan diam-diam atau proyek sekian rupiah, kita menemukan bahwa yang fitrah tidak lagi fitrah — dengan atau tanpa persetujuan, dan kita terpaksa maklum.

kita juga maklum bahwa di hadapan yang daif dan lemah, apa yang terlihat ‘kembali fitrah’ bukan musykil untuk menjadi sekadar topeng, dan apa yang terlihat sebagai ‘kemenangan’ hanya menjadi fasade. di dunia yang mungkin tidak pernah sempurna dan tidak sesuai kehendak kita, kita mungkin bertanya-tanya: adakah ‘fitrah’ adalah keniscayaan, ataukah ia adalah sebuah pilihan yang berat?

hari-hari ini, beberapa dari kita mungkin menyambutnya dengan sukacita; kemenangan atas nafsu, dan kembalinya apa-apa yang fitrah dari diri mereka yang memaknainya. kembali dengan ampunan dan maaf, serta uluran tangan dan persahabatan, serta apapun yang terharapkan dari sebuah hari kemenangan yang fitri.

terasa indah dan kadang sedikit ironi, tapi itulah kita: yang daif dan serba kekurangan, yang bimbang dan banyak kesalahan, tapi toh kita masih mengharapkan untuk kembali ke fitrah — yang menyayangi, yang menghormati, dan yang memaafkan.

___

selamat Idul Fitri bagi yang merayakan. semoga kita bisa sama-sama menjadi manusia yang lebih baik selepas Idul Fitri kali ini.

teriring juga permohonan maaf dari saya untuk para pembaca, khususnya apabila terdapat tulisan atau kata-kata yang mungkin kurang berkenan dari tulisan-tulisan saya di sini. 😉

wish

“…to you it might have broken or shattered, but a wish is something that you hold dear in your heart — whether you aware or not.”

___

I have thrown away that wish long ago. a wish that I knew would never reach, as well as a wish I could never lean on. a wish I used to yearn about, and a wish I have seen being shattered away; painful as it was, and still it would never let go completely.

…yes, as I have thrown away that wish; about being understood and being cared, about being heard and being listened. about someone being by my side, to whom I would be able to be honest — where such would be the very least I could do.

…never completely, though. never completely, never enough.

perhaps, it’s just that I learned not to wish anymore. that only such wish is never enough; that I was only living in a dream for the wish to come true. a wish that sounds so childish as I look again, and how fragile it had been all along. cracked and shattered, and there it was; only remnants that were there to reminisce, blurred away as if deluded by distant memories.

that was the old story, though. not much have changed nonetheless.

such things doesn’t make you much stronger than before, nor does it make you much weaker. in some sort, maybe it does for a bit. yet it leaves a hole inside: some sort of emptiness that something used to be there, but then it’s no longer there. something that was missing, but not that of something you feel precious.

…at least, that’s what it was for me.

::

a wish is something that people rely on; sometimes it comes personal, yet sometimes it comes about other people as well. as for such, I decided not to look back again; to a wish that I have thrown away long ago. and for that, such wish is no longer there for me.

…or at least, that’s what I believe.

I’m (painfully) wrong this time.

bagian tahun ini

pembaca yang terhormat,

sejujurnya, saya tidak mengalami ‘lonjakan kebahagiaan’ yang tinggi-tinggi amat dengan adanya hari ini. sumpah, menurut saya hari ini adalah hari yang biasa-biasa saja. tidak ada acara make a wish, atau deg-degan menunggu pergantian jam, atau harap-harap cemas menunggu sms-sms yang mungkin akan datang ke ponsel saya.

(…halaaah, itu kan kerjaannya cewek abg! :mrgreen: )

tentu saja, sebagian pembaca mungkin bingung mengenai alasan saya menuliskan post ini (tidak ada untungnya kalau anda tahu, sumpah :mrgreen: ) atau kenapa pula saya iseng amat mengirimkan tulisan ini lewat dini hari seperti ini. sekali lagi, tidak ada hal yang berubah, kok. cuma satu hari lagi lewat dari kehidupan yang rasanya serba sibuk ini.

jadi begini, pembaca. hari seperti ini yang lewat pada setiap tahunnya tidak banyak berkesan bagi saya. pada tahun pertama saya kuliah, saya menerima ujian Matematika Diskret sebagai hadiah. pada tahun kedua, saya menerima hadiah berupa tugas Pemrograman Lanjut yang ampun-ampun bikin capeknya. dan pada tahun ketiga kuliah, sebuah quiz Teori Bahasa dan Automata ambil bagian menjadi hadiah untuk saya.

…lantas, bagaimana dengan tahun keempat (dan semoga terakhir) saya di sini? hohoho! sampai dua jam sebelum saya menuliskan post ini, saya masih berkutat dengan revisi laporan kerja praktek yang rencananya akan saya kumpulkan pada hari ini. ampun, deh.

tapi setidaknya, izinkan saya mengungkapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah mengingatkan saya bahwa mengenai hari ini pada saat saya bahkan hampir tidak menyadarinya.

orang-orang yang ada di rumah dan telah mengingatkan saya soal ini, terima kasih banyak. nggak bisa janji banyak sih, lihat keadaan yah. 😉

Arfan, untuk hadiah pertama yang saya terima setelah sekian tahun berlalu. terima kasih untuk tantangan yang membuat otak saya nyaris mumet dan belum selesai sampai sekarang.

Faisal, yang telah dengan isengnya menanyakan apakah besok (baca: hari ini) adalah tanggal 5 pada tanggal 4 Oktober. sempat nggak sadar maksud pertanyaannya, pokoknya terima kasih. :mrgreen:

Chika, rekan seperngobrolan yang entah bagaimana bisa mengingat hari ini dan menanyakannya ke saya. terima kasih untuk ‘makhluk langka’ yang menemani-saya-sambil-curhat sejak tadi sore ini.

aka-chan, terima kasih karena telah berada di posisi kelima pada 4 Oktober jam 22:54. sayangnya, waktu di sini lebih lambat dua jam daripada di Jepang sana… jadi belum ganti hari di sini. :mrgreen:

…yah, terima kasih untuk mereka yang saya tuliskan di atas dan telah mengingatkan saya (baca: sebelum dan sampai kemarin), bahkan ketika saya sendiri hampir tidak menyadarinya. terima kasih juga untuk mereka yang sudah mengingat (tapi tidak sempat mengingatkan saya), you know who you are 😉

.

.

…oh iya, silakan komentar kalau ada yang mau menambahkan sesuatu. terima kasih sebelumnya. 🙂