tunjangan jomblo?

gara-garanya, saya sedang terlibat pembicaraan dengan seorang rekan di tempat kerja. awalnya sih terkait upgrade dan migrasi perangkat lunak yang digunakan oleh perusahaan (detailnya agak terlalu teknis, jadi sudahlah ya), tapi pada dasarnya proses seperti ini meliputi hal-hal yang mengharuskan pelaksanaan di luar jam kerja.

“ya iyalah, paling cuma bisa weekend kerjanya,” kata rekan saya, seorang sysadmin[1]. “kalau nggak mau weekend, paling ya Jumat malam. memangnya mau kapan lagi?”

“nggak keberatan juga sih,” kata saya. “tapi coba, ya. seharusnya perusahaan ini berterima kasih kepada orang-orang kayak kita. cowok, masih single, dan bersedia kerja di luar jam tanpa banyak complain!”

“lah terus?”

“harusnya ada tuh, tunjangan jomblo. buat orang-orang single, nggak punya pacar, dan senang-senang saja kerja kayak kita. mau Sabtu atau Minggu atau nginep juga dikerjain, itu apa bukan aset perusahaan namanya?”

:mrgreen:

betul sekali, pembaca. sebagai seorang software engineer[2] (yang semoga) bermasa depan cerah dan sedang tidak berpacar, saya berpendapat bahwa perusahaan bergantung kepada keberadaan personel seperti saya. masih muda, check! single, check! technically skilled, check! bersedia pulang malam, check!

coba, seandainya saya sudah berkeluarga, istri satu dan anak dua, misalnya. apa ya bisa saya dengan seenaknya memutuskan datang ke kantor untuk migrasi perangkat lunak atau bantu-bantu relokasi data center? bisa, ya bisa saja. tapi yakinlah, bicara trade-off dan fleksibilitas, tidak banyak yang bisa mengalahkan personel yang highly-skilled dan masih single. sumpah!

oleh karena itu, saya mengusulkan bahwa perusahaan yang memiliki karyawan seperti tersebut menyediakan tunjangan khusus. demi kemudahan dan kesederhanaan, mari kita menyebutnya ‘tunjangan jomblo’.

jadi, apa itu ‘tunjangan jomblo’? detailnya sebagai berikut.

1. tambahan di luar gaji

cukup jelas. tidak perlu besar-besar amat, tapi yang penting cukup untuk traktir-traktir. karena masih single, kebutuhan tidak banyak, jadi tidak perlu menghabiskan banyak. lagipula sebagai karyawan yang baik, kan uang juga bukan segalanya.

2. lemari, selimut, tempat mandi!

nah, ini bagian yang menyenangkan, walaupun mungkin agak mahal. tapi kenapa begitu? lemari: untuk taruh-taruh barang, termasuk sabun dan sikat gigi. selimut: buat tidur di kantor ketika keadaan mendesak, bisa juga dialihfungsikan sebagai kasur lipat. tempat mandi: jelas dong, buat mandi! kalaupun terpaksa menginap, fisik boleh letih, tapi penampilan harus tetap keren dong.

3. kopi dan makanan ringan

tentu ini perlu. jam kerja panjang menuntut konsentrasi tinggi dalam waktu yang lama. walaupun obat terbaik untuk ngantuk adalah tidur, sayangnya keadaan-keadaan tertentu tidak selalu bisa mengizinkan. oleh karena itu, alternatif aman kedua: kopi! tak ketinggalan juga kue. tidak perlu banyak-banyak, secangkir kopi sehari dengan sepiring kecil kue cukup kok.

nah. sederhana, kan? tidak terlalu mahal juga, jadi saya kira seharusnya feasible saja untuk diimplementasikan di tempat kerja. tentu saja karena saya juga bukan (belum!) menjadi pemegang keputusan tingkat tinggi di tempat kerja, dengan demikian sayangnya hal ini baru berakhir sebatas proposal saja. huh.

padahal kalau dipikir-pikir lagi buat perusahaan juga nggak rugi, lho. karyawan, single, highly-skilled itu adalah aset. iya, kan?

___

[1] system administrator. bidang pekerjaan meliputi pengelolaan infrastruktur, jaringan dan server pada level enterprise.
[2] engineer dengan bidang pekerjaan terkait pengembangan perangkat lunak dan proses bisnis yang melingkupinya.