2013

pada dasarnya, saya berpendapat bahwa punya resolusi di awal tahun itu terlalu mainstream. hah. walaupun bukan berarti saya nggak mau ikut-ikutan sih. perlu dong, masa hidup buang-buang waktu setahun nggak ada tujuannya?

tapi punya resolusi di awal tahun dan berani membahasnya dengan jujur dan tepat di akhir tahun, susah! lagipula saya rasa kok jarang yang melakukannya, ya. oleh karena itu, kali ini saya mencoba mengkompilasi jejak-jejak omongan terkait resolusi yang pernah saya sebut-sebut pada awal tahun lalu.

 

#1:
jangan terlalu serius! (atau, coba sedikit lebih ceria)

jadi, beberapa rekan —atau barangkali sebenarnya cukup banyak juga— agaknya berpendapat bahwa saya ini cenderung agak terlalu serius. bukan hal yang buruk juga sih, tapi mungkin ada bagusnya kalau saya bisa sedikit lebih santai dan barangkali sedikit lebih ceria juga. saya sendiri bukannya tidak sependapat sih, jadi kenapa tidak.

untuk hal ini saya rasa saya cukup berhasil. kalau kriterianya sebatas ‘lebih daripada tahun lalu’, sih. sisi buruknya, kayaknya saya jadi agak terlalu tengil. kadang-kadang. ya maaf deh. :mrgreen:

#2:
dua post setiap satu bulan. 24 tulisan dalam setahun.

checked! selama setahun ini, saya menetapkan target untuk menuliskan sesuatu di sini dengan rentang dua kali setiap bulannya. kadang agak panjang, kadang relatif pendek, tapi saya kira poin ini berhasil terpenuhi. setidaknya setiap bulan ada dua tulisan baru sepanjang 2013, mission accomplished!

ngomong-ngomong, tulisan ini jadi tulisan kedua di bulan Desember, jadi pada saat saya menulis post ini, resolusi saya belum tercapai. eh ini kenapa jadi semacam meta begini, ya?

#3:
mengurangi nyinyir di linimasa. (= ‘biasakan dan tertawakan saja!’ xD)

hidup di ranah daring pada masa kini agaknya kurang bagus buat kesehatan jiwa. yes, I’m looking at you, Twitter. jadi dengan demikian, saya memutuskan untuk mengurangi interaksi dan menanggapi hal-hal yang tidak perlu di lapak sebelah sana. agak terlalu berisik, kadang-kadang.

untuk yang ini lumayan berhasil sih. ngomong-ngomong, belakangan ini saya lebih banyak memperhatikan akun-akun yang sifatnya informatif. current favorite: HBR dan The Enterprisers Project.

#4:
less technical at work, more strategic at work.

seseorang sempat mengkritik saya soal resolusi yang ini: ‘itu kan bukan sesuatu yang sepenuhnya tergantung sama kamu!’. memang sih. tapi ‘resolusi’ itu kan ‘keinginan yang diperjuangkan’? tentu saja saya tidak bilang saya punya kekuasaan penuh, tapi kita selalu bisa melakukan sesuatu, kan. jadi, ya, masuk daftar, deh.

iya, ini termasuk sesuatu yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab saya sebagai profesional. mungkin baru pada pekan-pekan terakhir saya bisa mengatakan poin ini relatif tercapai. tidak selalu mulus, sih.

#5:
kejatuhan dan menjatuhkan cinta.

gara-garanya, di awal tahun lalu saya dengan tengilnya mengatakan hal seperti ini di salah satu linimasa jejaring sosial sebagai resolusi. jadi, perlu di-review atau tidak? hah. kampret memang.

baiklah, baiklah. untuk hal ini, saya tidak bisa mengatakan banyak sih. yang jelas saat ini saya masih sendiri, jadi apakah bisa diimplikasikan bahwa poin ini tidak tercapai, saya serahkan kepada pembaca. dari saya sih paling cuma dua kata, ‘doakan saja’. 😉

 

nah. kira-kira seperti itu untuk tahun 2013 yang baru lalu. untuk 2014… sejujurnya, ada harapan-harapan, keinginan-keinginan, dan rencana-rencana yang saya harapkan bisa dan akan tercapai. saya sendiri punya harapan dan optimisme untuk hal-hal baik dengan kerja keras yang menyertainya…

…jadi, ya, kenapa tidak? bring on the challenges. looking forward to it. 😉

 

—2013. not everything good, not everything bad. but I have no regret.
—2014. …could be either exciting breakthrough or severe heartbreaks. bring on the challenges!

tapi kenapa? (tentang bima satria garuda)

seperti biasa, Minggu pagi ini saya duduk di depan TV untuk nonton Bima Satria Garuda. agak lebih spesial karena pekan ini adalah finale setelah berjalan selama setengah tahun, dan kemudian setelahnya saya jadi kepikiran.

‘kenapa sih saya suka nonton Bima?’

Bima Satria Garuda. images and characters courtesy of RCTI, Ishimori Production.

dipikir-pikir lagi, iya, kenapa ya?

saya tidak bisa bilang bahwa visual serial ini bagus luar biasa, saya tidak bisa bilang bahwa jalan cerita film ini hebat dan tidak terduga, saya tidak bisa bilang bahwa akting dan dialog sepanjang serial bagus dan merata, saya tidak bisa bilang bahwa serial ini lepas dari momen-momen yang beberapa kali membuat saya meringis di depan televisi.

tapi saya suka nonton Bima. entah kenapa.

mungkin saya suka konsep pahlawan yang bisa berubah wujud. di mata saya, duo Satria Garuda Bima dan Azazel itu keren.

mungkin saya suka soundtrack-nya. saya menganggap lagu Seperti Bintang-nya Ungu itu catchy dan enak didengar.

mungkin saya suka koreografi untuk film ini. senang rasanya melihat adegan pukulan, tendangan, bantingan dibuat dengan sungguh-sungguh.

mungkin saya suka bahwa ada sekelompok orang yang tidak suka melihat siaran televisi di Indonesia seperti itu-itu saja, kemudian memutuskan untuk membuat sesuatu yang baru.

mungkin saya suka bahwa ada orang-orang yang bekerja keras, dan dengan segala kekurangan dan keterbatasan bisa menghasilkan tontonan yang menghibur.

mungkin saya suka bahwa Bima, dengan segala kekurangan dan kelebihannya, di mata saya tampak seperti pernyataan sederhana: ‘kalau mau, kita bisa!’

atau mungkin memang tidak perlu banyak alasan. tapi apapun itu, saya tidak bisa tidak mengapresiasi kerja keras tim produser, sutradara, pemain, semua pihak yang terlibat dalam Bima.

salut!