sonic dash

mungkin faktor nostalgia. mungkin faktor nama SEGA dan maskotnya, Sonic. atau mungkin saya sudah agak terlalu lama tidak main game, jadi ketika melihat game ini di Google Play Store dan gratis(!), saya memutuskan untuk langsung mengunduh dan melakukan instalasi.

setelahnya, game dengan judul Sonic Dash ini nongkrong di ponsel saya dan langsung test-run. ngomong-ngomong game ini available untuk Android dan iOS, dengan review ini berdasarkan pengalaman saya untuk versi Android.

 

Sonic Dash. courtesy of Hardlight and SEGA

 

menilik sejarahnya, Sonic Dash adalah bagian dari franchise game Sonic yang pertama kali dirilis dua dekade lalu. beberapa pembaca mungkin masih ingat, lanskap video game pada masa tersebut didominasi oleh Nintendo dan SEGA, berturut-turut dengan karakter Mario dan Sonic. nah, Sonic Dash —dikembangkan oleh studio Hardlight— adalah bagian dari upaya SEGA untuk merambah pasar game mobile, khususnya ponsel dan tablet.

pertama kali memainkan game ini, kesan pertama adalah grafik tiga dimensi yang lumayan apik. tidak luar biasa, apalagi mengingat ini adalah game untuk konsumsi ponsel/tablet, tapi untuk saya sendiri game ini cukup memanjakan mata. instalasi game ini juga tergolong tidak terlalu berat, cukup perlu puluhan megabita saja, tidak sampai seperti Asphalt 8, misalnya, yang bisa sampai ukuran gigabita.

di sisi lain tone untuk game ini didesain dengan tema cerah ceria dan tergolong enak dilihat, lanskap tiga dimensi dengan warna-warni cerah dan dunia khas franchise Sonic —rumput hijau, langit biru, pantai dan reruntuhan kuil— masing-masing digambarkan dengan rapi jadi tidak ada keluhan.

 

 

secara gameplay, game ini mengambil pendekatan serupa dengan judul seperti Temple Run atau Subway Surfers: sebagai Sonic anda berlari di platform tanpa henti (sampai anda terantuk atau menabrak sih), sudut pandang orang ketiga dari belakang karakter, tiga lajur kiri-tengah-kanan —pada dasarnya serupa, tapi pada saat yang sama game ini juga berbeda dari judul-judul sejenis yang disebutkan. beberapa elemen sederhana tapi kreatif seperti loncat, gelinding, loncat-gelinding untuk mengalahkan musuh menjadi nilai unik, demikian juga konsep boss battle yang tidak biasa untuk genre sejenis dihadirkan pada game ini.

elemen dasar gameplay-nya sendiri sederhana. swipe ke atas untuk loncat, swipe ke bawah untuk menggelinding (cue old Sonic game: menggelinding untuk mengalahkan musuh), swipe kiri-kanan untuk pindah lajur. sambil jalan, berbagai bonus seperti ring atau power-up khas game Sonic lain bisa diperoleh. hasilnya, sebuah game dengan kecepatan tinggi yang seru dan asyik.

saya sendiri merasa game ini punya replay value yang lumayan tinggi. karakter veteran dari game klasik seperti Sonic 1/2/3 seperti Tails dan Knuckles disediakan sebagai unlockable achievement, demikian juga untuk karakter dari installment yang lebih baru seperti Amy, Shadow, dan Silver bisa ditukar dengan poin sesuai raihan pada mission mode.

 

 

kalaupun ada kekurangan, game ini kayaknya kok ya… agak kebanyakan iklan. ya namanya juga gratis sih, tapi satu-dua kali video ads kadang terasa agak mengganggu. in-app purchase dimungkinkan untuk game ini, feature bebas-iklan dan berbagai power up bisa dibeli dengan kartu kredit, walaupun sebagai pemain kasual saya sendiri merasa hal seperti ini bukan sesuatu yang perlu-perlu amat juga.

tapi, ya, sudahlah. dengan kekurangan tersebut, (dan untungnya tidak terlalu sering ada video ads!) game ini masih tetap menyenangkan. secara visual game ini nyaman dan enak dilihat, dengan gameplay relatif sederhana namun dengan elemen kreatif khas Sonic menjadikannya sebuah game yang seru dan enjoyable.

penutup dari saya?

“you know it’s someone special when you pause Sonic Dash to reply some text message.”

:mrgreen:

bootfighter windom XP SP-2

oke, sebelumnya. ini bukan merek dari sebuah OS baru, pembaca. di sini, Bootfighter Windom XP SP-2 adalah judul dari sebuah game.

…apa, game? benar sekali, pembaca. sebuah game dengan genre 3rd person shooter dalam format mecha battle. robot besar, arena 3D, dan senjata berat. dan tidak ketinggalan, desain mecha yang sangat dekat ke bentuk dan gaya dari desain serial Gundam.

[bwxp-04.png]

game ini dikerjakan oleh Y. Kamada (aka: YSK), sebagai sebuah game berbahasa Jepang dengan lisensi freeware. meskipun demikian, saat ini versi bahasa Inggris untuk game ini juga telah beredar dengan proses translasi yang dilakukan oleh mirror moon. kedua versi tersebut dapat di-download secara gratis, untuk sistem operasi Microsoft Windows 2000/XP/Vista.

sebagai sebuah game yang didasari oleh konsep mecha battle, game ini sedikit mengingatkan kepada game komersial dengan genre sejenis. sebagai contoh, anda mungkin akan merasa sedikit familiar kalau pernah memainkan Armored Core atau Virtual On. yah, kira-kira seperti itulah konsepnya; pemain bisa memilih sebuah mecha dengan spesifikasi tertentu untuk kemudian digunakan dalam suatu pertempuran, dengan kombinasi persenjataan yang unik antara masing-masing mecha.

tadi saya mengatakan soal desain yang mirip Gundam… benar sekali, pembaca. bisa dibilang, desain mecha yang ada di game ini merupakan homage dari mecha yang muncul di serial tersebut. tidak semuanya sih, tapi hal ini bisa dibilang cukup noticeable. anda juga mungkin menyadari bahwa mecha pada screenshot di atas cukup mirip dengan Strike Freedom dari Gundam SEED Destiny, dan anda yang sudah mencoba untuk memainkan game ini lebih lanjut mungkin akan menemukan beberapa desain mecha lain dengan gaya yang serupa.

meskipun demikian, penggunaan nama dari desain mecha tampaknya mencoba menghindari ‘kontroversi’ akan hak cipta dengan penamaan mecha yang… well, kreatif. ada yang menyadari bahwa judul game ini berbau merek OS? hal yang sama berlaku untuk desain mecha yang disediakan dalam game… beberapa contoh di antaranya adalah Whistler Windom XP, BlackSelena Linux, dan Longhorn Windom Vista. cukup kreatif, dan secara pribadi saya cukup bisa menikmati game ini dengan konsep penamaan yang unik tersebut.

[bwxp-00]

game ini dikerjakan dengan menggunakan Visual C++ dan API dari DirectX 9.0 sebagai sebuah fan-made game. meskipun demikian, secara visual game ini sama sekali tidak bisa dibilang buruk. 3D model dari masing-masing mecha didesain dan dieksekusi dengan rapi, walaupun tidak sampai luar biasa istimewa. efek-efek dalam pertempuran digambarkan dengan sangat manis dan penuh warna; ledakan-ledakan serta beam saber dan efek-efek lainnya dieksekusi dengan sangat manis. meskipun demikian, sebagai sebuah game 3D, game ini tidak terlalu menonjol dari segi visual…

…kalau dinilai dengan perbandingan terhadap game komersial. tapi dikembangkan sebagai fan-made game, dengan lisensi sebagai sebuah freeware? tidak perlu banyak kata; visually beyond average.

bagusnya, visual yang lumayan enak dilihat tersebut juga didukung oleh musik yang juga enak didengar. walaupun track yang ditawarkan sebagai BGM relatif terbatas, toh game ini masih tampil lumayan dari segi audio. BGM yang ditawarkan tampil dengan gaya musik cadas, dan tampil manis sebagai latar belakang untuk pertempuran yang ditampilkan dalam game.

sayangnya, dari segi sound effect game ini terasa tidak terlalu menonjol. agak sayang juga sebenarnya, namun bagusnya hal ini tidak sampai jatuh ke arah fatal. di sisi lain, game ini menyajikan voice acting yang juga tidak terlalu istimewa untuk karakter pilot. bagusnya, hal ini bisa dikustomisasi untuk masing-masing karakter pilot; masing-masing dengan catchphrase dan signature voice. apa boleh buat, namun tampaknya di bagian ini hanya BGM yang bisa dibilang menonjol. bukannya jelek sih, hanya saja aspek lain dari audio game ini masih belum sampai pada taraf ‘sangat istimewa’.

[bwxp-01]

sekarang, bagian paling penting dari game ini: tak lain tak bukan dan tentu saja, yaitu soal gameplay. dan sejujurnya, bisa dibilang game ini surprisingly addicting. serius. saya tahu bahwa tidak banyak yang bisa diharapkan dari sebuah fan-made game dengan lisensi freeware, tapi game ini benar-benar beyond expectations.

dalam game ini, navigasi dari mecha ditetapkan dalam 4 tombol d-pad dan 8 buah tombol action. 8 buah tombol ini dibagi ke dalam 5 tombol untuk persenjataan (ya, ada 5 senjata termasuk melee beam saber di game ini) dan 3 tombol masing-masing untuk jump/dash, shield, dan target change. terdapat juga empat gauge dengan fungsi masing-masing pada HUD pemain.

sebagai contoh, dalam game ini terdapat generator gauge dan weapon energy gauge yang membatasi pemain dalam melakukan dash atau menembak dengan senjata berat. hal ini menampilkan gameplay yang cukup nyaman, dengan pembatasan yang masuk akal pula. masing-masing senjata berat (misalnya beam rifle atau rail cannon) memiliki waktu tenggang antara pemakaian dengan weapon cooldown gauge, jadi pemain tidak bisa asal main hajar dengan senjata berat. sebagai tambahan, senjata masing-masing mecha juga bisa di-charge dengan menggunakan EX gauge untuk kekuatan yang lebih besar.

tentu saja yang tidak bisa ditinggalkan adalah fitur lock-on yang harus diperhatikan oleh pemain. dalam game ini, masing-masing mecha memiliki lock-on distance yang bervariasi, antara 700m sampai 1400m; jarak ini diperlihatkan pada crosshair yang difokuskan ke satu mecha yang menjadi lawan. mekanisme peringatan akan lock-on dari lawan juga disediakan dalam game ini, dan serangan dalam mode ini menjadi lebih susah dihindari — walaupun hal ini bukannya tidak mungkin dilakukan, sih.

[bwxp-02]

sebagai fitur tambahan, game ini mengizinkan pemain untuk mengeksplorasi 3D model dalam mode Shot Camera (dengan pergerakan kamera yang lumayan nyaman), lengkap dengan kemampuan penyimpanan screenshot. pemain bahkan bisa memodifikasi karakter pilot berikut catchphrase dan voice signature masing-masing, lengkap dengan avatar yang juga ditampilkan dalam pertempuran dalam game ini.

bisa dibilang, game ini jauh di atas lumayan untuk sebuah game yang dirilis dengan lisensi freeware. gameplay yang cukup solid menjadi kelebihan utama dari game ini, dengan tampilan visual yang juga sama sekali tidak bisa dibilang buruk. di sisi lain, beberapa fitur tambahan juga muncul sebagai aspek yang turut menjadi nilai lebih dari game ini.

…kesimpulannya? tidak perlu banyak kata; it’s just surprisingly addicting — way beyond expectations.

___

WindomXP SP-2 official homepage:
http://homepage3.nifty.com/alexholth/

WindomXP SP-2 on mirror moon:
http://mirrormoon.org/node/248

melty blood, act cadenza

sebenarnya, saya sempat kepikiran sebelum menuliskan post ini. tentu saja, tak lain dan tak bukan adalah sebuah pertanyaan sederhana.

…ada yang pernah mendengar tentang Melty Blood? 🙄

oke, mungkin ada beberapa… yang sangat sedikit, sepertinya. bukan hal yang aneh juga sih, berhubung game ini memang bisa dibilang nyaris tidak kedengaran gaungnya di luar Jepang sebagai negara asalnya.

…apa, game? Melty Blood, bukannya judul serial manga?[1] :mrgreen:

[mbac-title]

ya sudah, cukup basa-basinya. kali ini, saya akan menuliskan mengenai sebuah game dengan genre 2D fighting yang merupakan hasil kolaborasi antara TYPE-MOON dan EcoleSoft ini. tak lain dan tak bukan, Melty Blood: Act Cadenza. atau secara spesifik, Melty Blood: Act Cadenza ver. B, yang dirilis dalam versi PC setelah sebelumnya dirilis untuk arcade dan PS2.

oke, sebelum bicara tentang game-nya sendiri, ada baiknya untuk sedikit me-review mengenai karya terkait yang juga dirilis oleh TYPE-MOON, yaitu Tsukihime. karya berupa visual novel[2] yang dirilis pada tahun 2000 ini kemudian dikenal luas, dan diadaptasi untuk serial anime dan manga dengan judul Lunar Legend Tsukihime.

nah, kira-kira dua tahun setelah rilis Tsukihime, Melty Blood dirilis. Melty Blood sendiri adalah sebuah game 2D fighting yang dirancang sebagai sebuah spin-off dari Tsukihime; karakter yang ada diangkat dari Tsukihime (dengan beberapa tambahan karakter baru), namun dengan pengembangan cerita yang berlatar sekitar satu tahun dari akhir cerita sebelumnya.

…jadi? yah, secara sederhana, bisa dianggap bahwa Melty Blood adalah sebuah game yang merupakan spin-off dari Tsukihime. nah, Act Cadenza adalah rilis terbaru dari Melty Blood, yang dirilis pada Juli 2007 lalu untuk versi PC.

jadi, kali ini saya akan menuliskan mengenai Melty Blood: Act Cadenza. dan saya masih maklum kalau banyak di antara anda pembaca merasa sama sekali asing dengan judul ini. :mrgreen:

[mbac-charselect]

untuk sebuah game dengan genre 2D fighting, game ini punya lebih dari cukup modal: desain karakter yang lumayan, konsep yang cukup menjanjikan, dan nama besar TYPE-MOON[3]… tapi eksekusinya? nanti dulu.

game ini adalah sebuah game dengan genre 2D fighting. dengan demikian, pertaruhan bagi developer terletak pada dua bagian: (1) artwork, dan (2) game system. hal ini cukup jelas: artwork memegang peranan utama, terutama sprite dan desain karakter. iyalah, soalnya ke manapun anda melihat dalam game 2D fighting, semuanya terkait dengan artwork. tidak ada model 3D apalagi polygon di sini, pembaca. :mrgreen:

di tempat berikutnya? tentu saja game system, dengan peranan yang hampir setara dengan artwork. hal ini juga cukup jelas untuk sebuah game 2D fighting, dan bisa dibilang konsep ini berlaku umum. hal ini biasanya menyangkut attack gauge, cancelling, dan sebagainya. bisa dibilang, bagian ini adalah ‘nyawa’ dari game 2D fighting.

sejujurnya, game ini memiliki kekuatan dari desain karakter yang bisa dibilang di atas rata-rata. masing-masing karakter didesain dengan artwork yang lumayan, dengan implementasi dalam engine bisa dibilang cukup enak dilihat walaupun tidak sampai benar-benar istimewa. contohnya? misalnya ketika karakter mengeluarkan Arc Drive atau serangan Kyou… bisa diperhatikan implementasi artwork ke dalam engine mengalir dengan cukup mulus.

tapi sayangnya, game ini punya satu ‘cacat’ cukup fatal dari segi visual. character sprite-nya agak kasar… bisa dibilang, lebih dari sekadar ‘tidak halus’. ditambah dengan resolusi yang tidak istimewa untuk versi PC (640×480? ya ampun… 🙄 ), drawback di bagian ini jadi terasa signifikan.

[mbac-cielnrvn]

duh… sayang juga, sebenarnya. desain karakter yang ditangani oleh Takashi Takeuchi[4] dengan konsep yang sudah dikenal sebelumnya melalui Tsukihime ini sebenarnya potensial untuk menjadikan game ini luar biasa dari segi artwork… tapi sayangnya, desain karakter yang bisa dibilang lumayan oke tersebut menjadi seolah tersia-sia oleh pengolahan character sprite yang tidak istimewa.

dari segi game system, game ini tampil lumayan. kontrolnya terdiri atas 5 buah tombol selain directional pad: A/B/C untuk serangan, D untuk bertahan. E untuk mengeksekusi Heat Mode dan Blood Heat mode… penjelasan agak detailnya nanti dulu, yah.

sistem yang dikembangkan bisa dibilang relatif sederhana; kontrolnya bisa dibilang nyaris standar untuk semua karakter. sebagai contoh, seperempat putaran bawah-ke-depan atau bawah-ke-belakang ditambah A/B/C akan menghasilkan serangan dengan tipe yang sama untuk hampir semua karakter. setengah putaran belakang-ke-depan + C untuk eksekusi Arc Drive.

nah. bicara soal Arc Drive, ini maksudnya teknik spesial yang bisa dikeluarkan setelah Magic Circuit Gauge mencapai level tertentu. setelah eksekusi Heat Mode (gauge 100%) atau Blood Heat (gauge maksimal), pemain bisa mengeksekusi Arc Drive atau Last Arc… atau secara sederhana sih, serangan dengan kekuatan besar. ada juga serangan Kyou yang menghabiskan sebagian gauge tanpa perlu masuk Heat Mode atau Blood Heat.

gameplay, bisa dibilang lumayan mudah dikuasai. saya sendiri bisa langsung mengeksekusi 24-hit combo pada hari pertama main dengan menggunakan Akiha Tohno… jadi memang nggak terlalu susah, sih. overall, saya cukup enjoy dengan sistemnya.

[mbac-shikiarc]

well, that’s about it around the main issue. yang lainnya? musik untuk BGM diaransemen dengan gaya sedikit ala musik cadas, dengan beberapa karakter memiliki theme yang memorable. saya sendiri menemukan bahwa theme dari Arcueid Brunestud dan Ciel cukup enak untuk di telinga.

catatan lain… hal lain yang sempat agak bikin sebal mungkin bahwa game ini belum sempat diterjemahkan dari bahasa aslinya, jadi proses instalasi harus dilakukan dalam bahasa Jepang. bagusnya, menu yang ada dalam game ini menggunakan bahasa Inggris, jadi tidak banyak masalah berarti ketika main game ini.

…oke. jadi, akhirnya?

artwork di atas rata-rata, gameplay cukup enjoyable, musik agak ‘biasa’ tapi toh tidak buruk. sayangnya, eksekusi dalam penggambaran sprite menjadi drawback game ini.

definitely not bad. not really standing out, though.

___

[1] Melty Blood memang juga dirilis dalam versi manga. meskipun demikian, serial tersebut merupakan adaptasi dari game dengan judul yang sama… yang menjadi cikal bakal dari game ini.

[2] visual novel adalah sebuah game… bukan, mungkin lebih tepatnya sebuah novel yang dibaca dalam format sebuah game. ada percabangan cerita dan ilustrasi CG, jadi nggak bisa dibilang novel juga sih. salah satu feature-nya adalah bahwa pembaca bisa mengambil keputusan dalam cerita yang mengakibatkan arah jalan cerita yang berbeda.

[3] TYPE-MOON? Kara no Kyoukai, Tsukihime, dan Fate/Stay Night. does that ring a bell? kalau nggak, ya sudah. :mrgreen:

[4] Takashi Takeuchi ini co-founder-nya TYPE-MOON bareng Kinoko Nasu. untuk Kara no Kyoukai dan Tsukihime, beliau ini yang merancang desain karakternya.

final fantasy VIII, again

sebagai acara pamungkas dari liburan akhir semester kali ini, saya memutuskan untuk sedikit nostalgia dengan sebuah game yang pertama kali saya mainkan sekitar sembilan tahun lalu ini. ya, dan dengan demikian, dengan berat hati saya mengakui bahwa ternyata saya sudah cukup tua. 😛

jadi ceritanya, saya menghabiskan waktu dengan game yang sangat nostalgic ini… dan sambil iseng, tiba-tiba saya jadi kepikiran untuk menulis tentang RPG (= Role Playing Game) yang satu ini.

[ff8-logo]

yah. Final Fantasy VIII alias FFVIII. sebuah game yang sempat jadi ikon budaya di masanya[1], dan salah satu RPG pertama dengan terobosan yang luar biasa untuk zamannya dengan FMV (= Full Motion Video) yang cinematic, dan dengan demikian menjadikannya sebuah game yang memorable.

secara visual, game ini biasa saja… untuk ukuran masa sekarang. tapi di masanya, game ini luar biasa. FMV-nya yang cinematic jadi kelebihan utama game ini, dengan grafik gameplay yang mendahului zaman untuk ukuran game RPG. sejujurnya, saya pertama kali jatuh cinta terhadap game ini sejak melihat opening-nya. komposisi Liberi Fatali-nya Nobuo Uematsu sukses mengiringi FMV yang juga memorable untuk game ini.

dari segi audio… total komposisi untuk scores masih di bawah pendahulunya, Final Fantasy VII. beberapa nomor seperti Balamb Garden atau Fisherman’s Horizon cukup memorable, dan aransemen untuk final battle memang bisa dibilang lebih dari lumayan… secara umum tidak buruk, tapi sayangnya masih di bawah FFVII.

bagusnya, hal ini di-cover oleh OST yang cukup dikenang dalam sejarah Final Fantasy; apa lagi kalau bukan Liberi Fatali yang mengiringi FMV di awal game dan Eyes On Me yang jadi lagu penutup? untuk soal OST, sudahlah. dua lagu yang dirancang oleh Nobuo Uematsu ini sudah jadi klasik di kalangan gamer Final Fantasy.

[ff8-squall]

sayangnya, drawback utama dari game ini malah di storyline-nya. dibandingkan dengan FFVI atau FFVII, bagian ini kalah cukup telak. cerita yang difokuskan ke pasangan Squall Leonhart dan Rinoa Heartilly malah membuat konflik utamanya kurang kebagian tempat, sementara di sisi lain pengembangan karakter di luar tokoh utama menjadi seolah kurang signifikan.

bukannya bermaksud menilai game ini sebagai sebuah film sih, tapi bukankah cerita adalah salah satu elemen utama dari sebuah RPG? lagi-lagi, bukannya buruk, sih. kalau dinilai sebagai sebuah game tersendiri, game ini lebih dari lumayan. tapi kalau dibandingkan dengan pendahulunya, kekurangan di bagian ini jadi terasa signifikan. agak sayang juga, sebenarnya.

gameplay? tergantung. anda yang menyukainya akan mengatakan bahwa game ini revolusioner… sementara anda yang tidak menyukainya mungkin akan mencela-cela game ini dengan genrenya sebagai sebuah RPG.

anda mungkin masih ingat, bahwa tidak ada MP alias Magic Point di game ini. pengembangan status karakter dilakukan dengan junctioning GF dan magic, dan proses jual-beli senjata dan armor ditiadakan. senjata untuk karakter tidak lagi bisa dibeli, melainkan harus di-upgrade dengan item dan sejumlah uang.

dan yang mengejutkan, tentu saja bahwa musuh anda dalam game juga mengalami pengembangan kekuatan seiring dengan peningkatan level karakter… praktis, leveling up jadi hampir tidak berguna di game ini. masih ada gunanya sih, tapi jelas jadi tidak sebanyak sebelumnya.

kesimpulannya, bagaimana gameplay-nya? saya sendiri lebih suka memandangnya ‘cukup revolusioner’… sementara di sisi lain ada juga gamer yang ‘menghujat’ game ini untuk segi gameplay. terserahlah, saya sendiri cukup enjoy dengan gameplay-nya kok.

[ff8-game]

tapi nilai jual utama game ini — selain FMV-nya yang memang di atas rata-rata — adalah desain karakter yang dipegang oleh Tetsuya Nomura, dan dilakukan dengan pendekatan yang unik… mungkin beberapa orang akan mengatakannya sebagai ‘luar biasa’.

hmm. mari kita lihat. salah satu pasangan paling dikenal di dunia Final Fantasy diperkenalkan di game ini… mungkin, bersaing cukup dekat dengan Yuna dan Tidus di FFX, kalau menurut saya. dan yang paling penting, tentu saja bahwa karakter cowok (yang katanya) paling keren[2] dalam sejarah RPG diperkenalkan di sini, pembaca. tentu saja, siapa lagi kalau bukan Squall Leonhart! :mrgreen:

tentu saja, selain karakter utama yang berhasil merebut hati cukup banyak penggemar game di Indonesia[3], karakter yang lain juga didesain dengan rapi. ada yang masih ingat Seifer Almasy? rival dari Squall ini juga didesain dengan tidak kalah keren. ada juga Zell Dincht yang entah kenapa mengingatkan kepada Sabin dari FFVI (padahal nggak mirip!), lalu Irvine Kinneas dan Selphie Tilmitt yang… entahlah, agak terlalu ‘biasa’, mungkin.

…dan tidak ketinggalan, instruktur SeeD yang berada di daftar karakter favorit saya sepanjang sejarah Final Fantasy: Quistis Trepe, tentu saja.[4] :mrgreen:

[ff8-quistis]

apa lagi ya? sebenarnya game ini juga sudah lawas, sih. mungkin tidak se-klasik Final Fantasy VII, atau gameplay-nya tidak se-orisinil Final Fantasy VI, tapi game ini sama sekali tidak buruk. aransemen musiknya lumayan, walaupun di beberapa bagian masih di bawah pendahulunya. keunggulan utama di FMV yang cinematic dan desain karakter yang sangat baik, namun sayangnya storyline-nya terasa agak terlalu ‘biasa’. oh well…

setelah sekitar 50 jam nostalgia dengan main (lagi) dan menamatkan game ini, setidaknya game ini tidak buruk. walaupun, yah, ada ‘kontroversi’ juga sih di kalangan para gamer, apakah game ini ‘bagus’ atau tidak…

…but anyway, it’s quite a fun ride (again) after all.

___

[1] tidak percaya? saya sendiri menemukan beberapa orang dengan nickname ‘(blablabla)_leonhart’ untuk alamat e-mailnya. di tempat lain, saya menemukan beberapa orang yang memasang wallpaper dari game ini di folder catatan. diketahui juga bahwa terdapat segelintir cewek non-gamer yang menyatakan diri ngefans terhadap tokoh utama game ini… yah, terserahlah.

[2] masih tidak percaya? Squall Leonhart sebagai tokoh utama game ini ternyata memiliki basis penggemar yang relatif berimbang di kalangan cowok dan cewek yang mengenalnya. tanya kenapa. tadinya saya mengira bahwa penggemar karakter ini terutama dari kalangan cewek, tapi ternyata perbandingannya cukup berimbang. saya sendiri menemukan cewek yang memasang gambar karakter ini di buku catatan, dan cowok yang memasang poster karakter ini di kamarnya. desain karakternya memang bisa dibilang lumayan bagus, sih.

[3] dalam polling yang diselenggarakan oleh salah satu majalah game beberapa tahun yang lalu, saya masih bisa menemukan karakter ini nongkrong di urutan teratas karakter game favorit di Indonesia. ada juga Rinoa Heartilly yang jadi pasangannya di game ini, namun masih di bawah Yuna dan Tidus — keduanya dari FFX. agak lupa detailnya sih, CMIIW.

[4] cantik, well-mannered, highly skilled… dan tetap single sampai akhir cerita. what else can I expect? :mrgreen:

[5] terima kasih untuk Albert yang telah meminjamkan saya satu kopi dari versi PC untuk game ini. it worked just as good. 😉