one litre of tears

liburan ini, setelah dan selain beberapa hal yang gw kerjakan, gw mencoba menghabiskan waktu dengan nonton film dan drama. salah satunya adalah drama yang berjudul 1 LITRE no Namida (judul asli: 1 Rittoru no Namida, atau Ichi Rittoru no Namida), atau dikenal juga dengan sebutan 1 Litre of Tears. ini adalah salah satu J-Drama yang… kalau menurut seorang rekan gw, ‘buagus buanget’, dan disebutkan oleh rekan gw yang lain sebagai ‘wajib nonton’. begitulah pokoknya.

berawal sejak berminggu-minggu (eh… atau berbulan-bulan?) yang lalu, seorang rekan gw yang bernama miranti meminjamkan satu keping DVD yang berisi 11 episode drama ini dalam format DivX. namun, karena berbagai kesibukan *alah*, gw baru bisa menontonnya sampai complete minggu lalu. dan ternyata? nggak salah gw meminjam. space 3.90 GB di harddisk gw pun nggak sayang untuk menampung serial yang satu ini.

nah. cukup basa-basinya.

Ikeuchi Aya adalah seorang gadis berusia 15 tahun yang baru menjalani tahun pertamanya di SMU. meskipun demikian, kehidupannya yang seharusnya bahagia tersebut dirusak oleh sebuah penyakit bernama Spinocerebellar Degeneration Disease yang sedikit demi sedikit mengurangi fungsi motoriknya. penyakit ini menyerang otak kecil, dan mengakibatkan penderitanya sedikit-demi sedikit menjadi tidak bisa mengendalikan gerakan dan sering jatuh, serta kesulitan berjalan, makan, dan bicara. dan akhirnya, penderita akan mengalami kelumpuhan seluruh tubuh. Aya yang seharusnya sedang menghadapi masa-masa SMU yang paling bahagia dalam hidupnya, tiba-tiba harus menghadapi kenyataan yang kejam dengan penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini…

diangkat dari kisah nyata seorang wanita bernama Aya Kitou di Jepang, 1 LITRE no Namida adalah judul sebuah diary milik beliau yang dipublikasikan di Jepang. nah, versi drama ini adalah fiksi yang diangkat dari kisah nyata beliau. nama tokoh utamanya sendiri dibuat berbeda (Aya Ikeuchi, bukan Aya Kitou), walaupun keadaan di sekitarnya mirip. misalnya, tokoh Aya yang digambarkan memiliki tiga orang adik yang bernama Ako, Hiroki, dan Rika, sama seperti keadaan sebenarnya. lebih detail bisa dilihat di ending theme serialnya.

ceritanya sedih? memang. untuk beberapa orang, mungkin bisa benar-benar menghabiskan satu liter air mata seperti judulnya (eh, gw serius lho. sangat-sangat-sangat langka ada sebuah film yang bisa bikin gw sampai hampir nangis =P). bisa dikatakan, akhir dari cerita ini sudah dapat ditebak dari episode pertama. tapi kekuatan serial ini bukanlah di bagian tersebut. pengembangan ceritanya sangat baik. walaupun akhir cerita dapat ditebak, tapi plot dan skenarionya dibuat sedemikian rupa. membosankan? jauh dari itu. silakan nonton sendiri. contoh yang sangat baik untuk serial dengan plot-twisting untuk tema yang sederhana.

pengembangan karakternya sangat baik. tokoh Aya Ikeuchi sejak masih baru di SMU, masuk ke rumah sakit, hingga usia 20 tahun dikembangkan dengan sangat baik dalam serial ini. demikian juga tokoh lain, misalnya Haruto Asou yang merupakan teman sekelas Aya. perkembangan karakternya sejak dia masih SMU hingga akhirnya menjadi mahasiswa di universitas digambarkan dengan sangat baik. well, drama ini memang menggunakan latar waktu yang cukup panjang.

karakter lain? keluarga tokoh utama diberikan porsi yang cukup besar dalam serial ini. Too-san (ayah) dan Kaa-san (ibu) keluarga Ikeuchi bisa dibilang… yah, pas-lah aktingnya. adik-adiknya juga turut menyumbang peran yang besar dalam film ini. bahkan dalam salah satu episode, bagian keluarga ini sempat menjadi salah satu bagian yang… well, berkesan dalam serial ini.

musiknya… well, dalam skala 1 sampai 10, mungkin gw akan bilang 9.8. aransemen dari pak Susumu Ueda cukup sukses membangun suasana dalam adegan-adegan yang bisa membuat penonton meneteskan air mata. aransemennya membangun suasana yang kuat, dan bagus banget T_T.

tapi itu belum semuanya. OST yang jadi ending theme-nya yang berjudul Only Human yang dinyanyikan oleh K lumayan enak, dan bisa dibilang mencerminkan semangat filmnya. dan yang paling mengesankan, mungkin lagu Konayuki dan March 9th yang dibawakan oleh Remioromen. lagu Konayuki yang jadi insert song bisa dibilang sukses membuat beberapa orang rekan gw meneteskan air mata saat nonton salah satu episode… pokoknya kalau soal sound, top-lah. bisa dibilang salah satu keunggulan utama serial ini adalah di musical scores-nya.

ini film sedih. seberapa sedih? yah… tergantung, sih. tapi mungkin untuk beberapa orang cewek (dan cowok juga, sih =P) yang gampang tersentuh dan berencana nonton serial ini, gw menyarankan untuk menyiapkan sekotak tisu di dekat TV atau komputer. oh. iya. mungkin… buat cowok-cowok yang suka sok-kuat dan sok-kurang-peduli, nggak ada salahnya kok mengakui bahwa cowok juga bisa menangis =). gw sih… nggak sampai menangis. cuma ‘hampir’ aja, kok *pengalaman pribadi* =P.

kalau anda mencari drama yang bagus, silakan nonton serial ini. mungkin akan ada satu liter air mata yang menetes (hiperbola… mungkin. mungkin lho), tapi gw cukup yakin bahwa hal itu bukanlah hal yang memalukan. maksud gw, menangis itu nggak apa-apa, kok. banyak kok yang kayak begitu =P

mungkin, sebagai penutup, gw mencoba menuliskan potongan lirik lagu dari Remioromen yang berjudul March 9th (atau dikenal juga dengan judul san-gatsu no-ka). lagu ini… well, bisa dibilang membawa pesan yang ingin disampaikan oleh serial ini.

liriknya dengan huruf italic, terjemahannya gw tulis dengan huruf plain.

arata na sekai no iriguchi ni tachi
kidzuita koto wa hitori ja nai tte koto

standing at the door to a new world,
what I realized is that I’m not alone

hitomi wo tojireba anata ga
mabuta no ura ni iru koto de

if I close my eyes,
I see you behind my eyelids

dore hodo tsuyoku nareta deshou
anata ni totte watashi mo sou de aritai…

isn’t that what made me stronger?
I, too, want to be like that for you…

-Remioromen-
-March 9th-

___

special thanks: miranti
message: itsumo, doumo arigatou…