death note: the movie

apa yang akan terjadi bila seorang manusia tiba-tiba bisa menentukan saat kematian orang lain sesuka hatinya?

tema yang tidak biasa ini dicoba untuk diangkat dalam sebuah film berjudul Death Note, yang diadaptasi dari serial manga dengan judul yang sama. dipadukan dengan pendekatan bergaya suspense dan thriller, film ini mencoba mengangkat serial manga tersebut ke dalam sebuah film yang mendapatkan sambutan sangat baik di negara asalnya ini.

cerita dalam film ini diawali dengan kilasan kehidupan Yagami Raito, seorang mahasiswa yang juga merupakan putra dari seorang inspektur polisi di Tokyo, yang merasa frustrasi akan sistem penegakan hukum di tempatnya berada. rasa frustrasinya semakin memuncak ketika ia dihadapkan kepada kenyataan bahwa banyak kriminal yang seharusnya dihukum berat malah bebas dari hukuman, mengakibatkannya semakin kecewa kepada sistem hukum yang berlaku.

pertemuannya dengan seorang Shinigami (=angel of death) yang bernama Ryuk dan sebuah buku berjudul Death Note membuka jalan bagi rasa frustrasinya: ia kini bisa menentukan kematian orang-orang yang diincarnya, yaitu para kriminal yang lolos dari jerat hukum hanya dengan menuliskan nama mereka ke dalam Death Note.

di pihak lain, seorang detektif misterius yang dikenal sebagai ‘L’ tidak tinggal diam melihat fenomena terjadinya kematian misterius orang-orang di seluruh dunia yang dilakukan oleh KIRA, sebuah nama yang diberikan untuk pembunuh tak terlihat yang menghabisi para kriminal di seluruh dunia.

di tengah ‘idealisme’ untuk menghabisi para kriminal, perseteruan antara KIRA dan L semakin memanas, serta mengarah ke adu superioritas dan saling buru antara keduanya. Raito sebagai KIRA dengan Death Note-nya, sementara L sebagai detektif yang bersumpah untuk menangkap KIRA…

anda yang familiar dengan serial manga yang berjudul Death Note (yang juga sudah bisa dinikmati oleh para pecinta manga di tanah air) seharusnya cukup familiar dengan apa yang ditawarkan dalam film ini: konspirasi, intrik tingkat tinggi, sekaligus adu cerdas antara detektif dan buruannya. dan memang, hal tersebut ditangani dengan sangat baik dalam film ini, menghasilkan thrill yang cukup membuat anda betah duduk berlama-lama sampai film ini usai.

ceritanya agak absurd? memang. bayangkan saja ada seorang Shinigami, tiba-tiba bukunya jatuh, dipungut seorang mahasiswa, dan tiba-tiba seorang pembunuh tak terlihat dianggap sebagai ‘dewa keadilan’ oleh masyarakat. semakin absurdnya lagi, tiba-tiba FBI dan Interpol ikut-ikutan dalam penyelidikan ini. sesungguhnya, kalau anda berpikir bahwa ide cerita dari film ini agak absurd, sebenarnya anda tidak sendirian =).

meskipun demikian, film ini ternyata mampu menjadi hiburan yang cukup seru. adu cerdas antara KIRA dan L dipaparkan dengan baik… lengkap dengan thrill yang cukup mampu membuat penasaran sampai film berakhir. demikian juga adu kemampuan dan saling pasang trik antara KIRA dan L dituangkan dengan sangat baik, memancing pemikiran dan tebak-tebakan sepanjang film akan apa-apa yang akan dilakukan oleh KIRA maupun L dalam perseteruan mereka.

yah, walaupun ide dasarnya cukup absurd, setidaknya film ini cukup mampu menghasilkan thrill yang memikat. demikian juga minus beberapa bagian di mana logika yang ditampilkan terasa agak kurang pas, namun film ini tetap memberikan thrill yang cukup membuat anda bertahan di tempat duduk sambil berpikir dan menebak-nebak.

sebagai sebuah film yang diangkat dari sebuah manga, film ini cukup berhasil dalam menerjemahkan ide yang ada dalam coretan manga menjadi sebuah film dengan pemeran nyata. ada beberapa perbedaan, namun secara umum film ini cukup baik dalam hal tersebut. Yagami Raito digambarkan secara lebih manusiawi dibandingkan dalam versi manga-nya, lengkap dengan alasan yang digambarkan lebih manusiawi untuk menjalani peranan sebagai KIRA. visualisasi L sebagai tokoh nyata cukup mendekati versi manga-nya, walaupun dalam versi yang sedikit berbeda dan gaya yang sedikit lebih serius.

visualisasi karakter lain dari versi manga ke pemeran nyata juga dilakukan dengan cukup rapi, walaupun tidak terlalu signifikan. meskipun demikian, dalam film ini visualisasi tokoh dari versi manga yang paling sukses malah peranan Ryuk sebagai Shinigami yang mendampingi Raito. penggunaan CG sukses menghasilkan karakter yang bisa dikatakan hampir persis sama dengan karakter Ryuk yang ada di versi manga.

demikian juga kenyataan bahwa film ini diangkat dari sebuah manga tidak berarti film ini taat seratus persen kepada jalan cerita dari versi manga-nya. beberapa bagian dibuat lebih sederhana, dan ada beberapa bagian yang memberikan perbedaan dibandingkan versi manga-nya. hal yang cukup wajar juga, namun meskipun demikian secara garis besar ide cerita yang disampaikan tidak jauh berbeda dari versi manga-nya, demikian juga anda yang tidak mengikuti serial manga-nya seharusnya tetap bisa menikmati film ini dengan baik.

oh, well… terlepas dari beberapa catatan tadi, film ini sebenarnya tampil menghibur, dan toh tidak ada gunanya juga meng-‘gugat’ film ini, karena film ini berada di puncak box office di negara asalnya selama dua minggu berturut-turut. bagian kedua dari Death Note yang diberi judul Death Note: The Last Name (dirilis tidak terlalu lama setelah film ini) malah berada di puncak box office Jepang selama empat minggu, dengan sambutan yang sangat baik dari publik negara asalnya.

untuk anda penggemar film dengan genre suspense dan thriller yang lengkap dengan intrik-intrik yang membuat anda memutar otak, film ini merupakan pilihan yang sangat tepat… meskipun demikian, anda mungkin perlu sedikit meminggirkan dulu pikiran yang mungkin memandang ide cerita dari film ini sebagai ‘agak absurd’ sebelum anda memutuskan untuk menonton film ini.