nilai pendidikan

“nilai pendidikan itu, ya apa yang tertinggal setelah anda menyelesaikan pendidikan. kalau setelah kuliah ini selesai, anda mendapatkan nilai, lalu anda melupakan semuanya, ya berarti nilai pendidikannya tidak ada bagi anda.”

___

kutipan di atas adalah ungkapan seorang dosen yang pernah mengajar saya dalam salah satu mata kuliah dulu. tidak persis amat sih, mengingat sudah cukup lama sejak saat itu, dan saya sendiri sudah agak lupa redaksinya. yah, tapi intinya kira-kira seperti itu.

…dan sebuah pertanyaan: sebenarnya, kita menjalani pendidikan (baca: sekolah dan kuliah) itu ngapain sih?

kalau mau pragmatis sih, jawabannya gampang. tentu saja, supaya kita bisa hidup! kalau kita sekolah, lalu kuliah, lalu lulus dan bekerja, maka kita bisa hidup enak. lulus kuliah (apalagi dengan nilai bagus :mrgreen: ) lebih bisa menjamin bahwa kita bisa mendapatkan pekerjaan yang layak.

jadi, kita menjalani pendidikan hanya untuk bekerja. persetan dengan segala nilai A, B, C, D, atau E yang mungkin akan kita dapatkan, pokoknya kita harus kuliah supaya bisa mendapatkan pekerjaan yang enak.

wow. pragmatis sekali. tapi kenyataannya, sepertinya cukup banyak yang berpikir seperti itu. :mrgreen:

hmm. dan saya bertanya-tanya: apa iya, serendah itukah harga pendidikan? sebatas menjadi pabrik sarjana untuk menyumbang sumber daya dan tenaga ahli untuk industri?

…entah kenapa, saya tidak bersedia setuju dengan hal tersebut.

apa yang kita dapat dari pendidikan, kalau seperti itu? kalau dari sisi mahasiswa Computer Science, mungkin sebagai berikut: skill untuk programming dan database, mungkin. project management, mungkin. software engineering, mungkin. dan sebagainya, mungkin saja.

dan selain itu? banyak yang hilang. Matematika Diskret dan Kalkulus mungkin tidak terpakai. Kriptografi dan Pemrosesan Teks mungkin dipakai sedikit saja. Analisis Numerik dan Pengolahan Citra sangat jarang dipakai kecuali dalam bidang kerja yang tidak terlalu umum.

kalau sudah begitu, berapa besarnya nilai pendidikan yang kita jalani? bukan karena sistem pendidikannya kurang sempurna (walaupun bukan berarti ini tidak terjadi), tapi karena hampir tidak ada yang tertinggal setelah kita menyelesaikan pendidikan.

kenapa? karena setelah kuliah selesai dan kita mendapatkan nilai, mungkin sebagian (cukup besar) dari kita melupakan apa-apa yang kita dapatkan. yang diingat dan agak terlatih, mungkin sebatas hal-hal praktis dan seringkali dibutuhkan β€” terutama, dalam dunia kerja.

jadi, sebenarnya pendidikan itu untuk apa, sih?

mungkin, bagi sebagian (besar) orang, sebatas jembatan untuk melangkah ke dunia kerja, untuk kemudian menjalani pekerjaan yang layak, dan seterusnya.

…salah? tidak. memang kenyataannya seperti itu, kok.

mungkin, dengan demikian pendidikan hanyalah sebatas ‘tempat numpang lewat’ sebelum mendapatkan ijazah, dan kemudian menjadi ‘pabrik sarjana’; produksi massal dalam jumlah besar, untuk kemudian ditampung oleh industri.

…tapi entah kenapa, saya tidak bersedia setuju dengan hal tersebut.

16 thoughts on “nilai pendidikan”

  1. hari gini? pendidikan itu untuk dapetin title. title itu supaya kalau ngelamar gajinya gede. sekalian kalo mo merit, undangannya keren karena berderet title2. entah dari si penganten pria, wanita, atau pun calon mertua-nya yang bertitle. intinya? pendidikan sekarang cuma numpang lewat. banyak orang yang kuliah di jurusan anu, tapi kerja di tempat ini yang ternyata jauuuh beda dari jurusan dimana ia kuliah. jadi kalau mau dapet kerjaan, cukup kuliah yang kurang diminati, nanti pas kerja tinggal cari koneksi sebanyak mungkin supaya bisa kerja di tempat yang diinginkan…

    *satir mode ON*

    btw vertamax!! *bangga*

    Reply
  2. ralat. baris pertama harusnya “title itu supaya kalau ngelamar gajinya gede.”

    harusnya “title itu supaya kalau ngelamar pekerjaan gajinya gede.”

    sekian dan terima kasih :mrgreen:

    Reply
  3. Pendidikan untuk apa?..Belajar-mengajar untuk apa?..artinya sama kan ya?
    Waktu kecil atau paling tidak sekolah dasar,pertanyaan itu ada di diri gw mungkin temen2 semua juga begitu(ramalan lagi nih,termasuk buat whitedevil he2..bercanda)..tapi hanya sesaat..”sekolah ngapain sih,enak juga maen”, kata2 itu ada di hati karena pada saat itu belum mengerti apalagi untuk mengerti sekolah itu untuk cari title biar kerjanya enak dan gaji tinggi (pikiran itu mungkin ada di temen2 saat smu atau kuliahkan,tapi gw belum termasuk..ramal lagi he2,bercanda) tapi karena sudah keharusan sekolah,yah sekolah aja..selain itu juga karena dorongan rasa ingin tahu terhadap sekolah…
    Berkembang hingga rasa ingin ingin bisa,bisa mendapatkan nilai yang bagus walaupun saat itu masih belum mengerti arti nilai tapi keinginan itu berkembang karena teman atau orang tua,apabila bisa dapat nilai bagus yang dipedulikan hanya perasaan yang dekat kepada teman atau orang tua lewat pujiannya tanpa peduli untuk apa sebenarnya nilai itu (gw yakin temen2 juga begitu)…
    Tapi proses belajar-mengajar terdapat dalam semua yang kita lalui ga hanya di sekolah aja,hanya pendapat…klo jawabannya untuk hidup..prosesnya cari kerja atau cari uang,gw bisa sependapat..tapi sekarang dah mulai menyimpang dari proses dan arti sebenarnya atau bisa dibilang tujuan akhirnya adalah untuk uang (hidup enak,gaji gede N banyak lagi ha10 *negatif thinking*), arti untuk hidupnya dah ga terasa..padahal ilmu itu untuk hidup, bukan uang itu untuk hidup…
    Dan perasaan itu berkembang lagi sampai sekarang, dari ilmu atau pendidikan yang gw dapat semakin mendorong untuk ingin lebih mengerti banyak hal…setelah tahu banyak hal di luar,terdapat rasa ingin tahu tentang diri sendiri..gw merasa bahwa setiap hal yang gw ingin tahu dan semua pendidikan atau ilmu yang gw dapet itu sebagian untuk mengetahui dan mengerti diri gw sendiri n_n
    maaf klo terlalu panjang dan egois *mungkin*

    itu pendapat gw (masih ada lanjutannya sih)..

    Reply
  4. Tambahan…

    ‘setelah tahu banyak hal’ kata itu sebenarnya berlebihan karena gw merasa ga banyak tahu dibandingkan lu semua n_n

    trus masalah ga bisa setuju lu yud, gw merasa mungkin bisa ngerti…hanya mungkin yah, 50-50..bisa bener,bisa ga…

    Reply
  5. hah…lama nggak komen….
    ehmmm….mungkin karena semakin sibuk atau menemukan kesibukan baru… πŸ˜†
    sama saya juga mggak setuju…
    tapi banyak loh orang yang berfikiran sempit seperti itu.
    tapi pendidikan bagi saya penting bukan cuma utuk sekedar hidup.
    kalau cuma sekedar hidup…ayam aja juga bisa idup..
    yud1…met ketemu lagi…hehe etelah liburan..tapi mungkin saya tidak akan sering-sering online..hheeeeee

    Reply
  6. Kalo kata dosen Ma sih, lamanya pendidikan itu penting, karena sebenernya yang lebih penting itu wawasan dan pola pikir yang didapet, karena kalo ilmunya kita bisa belajar sendiri,,
    *tapi ilmunya juga penting laahh!*

    Hmm,, kok rasanya too good to be true ya? πŸ™„

    Reply
  7. :: cK

    yeah. vertamax. yay. :mrgreen:

    konon katanya, persentase orang-orang yang ‘dikeluarkan’ dari tempat gw ini cukup kecil yang ‘murtad’ (= pindah bidang kerjaan). percaya nggak percaya, sih πŸ˜›

    tapi, yah, untuk kerjaan yang lain-lain, kayaknya yang diutamakan memang ‘ijazah minimal D3 atau S1’. kesannya, background-nya malah nggak diperhatikan… πŸ™„

    :: anta40

    iya sih. bosen juga jadi orang ‘biasa-biasa’…

    coba, kalau gw ditanya, misalnya: kamu bisa apa aja?

    database? -> udah banyak
    .NET atau Java? -> udah banyak juga
    web programming? -> semakin buanyak lagi
    software engineering? -> ini sih semua anak CS harus tahu!

    lho, itu kan biasa banget? -____-” tantangannya juga minim, kalau dari segi teknis. tapi bayarannya memang lumayan, sih :mrgreen:

    kalau mau ilmu-ilmu ‘dewa’-nya kepakai, kayaknya memang harus mempertimbangkan jadi Computer Scientist… atau kerja di bidang yang ‘nggak umum’: R&D, game development, atau hardware.

    ~susahMemang πŸ™„

    Reply
  8. :: Mihawk

    tentu, proses belajar-mengajar tidak hanya di sekolah atau kuliah. banyak kok pelajaran lain dalam hidup.

    yah, tapi itu kenyataan, kok. orang sekolah tinggi-tinggi supaya bisa kerja dan hidup enak, kan? tidak selalu sih, tapi banyak yang seperti itu. dan itu nggak salah, kok.

    …tapi tampaknya, gw memang agak kurang suka berpikir (terlalu) pragmatis. yah, ini relatif, sih. πŸ™„

    :: lily

    yep, ayam juga bisa hidup. kucing juga bisa, kambing juga…

    …kenyataannya banyak yang berpikir seperti itu, gimana dong? :mrgreen:

    btw, welcome back πŸ™‚

    :: Rizma

    […] karena sebenernya yang lebih penting itu wawasan dan pola pikir yang didapet, […]

    wawasan, yah. agak klise, tapi bener sih. pembentukan mindset, mungkin itu intinya, yah?

    Hmm,, kok rasanya too good to be true ya? πŸ™„

    mungkin… tapi saya lebih suka berpikir (dan bertindak) demikian. tanya kenapa :mrgreen:

    Reply
  9. Salam…

    … tapi karena sudah keharusan sekolah,yah sekolah aja..selain itu juga karena dorongan rasa ingin tahu terhadap sekolah… (ngutip Mihawk diatas)

    Begitulah, karena hbs SMU (contohnya) semua tmn2 melanjutkan ke kuliah. Yaa, jadi kuliah jg. Bbrp bulan kemudian (dan sampai beberapa tahun setelahnya), saat bertemu teman SMU (yg gak sekampus) pasti ditanyai: “km dmn (kuliahnya)?” Pasti agak kurang PD kl hrs njawab: “gak kul.” Jadi, pendidikan (bukannya skill) memang bisa meningkatkan status sosial. Dan itu lumayan penting (pd saat itu) kalo behadapan dgn teman2…
    Kalo sekarang sih, pertanyaannya sdh berubah mnjdi: “km dmn (kerjanya)?”

    Nah, nilai pendidikannya? Kurang lebih sperti commentnya Rizma, soalnya jurusan yang diambil bukan pilihan sih. jadi walopun lulus, gak gitu peduli pada ilmu dan gelar yang didapat. Walhasil yang tersisa dari 13 semester kuliah cuma pengalaman jadi mahasiswa…

    Tapi, kupikir, memang orang bisa saja dapat kerja dan sukses (baca: gaji gede) selepas SMU/SMK (sperti yang sedang dikampanyekan pemerintah skrg untuk memilih SMK) dan tidak harus kuliah, tapi rasanya kok ada episode yang hilang dalam kehidupan kalo tidak kuliah…

    Sekali lagi, titel memberikan status sosial yang lebih baik di masyarakat. Sekarang ini, beberapa teman2 yang agak kelebihan waktu dan duit sudah mulai ngejar Master/S-2 nih, walopun cm MM. Bergabung dengan banyak pegawai pemerintah seumuran bokap mereka yang berusaha naik golongan…

    S-2 eh…

    Reply
  10. bener tu mihawk
    waktu msh sd seneng bgt tu kl skolahnya kelar pagian, guruny rapat lah, kkg-an, ato apalah, pokoke seneng bisa pulang sebelum waktu sharusnya plg.. trus pas sd hari favorite tu sabtu, coz paginy ada acara pramuka dl (biasany kan ada games ny)

    well, at least skolah tu bring human to a better life.. kalo ga skolah, tp ttp mo hidup, rajin2 fitnes aja sampae bdn ny gede, abis tu mangkal dpasar jd preman pasar, pungutin duit 1000 dari mobil2 yang lewat, ada 100 mobil dpt brp coba..
    dari sekolah pupils tu juga blajar manner kan (anak yg sklh n yg ga, bs gampang bgt dbedain kan)
    oh ya kalo dari dulu ga ada yg sekolah, trus yg bikin alat2 fitnes tu siapa donk.. ga jd dh niatan mo gedein badan biar bs jd preman pasar..

    anyway, mgkn sistem ny kali yah yg mesti diprbaiki,, skolah alam bgs jg tu.

    pegawai brusaha ngambil s2 biar bs naik gaji..
    gmn carany mereka bisa bener kuliah kalo mreka aja kerja senin-jum’at,, masa’ kuliahnya cuma sabtu minggu doank,, trus sabtu minggu tu bener2 free ya dari kerjaan kantor, kalo mesti dinas luar kota, gmn? tugas2 kuliah ny kapan dikerjain (‘hebat’ yah..)

    Reply
  11. :: JenSen99

    yah, kalau dipikir-pikir itu mungkin lebih ke arah ‘sesuatu yang bisa dikuantifikasi’, sih. orang cenderung susah menilai skill seseorang kalau belum kenal, dan parameter paling enak kan biasanya titel.

    titel meningkatkan status sosial? setuju sekali… apalagi kalau titel ini dipakai masuk ke dunia kerja dan (kadang) dipakai untuk minta posisi dan gaji yang lebih besar. tapi kalau kembali ke kampus, sesuai bidang ilmu, entah kenapa titel ini jadi tidak terlalu terasa prestisenya.

    …tapi saya memandang hormat dosen-dosen yang PhD dan mengajar di kampus, karena mereka memang jago dan pantas dihormati. bukan prestise, sih… tampaknya lain dunia akademis dan dunia kerja, yah πŸ˜›

    Bergabung dengan banyak pegawai pemerintah seumuran bokap mereka yang berusaha naik golongan…

    S-2 eh…

    persis. yang kayak begini-begini ini yang membuat saya mempertanyakan nilai pendidikan. titel saja dapat, ilmunya mungkin sepotong-sepotong, dan minta jabatan serta gaji tinggi.

    yah, begitulah dunia. mau diapain lagi? :mrgreen:

    :: whitedevil

    iya sih, (katanya sih memang) pendidikan itu intinya adalah pembentukan mindset. manner, pergaulan, pola pikir, dan sebagainya.

    sistem diperbaiki? entah ya, kok gw agak ragu-ragu. permintaan dari dunia kerja dan industri sendiri tampaknya memang mengharapkan ‘sarjana produk massal’, kok. tapi kurang tahu juga sih, sepertinya variabelnya benar-benar banyak.

    tapi sekarang ini di sini masih mending, sih. di Kuba malah ada sectoral brain drain di mana sarjana-sarjana yang sekolah tinggi malah tidak mendapatkan bayaran yang tinggi. sebagai akibatnya, beberapa (cukup banyak) dari mereka memilih untuk menjadi sekadar room service atau pelayan di hotel atau restoran. kenapa? bayarannya lebih mahal, belum lagi tip dan sebagainya, daripada mereka menjadi peneliti.

    …kalau sudah begitu, pendidikan benar-benar tidak ada nilainya, sepertinya. πŸ™„

    Reply
  12. gunanya sekolah?
    ya tentu aja buat cari temen banyak2. blajar ngadepin orang. blajar ngelobi guru πŸ˜›
    kalo ilmu mah bisa blajar sendiri.
    guru2 aja blom tentu lebih pinter dari muridnya, hehehe.. (pengakuan jujur seorang guru)
    menurut gw, seseorang disebut berpendidikan kalo dia bisa menghormati yang lebih tua,
    menghargai yang lebih muda,
    bergaul dengan baik ma yang seusia,
    nggak merendahkan yang berstatus sosial di bawahnya,
    juga nggak ngrasa minder dengan orang berstatus sosial di atasnya,
    nggak ngrasa ras tertentu lebih tinggi atau lebih rendah,
    tau kapan mesti ngomong dan apa yang mesti diomongin,
    tau kapan mesti diem dan kenapa.
    seseorang yang memenuhi kriteria itu, baik sekolah formal atau nggak, baik bertitel panjang atau nggak, bagi gw, layak disebut berpendidikan.
    sekian dan terima kasih ^ ^

    Reply
  13. Guna sekolah adalah sebagai jembatan ke bangku kuliah.
    Guna kuliah bagi saya -dan saya only- adalah untuk memproduksi ijazah demi registrasi dan legitimasi skill yang sudah ada pada saya BY DEFAULT.

    Reply

Leave a Reply to lily Cancel reply