di balik segelas teh

ada yang pernah beli teh?

kalau belum, silakan pergi ke kantin atau warung terdekat, dan pesanlah segelas teh. boleh teh apa saja: teh tawar, teh botol, teh kotak, teh manis panas, atau es teh manis. anda akan memahami lebih baik tulisan ini kalau sudah pernah membeli dan meminum teh, baik langsung maupun kemasan.

percaya atau tidak, sebenarnya margin harga per keuntungan yang anda peroleh tidak selalu sama untuk semua jenis teh tersebut. dan kadang, anda bisa melihat bagaimana sebuah toko atau rumah makan memperlakukan pelanggannya, hanya dengan memesan teh.

tidak percaya? coba kita buktikan.

berapa anda membayar kalau anda memesan sebuah teh tawar hangat? seribu rupiah? seribu lima ratus? kalau ya, berarti anda perlu berhitung ulang. masalahnya: harga segelas teh tawar seharusnya paling banter 500 rupiah – kalau anda memang ingin menghargai yang membuat teh. kenapa? sebab, kalau anda berjalan sedikit ke arah selatan Jakarta, segelas teh tawar dihargai nol rupiah – anda bahkan boleh menambah bergelas-gelas teh tawar, tanpa menambah biaya.

tentu saja, ini tidak bisa dipukul rata. mungkin toko yang bersangkutan menggunakan teh celup yang banyak diiklankan di televisi, sehingga teh tawar ditawarkan dengan harga sedemikian.

dampak komersialisasi? entah. yang jelas, anda tidak bisa mendapatkan teh tawar gratis di Jakarta. tapi kalau anda pergi ke Bogor atau Bandung, silakan minta teh tawar, dan anda tidak akan diminta untuk membayar.

contoh lain. lebih untung mana: memesan es teh manis di restoran atau warung, atau memesan teh manis hangat, dan belakangan menambahkan es?

kalau anda mau praktis, jawabannya pasti yang pertama. tapi anda dirugikan di sini. coba kita lihat. kalau anda memesan teh manis hangat, anda akan dikenai biaya kurang lebih rp. 1000. rp. 1500 kalau di rumah makan yang agak mahal. kalau anda meminta untuk menambahkan es, maka tambahannya kira-kira rp. 500, dan kalau di warung kadang-kadang bisa gratis.

kelihatannya sama. tapi, kalau anda perhatikan, dalam segelas es teh manis, ada berapa bagian es, dan berapa bagian teh? kira-kira 30-70, atau kalau anda beruntung 20-80. kalau satu gelas ada 300 ml, maka secara umum anda akan kemungkinan kehilangan 90 ml teh untuk setiap gelas yang anda pesan. kalau anda haus, pesan dua gelas, anda kehilangan 180 ml. lewat dari setengah gelas tadi.

tapi kalau anda meminta untuk menambahkan es belakangan, anda mendapatkan 300 ml teh, dan anda bisa mendinginkannya sesuka hati. dalam kasus anda memesan teh manis kedua, anda malah tidak perlu menambahkan es lagi, karena es anda yang tadi tersisa (karena biasanya cukup banyak!) akan mampu mendinginkan segelas lagi teh manis. jadi, silakan hitung sendiri perbedaannya.

meskipun demikian, ada juga tempat makan yang ‘baik’, di mana mereka menyediakan segelas teh manis dan segelas lagi tempat untuk esnya. harganya? sama dengan es teh manis standar di tempat lain. untuk yang ini, jangan ragu-ragu bahwa anda akan dirugikan dalam hal jumlah teh. (ada lho. gw pernah makan di tempat seperti ini)

nah. sekarang kita coba lagi. kali ini teh manis dalam kemasan. kalau anda perhatikan, ada teh yang dijual dalam bentuk 500 ml. harganya kira-kira rp. 3500 sampai rp. 4000. padahal, ada teh dalam kemasan botol 330 ml seharga rp. 1500 sampai rp. 2000. jelas, anda akan lebih untung kalau anda memesan teh botol 330 ml! tapi meskipun demikian, pangsa pasar teh dalam kemasan 500 ml. tetap tinggi.

dan kalau dipandang dari sisi produsen, ceritanya mirip: anda lebih menguntungkan mereka, kalau anda membeli 2x 330 ml dalam kemasan botol. kenapa? sebab anda hanya membeli isinya, dan botol dikembalikan. ongkos produksi ditekan di sini. tapi kalau anda membeli teh kemasan 500 ml seharga rp. 4000, margin keuntungan produsen tidak bisa sebesar tadi. kenapa? iyalah, mereka harus mengongkosi produksi botol plastik (yang seharusnya cukup signifikan), yang akhirnya akan anda buang juga.

tapi, kalau anda mempertimbangkan dari sisi portabilitas dan kemudahan (karena kemasan 500 ml bisa ditutup sementara dengan tutup ulir, dan diminum lagi kapan-kapan) untuk dibawa-bawa, trade-off tadi jadi terasa masuk akal. jadi sebenarnya, anda tidak dirugikan amat di sini. kecuali, kalau anda memang sangat peka akan kuantitas teh!

dengan demikian, beruntunglah anda penikmat teh manis hangat atau panas. mengecualikan tempat-tempat ‘mahal’ seperti kafe apalah-itu yang bertaraf internasional, harganya (relatif) sama di mana-mana, dengan ukuran gelas yang relatif sama pula. anda tidak perlu memikirkan mengenai jumlah teh yang mungkin agak kurang tepat dan sebagainya. dan dalam beberapa kasus, anda bisa menentukan sendiri seberapa banyak konsentrasi teh dalam gelas anda (baca: seberapa hitamnya teh anda), karena bungkus teh disediakan untuk anda sesuaikan sendiri.

begitulah. ternyata, ada cukup banyak cerita di balik segelas teh. padahal, kalau mau gampang, kita tinggal pergi membeli teh celup di warung atau mini-market, dan menyeduh sendiri teh di rumah atau tempat kos. dan berapa harganya? silakan hitung sendiri. oh, iya, jangan lupa memperhitungkan bahwa air panas bisa anda masak sendiri, dan anda (ini hampir tidak mungkin tidak terjadi) memiliki cadangan gula pasir di rumah.

…ternyata, kadang, ‘praktis’ itu bisa berarti ‘agak mahal’, yah.

1 thought on “di balik segelas teh”

  1. hahaHA
    dpt ide dr mana ni..

    ada cara yg lebih murah: tinggal aja dkt kebun teh,, kalo pgn ngteh, tinggal jalan dikit, petik.. rebus air ny jgn pake kompor, pk kayu, teh ny ga usah pake gula, tp kalo lg pgn teh manis, ga ada gula, coba tanyain tetangga,,

    murah kan…ga usah beli teh celup, ga perlu ongkos ke supermarket/warung.. hwehehe,,

    peace !

    Reply

Leave a Reply to whitedevil Cancel reply