sarkasme?

anda tentu tahu, atau minimal pernah mendengar mengenai suatu hal yang disebut sebagai ‘sarkasme’.

…yah, secara sederhana sih ‘sarkasme’ itu sebenarnya adalah sebuah teknik dalam berkomunikasi di mana ungkapan verbal disampaikan secara sinis dan memaksimalkan ironi. secara umum, teknik ini dilakukan dengan prinsip ‘jalan menikung’: anda seolah ingin menyampaikan suatu hal, padahal anda menekankan sebaliknya.

bingung? jangan susah-susah.

bayangkan anda baru datang pada pukul empat-tigapuluh pada sebuah jadwal kencan pukul empat-tepat yang anda buat dua hari sebelumya.

sudah? lalu bayangkan percakapan berikut di mana pasangan anda tiba-tiba ngomong:

“sayang, nggak apa-apa kok kalau kamu terlambat. terlambat satu jam juga nggak apa-apa, bener deh. kok kamu masih dateng juga ke sini, sih?”

intonasi tinggi, muka sedikit-ditekuk, dan dagu diangkat. wah. gawat deh.

…jelas? seharusnya gampang dimengerti, karena hal ini merupakan teknik yang umum digunakan dalam komunikasi. anda mungkin ingat bahwa anda pernah memiliki pengalaman sejenis dengan contoh di atas, dan dengan demikian anda seharusnya menyadari dengan sangat baik penggunaan dari teknik tersebut =)

ada elemen penting dalam penggunaan teknik yang bernama ‘sarkasme’ tersebut di sini: intonasi suara, ekspresi wajah, dan gesture alias bahasa tubuh. dan hal ini akan dengan mudah membuat anda memahami bahwa lawan bicara anda sedang melakukan sarkasme alih-alih memberikan pujian bila anda dihadapkan pada keadaan demikian. padahal kalau dilihat kata-per-kata, lawan bicara anda kelihatannya seperti sedang memuji anda!

coba satu kalimat berikut.

“aduuh, kamu ini baik banget, sih… aku jadi seneng banget kalau begini. makasih ya…”

anda bisa mengucapkan kalimat tersebut sambil tersenyum dengan intonasi yang tepat dan sedikit tawa, maka lawan bicara anda akan berpikir bahwa anda bersikap positif terhadapnya.

anda juga bisa mengucapkan kalimat tersebut dengan intonasi yang ‘tepat’ dan tarikan sinis pada senyuman anda, tambahkan gesture yang ‘tepat’ pula. hasilnya? silakan dicoba, dan kemungkinan setelah itu anda akan bertengkar dengan lawan bicara anda =)

dengan kalimat yang sama, sarkasme merupakan teknik yang efektif untuk mengkomunikasikan pikiran anda. tapi ini untuk komunikasi lisan, lho.

::

nah. sekarang masalah lain. bagaimana mengkomunikasikan sarkasme dalam tulisan?

kenyataannya, hal ini menjadi sedikit lebih sulit: tulisan tidak bisa mengkomunikasikan ekspresi wajah, intonasi suara, dan gesture. jelas, ini perbedaan yang signifikan. dan sebagai akibatnya, penggunaan sarkasme dalam tulisan merupakan pisau bermata-dua: tulisan anda mungkin dipahami sebagai sarkasme, dan pembaca memahami bahwa anda sebenarnya mengatakan suatu hal B bukannya A. masalahnya, mungkin saja tulisan anda tidak tersampaikan sebagai sarkasme, dan anda dianggap menyatakan A. dan pemikiran anda mengenai B tidak tersampaikan!

jangan bingung lagi dengan penjelasan di atas, langsung saja dengan contoh.

saat ini, naik kereta rel listrik di Jakarta sangat nyaman. ada pengamen-pengamen, dan anda tidak perlu kuatir dengan copet! apa itu copet? dompet anda cuma hilang secara ajaib, itu saja kok. dan masih ada pedagang asongan yang kadang dengan ramah berteriak-teriak dekat telinga anda. pokoknya menyenangkan, deh. anda harus mencobanya.

oke, dari tulisan tersebut anda bisa mengatakan bahwa kesimpulan dari tulisan tersebut adalah (1) naik kereta di Jakarta itu nyaman dan menyenangkan, atau (2) naik kereta di Jakarta itu tidak nyaman dan tidak menyenangkan.

terlihat kan, ‘resiko’ dari penggunaan teknik ini dalam tulisan? jelas! pembaca yang tidak teliti akan berpikir bahwa anda setuju akan suatu hal, padahal pendapat anda sebenarnya mungkin anti terhadap hal tersebut!

dan masalahnya, resiko untuk disalahpahami tersebut bisa menjadi begitu besar, kalau orang yang membaca tulisan anda cenderung untuk kurang teliti dalam membaca tulisan anda: tidak sampai habis, atau tidak secara menyeluruh. dan akibatnya bisa fatal: anda mungkin akan dianggap memiliki pendapat yang sebenarnya anda malah tidak setuju habis-habisan! dan hal ini jelas sangat tidak diinginkan.

jadi, kesimpulannya. hati-hati dengan penggunaan sarkasme dalam tulisan anda. pendapat anda mungkin tersampaikan untuk pembaca yang sebenarnya memahami bahwa anda menyatakan B alih-alih A, tapi persiapkan juga kemungkinan bahwa ada pembaca yang mungkin akan berpikir bahwa anda menyatakan A (dan tidak terpikirkan mengenai B), padahal anda sendiri sangat tidak setuju dengan pendapat A tersebut!

…mungkin ada benarnya juga sih, bahwa sarkasme dan satire itu hanya untuk orang-orang yang cerdas dan mau berpikir. susah juga, sebenarnya.

___

baru baca tulisannya sora-kun di salah satu post-nya. tulisan gw nongol di situ, lho =P.

tulisan yang di-refer di situ merupakan contoh sarkasme yang mudah disalahpahami, silakan dilihat. tulisan aslinya bisa ditemukan di salah satu entry di sini.

23 thoughts on “sarkasme?”

  1. :: rabz

    tergantung cara ngomongnya, sih =P.

    …tapi kalau ditulis “rabz itu ternyata baik, ya…”, maksudnya lebih tersampaikan, lho =)

    Reply
  2. Hmmm,

    “yud1? Oh, dia itu baik. Baik bang~et. Bener-bener baik, kok. Top banget lah pokoknya.

    Kemaren aja, pas gw lewat, dia masih ngacangin gw kok….” 😀

    Kayaknya sih, sarkasme itu bakal efektif kalau ujungnya ditambahin ‘kesimpulan’ tak terduga. 😉

    ~ eh, mungkin lho. Nggak tau juga sih. ~

    Reply
  3. aduh aduuuhh..
    ngomongin majas kok nggak konsultasi dulu ke ahlinya 😛
    @yud1:
    semua contoh yang kamu kasi itu namanya ironi, bukan sarkasme.
    Contoh sarkasme tu kaya gini:
    Dasar be*o, masa gitu aja nggak tau!
    Ya ampun si to*ol ini, bikin gw sebel aja!
    A*njing lo! Kalo jalan liat2 dong!
    @sora-kun:
    itu bukan sarkasme, itu juga ironi.
    Majas ironi adalah majas sindiran yang melukiskan sesuatu yang menyatakan sebaliknya dari apa yang sebenarnya (loh,jadi pelajaran bahasa Indonesia ni, hehe..)
    Udah, gitu aja dulu..

    Reply
  4. :: della

    aduh aduuuhh..
    ngomongin majas kok nggak konsultasi dulu ke ahlinya 😛

    waks, ada bu guru! ampunnn… =D

    sebenarnya sih mungkin seharusnya ‘sinisme’, yah. tapi kayaknya pandangan orang mengenai ‘sarkasme’ sudah terbentuk sedemikian hingga jadi seperti itu…

    yah, sudahlah. bahasa memang tidak bermain di meja konferensi… *ngeles* =P

    Reply
  5. @ della

    Salam kenal,

    Eh, tapi kalau di bahasa Inggris, ‘sarcasm’ itu penerapannya mirip seperti di atas lho. ‘Cynical’ (=sinis) malah dianggap lebih parah daripada ‘sarcasm’…

    …tapi ini kan bahasa Indonesia ya? Waduh… 😛

    ===

    yud1: “maafkan kami bu…” (sambil tertunduk malu, merasa bersalah)

    sora-kun: “iya bu, saya juga…” (juga menunduk, tak berani menatap ibu guru)

    ===

    *lho?*

    *teringat naskah drama bahasa di buku SD, nih 😛 *

    Reply
  6. Lah,jadi maen drama 😀
    Kalo sinisme sama kaya ironi (menyebutkan sesuatu yang berkebalikan dari maksud sebenarnya) tapi lebih menusuk.
    Contoh: Oooh..jadi itu yang kamu sebut bekerja?
    Nah, sarkasme adalah yang paling kasar, karena menyebut langsung dan menusuk perasaan.
    @yud1 dan sora-kun:
    Maaf yaaa.. nggak bermaksud menggurui loh,cuma kasi masukan aja ^ ^
    @sora-kun:
    salam kenal juga ^ ^

    Reply
  7. @ della

    @yud1 dan sora-kun:
    Maaf yaaa.. nggak bermaksud menggurui loh,cuma kasi masukan aja ^^

    Aaah, nggak papa kok. Bu gurunya kan baik… 😉

    (eh, bu guru betulan kan? -udah main ke blognya- 🙂 )

    Reply
  8. lho kok malas jd ngobrol aja neeh mas yudi ama mbak della?
    tp tul tu mbak dela. emang sarkasme yg paling kasar
    mas yudi besok school dl ma mbak dela, kayaknya guru tuh…
    he…he…he..

    Reply
  9. mbak della, trus bisa kasi tau nggak contoh2 yang lain?
    daeipada sekolah lagi…ampun deh kalo disuruh ngulang..
    enakan gw tanya ama mbak…
    gk papa ya…? 🙂

    Reply
  10. :: nopr1

    ah, ada sora-kun kok. lagipula, siapa juga yang ngobrol sendirian?

    btw, della itu memang guru, dan kenalan saya juga. kalau mau kenalan, langsung main ke tempatnya saja. 🙂

    Reply
  11. he he he postingan yang keren :mrgreen:
    memang lebih ke ironi ketimbang sarkasme
    tapi biasanya dalam obrolan sehari-hari orang juga susah bedainnya
    yang jelas Bahasa memang luar biasa 🙂
    salam kenal

    Reply
  12. “Ternyata informasi penting tidak hanya ada di blog topten blogger indonesia”, kayak gini juga disebut sarkasme? waduh saya jadi pingin banyak belajar lagi.

    antown.blogspot.com
    usmany.deviantart.com

    Reply
  13. Ternyata informasi penting tidak hanya ada di blog topten blogger indonesia

    apa, topten blogger indonesia?

    …oh! maksudnya para dewa selebritis blog yang hebat itu? :mrgreen:

    ~saya gak kenal
    ~topten blogger itu siapa aja sih? xD

    Reply
  14. hohohooo… gw paliing seneng kalo ngebahas bab ini… sedikit terselubung mengatakan orang lainnn bodoh.. padhal emang to*ol.. dgn berkilah kalo semua itu majas… neee baru gw demennn…bab majas emang sedikit berguna untuk mengungkapkan kata2 ga sopan….

    Reply
  15. Lucu…
    Jd inget dulu aq punya tetangga bule, dan mereka ber2 lesbi gitu…
    Pas pesta ulang tahunku mereka berdua datang dan bertanya pake bahasa bule
    ”what do you wish for as a gift..?”
    lalu aq bilang pede ”i wanna watch”
    beberapa hari kemudian mereka datang dan memberiku sebuah jam, kurasa mereka salah paham..
    Hahaha…..

    Reply

Leave a Reply to AIDA Cancel reply