earphone dan keterasingan individual

pernah tidak, anda memperhatikan seseorang yang sedang menggunakan earphone?

seharusnya sih pernah. hari begini nggak tahu earphone? :mrgreen:

sekarang, pertanyaan selanjutnya. percayakah anda, kalau saya mengatakan bahwa penggunaan earphone berpotensi cukup besar dalam ‘merusak’ kehidupan pergaulan anda? tidak secara keseluruhan sih, tapi anda pembaca mungkin ada yang sudah menyadari bahwa penggunaan earphone bisa memberikan efek samping yang ‘tidak diinginkan’ terhadap kehidupan sosial manusia.

hmm. anda mungkin tidak percaya.

earphone adalah senjata ampuh untuk anda yang sedang tidak ingin berkomunikasi. apapun yang disambungkan ke ujungnya: entah itu laptop, iPod, (atau Zune, Creative, dan sebagainya), atau sekalipun itu walkman tua kesayangan anda yang masih bisa dipakai. intinya, kalau anda sedang tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, gunakan earphone anda. pasang di telinga, dan… bum! tiba-tiba anda menjadi seolah terasing.

kok bisa begitu? sederhana saja. earphone adalah alat yang bagus sebagai barrier komunikasi sosial anda. kenapa disebut sebagai barrier? sebab memang demikianlah yang terjadi: earphone mencegah orang lain berkomunikasi dengan anda, secara tidak langsung.

anda sedang bersama dua orang rekan, menunggu kereta yang seharusnya segera datang di stasiun. satu orang rekan anda mengenakan earphone dan mendengarkan sebuah MP3 player, sedangkan rekan anda yang lain tidak.

aneh. seharusnya kereta yang anda tunggu sudah datang, tapi tampaknya hal tersebut belum juga terjadi. anda kemudian berinisiatif untuk menanyakan jam kepada salah satu dari dua orang rekan perjalanan anda. keduanya mengenakan jam tangan, jadi itu pilihan yang baik.

sekarang, pertanyaannya: yang mana dari rekan anda yang akan anda tanya? apakah (a) yang menggunakan earphone, atau (b) yang tidak menggunakan earphone?

tidak usah heran kalau sebagian besar orang akan memilih alternatif (b), yaitu bertanya kepada rekan yang tidak mengenakan earphone. sesungguhnya, mungkin anda juga akan memilih alternatif tersebut. ๐Ÿ™‚

jadi begini. secara sederhana, yang dilakukan oleh earphone dalam kasus ini adalah menghambat komunikasi sosial yang mungkin timbul antara individu yang mengenakannya dengan lingkungan sekitarnya. tentu saja, ini mengecualikan kebutuhan spesifik akan informasi dari individu tertentu (misalnya, pertanyaan mengenai alamat e-mail atau nomor ponsel pribadi), namun hal ini bisa dikatakan berlaku cukup umum.

ada setidaknya tiga faktor yang mengakibatkan terjadinya hambatan komunikasi sehubungan dengan penggunaan earphone ini. untuk mudahnya, asumsikan anda sedang berhadapan dengan seorang rekan yang sedang menggunakan earphone.

pertama, anda tidak tahu seberapa keras anda harus bersuara. mungkin orang di hadapan anda memasang volume suara yang besar, dan anda harus berteriak untuk menyadarkannya. ini jelas tidak efisien: anda harus berpikir terlebih dahulu mengenai keadaan calon lawan bicara anda, kemudian memutuskan volume suara yang tepat untuk anda keluarkan.

ini perbedaan yang besar dibandingkan dengan keadaan rekan anda tidak menggunakan earphone. anda bisa mengasumsikan bahwa rekan anda akan mendengar suara anda dengan volume dan intonasi normal, dan dengan demikian anda relatif tidak perlu berpikir.

kedua, (dan ini yang paling fatal) adalah kesan yang ditimbulkan bahwa orang di hadapan anda tidak tertarik untuk berkomunikasi. dan ini fatal: sesungguhnya, komunikasi diawali dengan kesediaan masing-masing pihak untuk terbuka terhadap pesan yang hendak disampaikan.

apa yang terjadi? pada kasus ini, anda lazimnya akan berpikir (biasanya secara tidak sadar) bahwa orang di hadapan anda tidak membuka diri untuk berkomunikasi. dengan demikian, anda memutuskan untuk tidak memulai komunikasi, kecuali untuk kebutuhan yang benar-benar membutuhkan informasi dari orang tersebut.

ketiga, anda akan memperoleh waktu tunggu yang lebih lama untuk informasi yang akan anda peroleh. maksudnya, respon dari lawan bicara yang sedang mengenakan earphone (jangan lupa musiknya, lho ๐Ÿ˜› ) akan lebih lambat daripada respon orang yang tidak mengenakan earphone.

kok bisa? jelas bisa! dalam keadaan mengenakan earphone, anda mungkin akan menemukan bahwa lawan bicara anda akan melepaskan terlebih dahulu earphone-nya, lalu mendengarkan pertanyaan anda, baru memberikan respon. berapa lama? jelas lebih lama dibandingkan ketika anda berkomunikasi secara normal.

perlu diperhatikan bahwa ketiga faktor di atas tidak saling komplemen: sesungguhnya, masing-masing faktor sama-sama menyumbang kesan akan tingkat kesulitan yang lebih tinggi daripada keadaan normal dalam berkomunikasi. dan sebagai dampaknya, akan dibutuhkan usaha ekstra untuk mencoba berkomunikasi dengan keadaan seperti ini.

hal ini sedikit banyak menjelaskan, kenapa sebagian besar orang memilih alternatif (b) dalam menanyakan jam di stasiun. sesungguhnya, berkomunikasi dengan orang yang tidak menggunakan earphone jauh lebih mudah untuk dilakukan! anda tidak perlu berpikir atau mengeraskan volume suara anda. demikian juga anda tidak akan menemukan bahwa calon lawan bicara anda ‘sepertinya tidak tertarik untuk berkomunikasi’. belum lagi waktu tunggu yang lebih singkat dalam memperoleh jawaban atas pertanyaan anda, semuanya menegaskan kerugian yang akan anda alami ketika mencoba berkomunikasi dengan orang yang sedang mengenakan earphone.

tentu saja, menggunakan earphone bukan selalu berarti buruk. anda bisa menggunakannya ketika sedang membutuhkan konsentrasi sangat-tinggi (dan dengan demikian anda tidak ingin diganggu), atau ketika anda sedang sendirian dan ‘tidak tahu apa yang sedang dikerjakan’, atau ketika anda memang sedang ingin mendengarkan musik!

dengan demikian, penggunaan earphone adalah barrier komunikasi sosial yang ampuh: anda cukup mengenakannya di telinga, dan orang akan cenderung memilih untuk tidak berkomunikasi dengan anda. dan dengan demikian, anda akan terkesan ‘tidak membuka diri untuk berkomunikasi’.

sekarang, coba contoh lain lagi.

anda datang ke sebuah acara gathering, yaitu reuni SMU angkatan anda yang lulus tiga tahun yang lalu. seharusnya, cukup banyak rekan-rekan dari angkatan anda di SMU yang datang, demikian juga anda dan mungkin beberapa rekan dekat anda.

anda kemudian melihat serombongan rekan sekelas anda di kelas tiga, dan dengan demikian memutuskan untuk duduk di dekat mereka. setelah tegur-sapa sejenak, anda memasang MP3 player anda, dan memasang earphone ke telinga anda.

apa yang terjadi kemudian? mudah ditebak. anda mungkin tidak akan diajak ngobrol oleh rekan-rekan di dekat anda, mungkin dengan sedikit pandangan aneh dari beberapa orang akan sikap ‘unik’ anda.

dan dengan demikian, anda mungkin akan ‘sukses’ melewati acara tersebut hanya dengan beberapa patah kata obrolan singkat… dari sebuah reuni yang seharusnya banyak diisi obrolan-obrolan panjang tersebut.

silakan dicoba kalau tertarik, dan mungkin anda akan menemukan bahwa setidaknya ada benarnya juga apa yang disebutkan oleh tulisan di atas. saya sih tidak tertarik, tapi terserah anda kalau mau mencoba. :mrgreen:

jadi, akhirnya. earphone itu potensial ‘merusak’ kehidupan sosial anda… kalau dipergunakan secara tidak tepat, tentunya. mungkin bisa juga dikatakan, bahwa earphone bisa menciptakan keterasingan individual bagi individu yang mengenakannya.

…dan sebenarnya cukup praktis, kalau anda sedang tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain di sekitar anda.

12 thoughts on “earphone dan keterasingan individual”

  1. panjang2 amat intinya satu neh?
    wktu tu gw prnh bljr tu di intro to mass communication…
    media yg digunakan sbagai excuse to avoid any social interaction…
    wah tapi gw lupa istilah nya apa ya?
    tp gw lebih stuju sih kalo di bilang “earphone tu ngrusak kuping!” drpd “ngerusak kehidupan sosial….

    Reply
  2. ah gw inget!
    function of the media itu namanya withdrawal..
    use d media to create barrier btween themselves and other activities…
    (ampun..rada ga pnting ya comment gw?) ;p

    Reply
  3. :: Kunderemp

    gak sama siapa-siapa kok. ini pengamatan pribadi *halah* saja, kok. sudah agak lama, sebenarnya. ๐Ÿ™‚

    :: grace

    merusak kuping? memang. katanya sih ada survei bahwa remaja yang terbiasa mendengarkan musik melalui earphone memiliki kerusakan pendengaran lebih besar 30% dari umumnya di usia tua… gw baca hasil penelitiannya di majalah, sih.

    panjang2 amat intinya satu neh?

    biarin. yang penting dibaca sampai habis… :mrgreen:

    ah gw inget!
    function of the media itu namanya withdrawal..
    use d media to create barrier btween themselves and other activitiesโ€ฆ

    nah, benar kan tulisan saya? :mrgreen:

    Reply
  4. sbetulnya salah satu contoh cara yang bagus supaya nggak diajak ngobrol orang asing di kendaraan umum (which can be very annoying) ๐Ÿ˜›

    Reply
  5. yup setuju deh!! aku pernah satu bangku sama orang yag pake earphone di bis waktu study tour. ya aku ga ajak omong, malah saat itu aku pengen earphone jatuh dari langit (maklum aku ga punya sih!!! hiks2!!) ya aku akhirnya tidur aja deh!!abis aku tuh orangnya ga bisa diem harus ngomong sama teman sebangku. ampe pagi aku bangun dengan segar karena ga ada teman ngomong tenyata ada hikmahnya juga kan aku bisa puas tidur dan ga kecapean. SIALAN!!

    Reply
  6. ikut jadi tersangka sih… Cuma liat-liat sikon juga…
    Eh… itu kayanya kecenderungan anak-anak muda jaman sekarang ini kan ya…
    Yud1 sendiri enggak begitu ya?

    Reply
  7. :: sora-kun

    ah, tidak secara spesifik, kok. :mrgreen:

    :: della

    *baca blog-nya della*

    lho, ternyata timing-nya tepat sekali saya menulis ini? ahaha, silakan dicoba ๐Ÿ™‚

    :: grace

    sekarang sih sudah selesai UAS. tapi sebentar lagi Kerja Praktek alias KP… jadi nggak libur juga, sih

    :: lili

    nah. terbukti, kan? :mrgreen:

    sebenarnya, kalau mau nggak punya teman, pakai saja earphone terus ke mana-mana. nanti juga jumlah orang yang mau ngobrol berkurang drastis…

    :: jejakpena

    ah, saya sih memperhatikan saja. saraf sosial saya masih bekerja dengan baik, kok… seharusnya, sih. ๐Ÿ™„

    Reply
  8. ya masalahnya aku ga punya, yud..
    lagian masih banyak benda hidup yang bisa diajak omong ya kan..??
    eh aku juga masih pengen punya banyak temen.. he..he (karena aku berbakat cerewet, tapi pada bilang aku kalem..heh kalem dari mana ya??)

    Reply

Leave a Reply to grace Cancel reply