jujur saja…

+ “eh, nanya dong. kenapa kamu bilang saya harus jujur sama diri saya sendiri?”
“yah… karena orang yang tidak bisa jujur kepada diri sendiri, bukankah sama juga dengan orang yang tertindas?”

___

saya seringkali berpikir bahwa masalah yang timbul dari hubungan antar manusia seringkali berawal dari ketidakjujuran. ketidakjujuran kepada diri sendiri, dan kadang-kadang juga diikuti ketidakjujuran kepada orang lain. kadang-kadang agak membingungkan… tapi kita memang hidup di dunia yang tidak sempurna, kan?

kebetulan, saya sempat dicurhati berdiskusi dengan beberapa orang rekan soal ‘hubungan antar manusia’ ini… dan secara kebetulan(?) pula, topiknya tidak jauh-jauh dari topik sepanjang-masa yang kayaknya tidak ada habisnya: it’s boy-meets-girl stories, dari sisi sang gadis tentunya. :mrgreen:

tentu saja, masalahnya juga berbeda-beda. tapi ada hal yang menarik, bahwa ternyata (sebagian dari) tanggapan saya terhadap berbagai keadaan tersebut tidak benar-benar jauh berbeda:

sudahlah, jujur saja sama diri sendiri… πŸ˜‰

kedengarannya gampang. tapi percayalah pembaca, ini adalah hal yang susah. sungguh, dan saya nggak bohong soal ini. :mrgreen:

manusia, kadang-kadang bingung dengan pikiran dan perasaan mereka. kadang-kadang, manusia memilih untuk bersikap ‘tidak jujur’ kepada diri mereka sendiri, dan pada akhirnya tidak ada yang beruntung dengan keadaan tersebut. alasannya mungkin macam-macam, dan mungkin sama sekali tidak salah. lagipula, dibilang begitu juga… sebenarnya tidak ada hal yang benar-benar ‘salah’ atau ‘benar’ juga kan, untuk hal seperti ini.

seandainya manusia bisa saling memahami soal ini, mungkin akan cukup bagus; setidaknya, dengan demikian kita (atau setidaknya, saya. anggap saja saya bisa membaca pikiran orang lain. :mrgreen: ) tidak perlu melihat banyak cerita yang akhirnya tidak pernah dimulai — yang sedihnya, pada akhirnya tidak ada yang senang dengan keadaan tersebut. tapi ya mau bagaimana lagi, dibilang begitu juga kan sebenarnya hal tersebut bukan urusan saya… ya kecuali kalau dinyatakan sebaliknya oleh pihak yang berkepentingan, sih. *haiyah, bahasa apa yang saya pakai ini*

sayangnya, manusia juga tidak bisa dengan mudah saling memahami — dalam banyak hal, termasuk juga untuk soal ini. makanya, hal yang sudah susah ini jangan dipersulit dengan ketidakjujuran yang tidak perlu! mungkin kita memang tidak selalu bisa jujur kepada orang lain, dan alasannya bisa banyak dan macam-macam. mungkin ada saatnya kita tidak bisa dan tidak boleh bersikap jujur, dan kadang-kadang tidak ada yang bisa dilakukan soal itu. tapi kalau boleh saya mengatakan, pembaca; anda hanya boleh bersikap tidak jujur hanya ketika satu-satunya orang yang akan menderita dengan ketidakjujuran tersebut adalah anda sendiri. lainnya, tidak.

tapi saya kira, adalah hal yang berat ketika kita tidak bisa jujur bahkan kepada diri sendiri. hidup dengan penyangkalan adalah hal yang bikin capek — walaupun sekilas mungkin terlihat seperti ‘jalan keluar yang gampang’. pada akhirnya yang ada mungkin hanya alasan-alasan, dan pada akhirnya mungkin tidak ada yang senang. entahlah, tapi saya kira dalam banyak kasus justru hal ini yang terjadi… mungkin memang demikian cara dunia bekerja, jangan tanya saya.

ngomong-ngomong, belakangan ini saya jadi teringat sebuah entry di xkcd yang juga sempat di-refer di plurk-nya catshade.

regrets.png

if you have any hesitation, ask Google. for free advice.

komik strip satu panel… yang sangat mengena. intinya? sudahlah, kayaknya nggak perlu dijelaskan lagi deh. :mrgreen:

jadi, sebenarnya dari tadi saya menulis panjang-panjang bukannya ingin mengatakan ‘anda harus begini’ atau ‘anda harus begitu’. bukan pula saya ingin mengatakan soal ‘ini benar’ atau ‘ini salah’ — lagipula, seperti yang sudah ditulis di depan tadi, tidak ada hal yang benar-benar ‘benar’ atau ‘salah’ dalam persoalan seperti ini.

tentu saja, bersikap jujur (setidaknya kepada diri sendiri), kadang-kadang bisa susah. mungkin juga anda, misalnya, tidak akan mendapatkan apa-apa dengan hal tersebut. dunia memang tidak sempurna, dan hal-hal tidak menyenangkan selalu bisa terjadi.

…but at least, you would have less regret, right? πŸ˜‰

22 thoughts on “jujur saja…”

  1. *baca dgn hati-hati*
    *jangan sampai ada yang terlewat*
    Well..sekarang mau baca dan pahami dulu..
    Komen serius menyusul nanti kalau sudah pk PC.. :mrgreen:

    Reply
  2. Jadi… apa hubungannya antara kejujuran dan komik yg dipajang? πŸ˜•
    Ada pasien yang nyesel gak nyium cowoknya? πŸ˜›

    Terkadang, IMO, banyak orang curhat karena tidak mampu jujur, atau tidak yakin pada isi hatinya sendiri, trus berharap si konselorlah yang nantinya memilah dan nerjemahkan ulang segala curhatan itu kedalam suatu kesimpulan “jujur” tentang apa yg sebenarnya sedang ‘ingin disampaikan’ oleh si pasien. πŸ™‚

    Reply
  3. hubungannya? kalau memang suka, jujur saja… jangan sampai menyesal sendiri belakangan, gitu lho. *btw, webcomic itu judulnya ‘Regret’, in case ada pembaca yang nggak memperhatikan* :mrgreen:

    Terkadang, IMO, banyak orang curhat karena tidak mampu jujur, atau tidak yakin pada isi hatinya sendiri, […]

    that, is one valid point, my fellow soldier. I heartily concur. (u_u)

    Reply
  4. ahem, saya kembali lagi..

    kedengarannya gampang. tapi percayalah pembaca, ini adalah hal yang susah. sungguh, dan saya nggak bohong soal ini.

    tidak bisa berkata lain selain, sangat setuju.
    IMO, sebenarnya bukan sulit bagaimana, hanya saja, susahnya itu untuk memahami apa yang sebenarnya kita (saya) mau dan apakah kita bersedia untuk memperjuangkannya.
    Dan saya setuju banget sama poin nya jensen..
    Btw, yud. kalau seandainya kita ga tahu apa yang kita mau, selain curhat, apa lagi caranya? soalnya kalo curhat, suka kasian sama yang di curhtin terus2an.. πŸ˜›
    *lha malah curcol*

    Reply
  5. bisa bersikap jujur itu menyenangkan. Bikin Plong. :mrgreen:

    walau kadang, emang nggak juga harus berarti mengatakan semuanya apa adanya.

    tentu saja, bersikap jujur (setidaknya kepada diri sendiri), kadang-kadang bisa susah. mungkin juga anda, misalnya, tidak akan mendapatkan apa-apa dengan hal tersebut. dunia memang tidak sempurna, dan hal-hal tidak menyenangkan selalu bisa terjadi.

    kadang, masalah kejujuran terhadap orang lain emang berasal dari masalah jujur degan diri sendiri deh.

    Reply
  6. @ grace

    […] selain curhat, apa lagi caranya? soalnya kalo curhat, suka kasian sama yang di curhtin terus2an.. πŸ˜›

    Itulah sebabnya ada konselor dan psikiater profesional, dibayar mahal tuk denger curhat. :mrgreen:
    ehem, pengalaman saya sih, sebenarnya nerima curhatan terus2 menerus tu gak masalah, selama waktunya tepat dan gak ada yang komplain (pacar si pencurhat misalnya), yang penting, jangan berulang2 curhat masalah yang sama sementara jawaban/saran yg diberikan gak pernah dilakukan. πŸ˜‰

    *menunggu tanggapan sora dan yud1, para penerima curhat kelas kakap*

    Reply
  7. @ jensen:

    yang penting, jangan berulang2 curhat masalah yang sama sementara jawaban/saran yg diberikan gak pernah dilakukan.

    *menohok*
    Roger!
    Siap laksanakan, komandan!
    :mrgreen:

    Reply
  8. Jujur…,

    kedengarannya gampang. tapi percayalah pembaca, ini adalah hal yang susah. sungguh, dan saya nggak bohong soal ini. :mrgreen:

    memang susah. Tapi sebagai manusia, jujur terutama pada diri sendiri memang harus dilakukan, walaupun kejujuran itu sendiri terkadang menyakitkan tapi tidak akan lebih menyakitkan ketika kita tidak jujur pada diri sendiri. (IMO) Hal ini juga berlaku pada orang lain tentunya dengan kadar kejujuran yang wajar (sesuai yang emang harus diketahui orang lain). Pernah ada teman saya yang bertanya hal berikut pada saya (tentang dia dan pasangannya)

    Kalau saya jujur padanya nanti dia pasti marah dan sakit hati, lalu apa yang harus saya lakukan?

    Menurut saya (jawaban saya saat itu) dia harus tetap jujur pada pasangannya, memang akan membuat pasangannya tersakiti tapi itu lebih baik karena mereka minimal sama-sama telah tahu masalah yang dihadapi dan bisa mencari jalan keluar bersama dan tentu saja dia harus siap dengan resiko yang akan terjadi antara dia dan pasangannya, daripada tetap berbohong dan kemudian si pasangan mengetahui belakangan dan dari orang lain pula tentu akan berakibat lebih parah lagi. Karena Sebaik apapun seseorang menyimpan ikan busuk suatu saat baunya akan tercium juga

    Reply
  9. Manusia itu terlahir jujur, hanya saja lingkungan dan kondisi sekitarnya memaksa manusia untuk tidak jujur.

    Ikan busuk sebaiknya dibakar, biar buktinya hilang atau berubah menjadi bentuk lain(air + CO2 + lain2) yang tak terdeteksi kebusukannya.

    Reply
  10. ehem, pengalaman saya sih, sebenarnya nerima curhatan terus2 menerus tu gak masalah, selama waktunya tepat dan gak ada yang komplain (pacar si pencurhat misalnya), […]

    jadi kepikiran, konon katanya cowok-cowok tempat curhat punya ‘kutukan’ nggak punya pacar. bener nggak sih? :mrgreen:

    ~kayaknya sih… *siul-siul*

    Reply
  11. Kejujuran itu memang penting tapi sulit dilakukan. Sebuah ketidakjujuran biasanya berlanjut pada ketidakjujuran yang lain. Yah, mungkin dimulai dari diri sendiri untuk jujur pada diri sendiri, meskipun mungkin tidak mengenakkan.

    Ngomong2 soal curhat, ada orang yang curhat bukan untuk diberikan saran, just mencurahkan… Tapi ada juga orang yang ingin diberikan saran. Susah juga nih ngebedainnya… tapi kalo udah ahli tahu kali ya… hehe

    Reply
  12. ^

    ah, itu sih gampang… πŸ˜€

    pertama, coba kasih saran, seniat dan setulus hati tentu saja. kalau sudah, tunggu beberapa hari atau beberapa minggu. nanti, kalau dia balik lagi dengan masalah yang sama (tanpa mengikuti saran anda, tentu saja), artinya dia memang cuma mau didengarkan. ya kalau begini, dengarkanlah semampu (dan semau :mrgreen: ) anda saja!

    tapi tentu saja, keadaan ini sangat tidak solutif, dan muter-muter! jangan tanya saya kenapa, saya juga kadang-kadang bingung dengan cara berpikir cewek-cewek pada umumnya, kok. :mrgreen:

     

    ~ah, btw
    ~nggak semuanya kayak begitu sih…
    ~…mungkin :mrgreen:

    Reply
  13. Udah lama banget nggak maen ke sini, kangen euy πŸ™‚

    jadi kepikiran, konon katanya cowok-cowok tempat curhat punya β€˜kutukan’ nggak punya pacar. bener nggak sih?

    skarang jujur aja sama diri sendiri Yud, bener-bener udah kepengen punya pacar blom? Kalo niatnya kuat juga ntar dateng sendiri kok πŸ˜€

    Reply
  14. pertama, coba kasih saran, seniat dan setulus hati tentu saja. kalau sudah, tunggu beberapa hari atau beberapa minggu. nanti, kalau dia balik lagi dengan masalah yang sama (tanpa mengikuti saran anda, tentu saja), artinya dia memang cuma mau didengarkan. ya kalau begini, dengarkanlah semampu (dan semau ) anda saja!

    tapi tentu saja, keadaan ini sangat tidak solutif, dan muter-muter! jangan tanya saya kenapa, saya juga kadang-kadang bingung dengan cara berpikir cewek-cewek pada umumnya, kok.

    ~ah, btw
    ~nggak semuanya kayak begitu sih…
    ~…mungkin

    *bersin*
    :mrgreen:

    btw, saya rasa yang di sebut “cuma butuh didengarkan” ga sepenuhnya bener2 ada lho..
    somehow butuh saran juga, kalopun akhirnya sarannya ended up ga di ikuti, bukan berarti ga didengarkan dan ga dipertimbangkan lho..
    Soalnya kan, pada akhirnya banyak juga hal2 lain yang harus dipertimbangkan dan situasi2 yang ternyata unpredictable..
    *sukses OOT*
    πŸ˜›

    Reply
  15. jadi kepikiran, konon katanya cowok-cowok tempat curhat punya β€˜kutukan’ nggak punya pacar. bener nggak sih?

    Tenang, tenang. setidaknya cewek-cewek yang curhat itu sudah jujur dengan tempat curhat mereka :mrgreen:

    Reply

Leave a Reply to cK Cancel reply