dan kamu masih seperti-seperti dulu lagi
di sudut kamarmu seperti biasa, duduk sendiri
usai senyum manis dan rinai tawa
di sisi gerimis pagi
usai. iya…
aku belum bisa buatkanmu teh hangat pulang nanti
atau pula janji besok atau lusa ketemu lagi
sementara entah untuk apa aku menulis ini
ingin menemani, barangkali
sambil setengah merutuk dalam hati;
‘sadar nggak sih? kamu tuh kuat, tapi
nggak selalu harus semuanya sendiri…’
setelahnya, terserah kalau kamu mau pergi
tapi jangan jauh-jauh sih…
‘Yaudah, nanti kalo mood nya udah balik kabari aja ya,
jangan lama-lama ya…. jangan jauh-jauh juga, sih”