current music — chao tokyo

mungkin banyak di antara pengamat J-Music yang cukup familiar dengan kelompok yang satu ini. tapi adakah pembaca yang tahu, bahwa See-Saw pertama kali memulai debutnya sekitar 15 tahun yang lalu?

mulai aktif di dunia musik Jepang pada 1993, kelompok yang dimotori oleh Chiaki Ishikawa bersama Yuki Kajiura ini awalnya terdiri atas tiga personel, ditambah dengan Yukiko Nishioka di masa awal berdirinya. sayangnya, pada 1995 kelompok ini nonaktif dari kegiatan bermusik setelah Yukiko Nishioka mengundurkan diri.

nah, barulah pada 2001, See-Saw memulai kembali kegiatan bermusik mereka, kali ini dengan Ishikawa dan Kajiura sebagai duo untuk kelompok ini. anda yang mengikuti serial Gundam SEED dan Gundam SEED: Destiny mungkin masih ingat dengan peran mereka dalam OST untuk kedua serial tersebut.

oke, jadi lagu yang akan ditulis di sini bisa dibilang sudah cukup klasik: pertama kali dirilis pada 1994, dan dirilis ulang dalam kompilasi yang diberi judul Early Best pada 2003. jadi, Chao Tokyo adalah nomor yang bisa dibilang cukup lawas juga… namun, meskipun demikian lagu ini masih sering nongkrong di playlist saya sampai sekarang.

lagunya sendiri bisa dibilang lebih ke arah pop, agak berbeda dengan rilis pasca 2001 yang mulai lebih banyak memperkenalkan gaya alternatif sebagai bagian dari karya mereka. ceritanya sih tentang seseorang yang akan meninggalkan kota Tokyo, dan dengan demikian kita tahu kenapa judulnya seperti itu. :mrgreen:

seperti biasa, lyrics dengan huruf italic, translations dengan huruf plain, dan mohon koreksi kalau ada salah penerjemahan berhubung saya mencoba menerjemahkannya sendiri. 😉

Chao Tokyo
See-Saw

chao Tokyo, chiisana APAATO ni karuku te wo furu
chao Tokyo, watashi dake no oshiro yo sayonara

chao Tokyo, I wave lightly to my small apartment
chao Tokyo, to the castle only mine I say farewell [1]

eki no HOOMU ni wa
samishigari no tabibito doushi
furui KIZU wo miseatte

on the platform of the station,
I feel lonely with fellow travelers
as I look upon the old scars

anata wo matteta
POKETTO no kagi wa mou sutete
hitori yume wo daiteitai

I was waiting for you,
with the key in my pocket tossed already
I want to hold dear that one dream by myself [2]

uwame tsukai ni miteta hitonami ima ni natte
yasashisa wo kanjiru yo fushigi ne, chao Tokyo

I turned my gaze and then I saw the crowd
then I feel the kindness, isn’t it strange? chao Tokyo

chao Tokyo hajimete kita toki yori mo kono machi wa
chao Tokyo dete yuku hou ga yuuki ga iru no ne sayonara

chao Tokyo, even from the first time I come to this town
chao Tokyo, now I have the courage, I bid a farewell [3]

namida de aruita
chikadou no sumi de kiita uta
itsuka kiita komoriuta

walking with my tears,
a song by the corner of subterranean tunnel [4]
will be the coming lullaby

daremo ga hitori wo kanjiteru
koko mo madamada
shinjirareru koto bakari

everyone feels of someone else
as of here, still
I keep on believing

mamori atteta
fuan na koi kara itsu no hi ni ka
jibun de warau koto wo
oboeta, chao Tokyo

I wanted to keep it in protection
from this uneasy love, someday
I’ll be laughing to myself
I’ll remember, chao Tokyo

sayonara,

and farewell, [5]

ai wo mitsukeraretara kono machi e to
mou ichido kaeritai

if I could find love, to this town
I want to come back

chao Tokyo nigirishimesugite shinatta kippu to
chao Tokyo miokuri wa nanairo IRUMINEESHON

chao Tokyo, and the ticket I grasp tightly
chao Tokyo, seeing me off is illumination of seven colors

chao Tokyo oh Tokyo itsumademo terashi tsudzukete ne
chao Tokyo chao Tokyo watashi no oshiro yo sayonara

chao Tokyo, oh Tokyo, keep shining forever
chao Tokyo, chao Tokyo, to the castle only mine I say farewell

 

 

___

[1] ‘oshiro’ kata dasarnya ‘shiro’ (= ‘castle’). bentuk dengan ‘o-‘ biasa ditambahkan untuk bahasa percakapan. misalnya, ‘kane’ (= ‘money’) disebut juga sebagai ‘okane’.

[2] di sini digunakan kata ‘hitori’ (= ‘one person’), bukan ‘hitotsu’ (= ‘one thing’). jadi, reference-nya bukan ke ‘yume’ (= ‘dream’) yang dibicarakan. saya sendiri menangkap maksudnya sebagai ‘hitori de’ (= ‘alone’, ‘by oneself’), tapi ini persepsi pribadi, sih.

[3] secara harfiah, seharusnya ‘now I have the courage to say my leaving words, farewell’. berhubung kalau seperti itu jadinya kepanjangan dan kurang pas, jadi secara sederhana diterjemahkan seperti itu.

[4] bingung soal ‘chikadou’ ini. lihat di kamus, ternyata artinya ‘subterranean tunnel’. kalau memperhatikan perjalanan dengan kereta (di Jepang biasanya subway), konteksnya jadi pas juga sih.

[5] kenapa bagian ‘sayonara’ ini dipisah dari lirik di atasnya? karena sebenarnya memang satu kata ini jadi semacam ‘punchline’, jadi deh dipisahkan. kata ‘and’ ditambahkan, karena masih sedikit nyambung ke bagian sebelumnya.

current music — lost my music

sejak dulu, saya penasaran dengan lagu yang jadi insert song di serial Suzumiya Haruhi no Yuutsu ini. dibawakan oleh Aya Hirano yang juga menjadi pengisi suara dari Suzumiya Haruhi, lagu ini menjadi salah satu dari dua insert song yang disisipkan pada episode 12. dan tentu saja, berhubung belakangan lagu ini sering nongkrong di playlist saya, maka jadilah lagu ini kebagian giliran ditulis di sini.

eh… jadi kepikiran juga, bahwa ternyata saya belum sempat me-review serial yang satu itu. mungkin nanti sih, untuk serial yang juga dikenal dengan judul The Melancholy of Haruhi Suzumiya, dan bisa dibilang termasuk salah satu cult classic dari industri anime ini.

anyway, lagu yang diberi judul Lost My Music ini tampil dengan gaya sedikit rock, dengan sentuhan gitar listrik yang cukup catchy di beberapa bagiannya. lagunya sendiri bercerita tentang seorang cewek yang tampaknya sedang patah hati, tapi… yah, sudahlah. silakan lihat sendiri translations-nya.

seperti biasa, lyrics dengan huruf italic, translations dengan huruf plain, dan mohon koreksi kalau ada salah penerjemahan. =)

Lost My Music
Aya Hirano

hoshizora miage watashi dake no hikari oshiete
anata wa ima doko de dare to iru no deshou?

I look up the starry sky, oh tell me my only light
where are you now, are you with someone there?

tanoshiku shiteru koto omou to samishiku natte
issho ni mita CINEMA hitorikiri de nagasu

I become lonely as I’m thinking of the fun we had
in the cinema we went together, I’m crying all alone [1]

daisuki na hito ga tooi
toosugite nakitaku naru no
ashita me ga sametara, hora
kibou ga umareru kamo GOOD NIGHT!

my beloved person is far away,
too far away that I want to cry
when I wake up tomorrow, look
my wish will be reborn from a ‘good night’

I still I still I love you!
I’m waiting waiting forever
I still I still I love you!
tomaranai no yo, hey!

I still I still I love you!
I’m waiting waiting forever
I still I still I love you!
it’s just unstoppable, hey!

nemuri no fuchi de yume ga kureru omoi de no ONE DAY
anata no kotoba ni wa sukoshi uso ga atta

in the depth of my sleep, I dreamt a memory of one day
that in the words you say, there was a bit of lie

hanasanai yo to kimi dake da to
dakishimeta no ni
yakusoku ga fuwari to kurai yoru ni kieta

saying ‘I won’t let go, only to you’ [2]
even though you held me close,
the promise faded away in the gloomy night

daisuki na hito yo itsumo
itsumade mo sagashite shimau
kitto me ga samete mo, mada
maboroshi wo kanjitai MORNING

my beloved person as always
I’ll be searching no matter how long
surely, when I wake up it’s still
the illusion of morning I want to feel

I lost I lost I lost you!
you’re making making my music!
I lost I lost I lost you!
mou aenai no? no!

I lost I lost I lost you!
you’re making making my music!
I lost I lost I lost you!
so we can’t meet again? no! [3]

daisuki na hito ga tooi
toosugite nakitaku naru no
ashita me ga sametara, hora
kibou ga umareru kamo GOOD NIGHT!

my beloved person is far away,
too far away that I want to cry
when I wake up tomorrow, look
my wish will be reborn from a ‘good night’

daisuki na hito ga tooi
toosugite nakitaku naru no
kitto me ga samete mo, mada
maboroshi wo kanjitai MORNING

my beloved person is far away,
too far away that I want to cry
surely, when I wake up it’s still
the illusion of morning I want to feel

I still I still I love you!
I’m waiting waiting forever
I still I still I love you!
tomaranai no yo

I still I still I love you!
I’m waiting waiting forever
I still I still I love you!
it’s just unstoppable

I still I still I love you!
I’m waiting waiting forever
I still I still I love you!
mada aeru yo ne? ne!

I still I still I love you!
I’m waiting waiting forever
I still I still I love you!
we will meet again, right? right!

 

___

[1] ‘issho ni mita CINEMA’ (= ‘the CINEMA we saw together’), seharusnya ‘cinema’ sebagai ‘film’ secara kata-per-kata. tapi kalau diterjemahkan seperti itu liriknya jadi nggak pas, jadi akhirnya ‘cinema’ diterjemahkan sebagai ‘bioskop’.

[2] di sini, penggunaan ‘kimi’ itu maksudnya oleh orang yang diacu (‘kimi dake dato’ = ‘only you, you said’). perhatikan juga bahwa penyanyinya menggunakan ‘anata’ untuk mengacu ke tokoh yang dimaksud, bukan ‘kimi’… jadi orangnya beda, sih.

[3] ‘no’ yang terakhir itu bukan dari huruf ‘no’, tapi ‘no’ dalam bahasa Inggris… jadi dibiarkan seperti itu saja.

lucky star

ya, ya, serial anime ini sudah agak lama. mulai running pada April 2007 dan berakhir pada September 2007, saya sendiri sudah agak lama menyelesaikan nonton serial ini.

lalu, kenapa pula baru sekarang saya menulis soal serial ini di sini? sederhana saja, karena agak terlalu sayang kalau serial ini lewat begitu saja… apalagi serial ini juga sudah di-license sejak beberapa waktu yang lalu.

[lkst-12.jpg]

jadi, Lucky Star adalah cerita mengenai 4 orang siswi SMU biasa, dalam menjalani kehidupan yang biasa-biasa saja pula. ada Konata Izumi sebagai otaku, ada Miyuki Takara dengan moe factor yang begitulah-pokoknya, dan tentu saja pasangan kembar Kagami dan Tsukasa Hiiragi dengan sifat yang bertolak belakang namun digambarkan cukup akrab dalam serial ini.

diangkat dari serial manga dengan judul yang sama, serial ini tampil dengan resep yang… yah, bisa dibilang komedi dengan latar school-life, dengan parodi sebagai menu utamanya. cerita dalam serial ini bisa dibilang loosely coupled, jadi hampir tidak berhubungan antara episode satu dengan lainnya. well… ada sih, tapi tidak cukup signifikan.

jadi, tidak perlu susah-susah memikirkan soal storyline di serial ini. karena asalnya dari komik dengan format 4-koma[1], serial ini jadi terkesan sebagai ‘potongan cerita yang disambung-sambung’… tapi toh hal ini tidak sampai jatuh ke arah mengganggu, apalagi sampai fatal untuk serial yang diproduksi oleh Kyoto Animation ini.

tentu saja, salah satu kekuatan serial ini adalah desain karakternya. Konata Izumi didesain sebagai cewek otaku dengan konsep yang orisinil. Kagami Hiiragi sebagai tsundere[2] yang imut-imut, sementara Tsukasa Hiiragi jadi karakter yang polos tapi sering ceroboh. Miyuki Takara? kombinasi unik antara cewek elegan dengan moe-factor… sudahlah. dari departemen desain karakter, serial ini di atas rata-rata.

[lkst04.jpg]

nah. kalau bicara soal serial ini, jelas bicara soal parodi! dari serial semacam Suzumiya Haruhi no Yuutsu dan Fate/Stay Night, sampai Initial D dan Code Geass, semuanya ada… bahkan yang lain-lain yang sampai saya sendiri bingung ke mana reference-nya.[3] belum lagi referensi yang terungkap dalam dialog antara masing-masing karakter yang bisa me-refer ke anime mana saja: Kanon, Full Metal Panic!, atau entahlah yang lain… banyak banget, soalnya.

tapi sayangnya, walaupun genre-nya komedi, serial ini bisa jadi terkesan ‘garing’ untuk pemirsa yang awam soal budaya Jepang, khususnya soal anime-manga culture di negara asalnya tersebut. bukan kenapa-kenapa, jokes-nya sendiri bisa dibilang ‘agak lokal’… walaupun di beberapa bagian sebenarnya bisa dibilang cukup cerdas. belum lagi hal-hal yang terkait segala bentuk ‘otaku-isme’, mengakibatkan serial ini bisa kehilangan greget di mata pemirsa yang relatif awam soal ini.

apa lagi yang kurang, yah? musik lumayan oke, diisi dengan Motteke! Sailor Fuku di bagian OP yang cukup memorable. ED-nya lebih banyak diisi oleh cover[4], namun belakangan jadi ajang adu konyol oleh figuran legendaris kita: siapa lagi kalau bukan Minoru Shiraishi! :mrgreen:

tentu saja, yang juga perlu diperhatikan adalah segmen acara Lucky Channel yang diisi oleh Akira Kogami dan Minoru Shiraishi. segmen ini, walaupun tadinya lebih terasa sebagai ‘acara nggak penting’, toh akhirnya menjadi bagian yang cukup menarik perhatian… dengan caranya sendiri, sih. punchline yang bergaya sedikit satir dan kadang-kadang sarkas menjadi sebagian daya tarik segmen ini, khususnya mulai pertengahan serial ini.

[lkst06.jpg]

pokoknya, sudahlah. nggak perlu mikir kalau mau nonton serial ini. cerita yang loosely coupled cukup tepat untuk anda yang menonton anime untuk senang-senang, walaupun mungkin beberapa jokes ala otaku akan membuat beberapa pemirsa mengerutkan kening… lagi-lagi, ini karena jokes yang bisa dibilang ‘agak lokal’ dan culture-related.

…jadi? tergantung selera, sih. tapi saya sendiri memberikan penilaian cukup tinggi untuk serial ini… dengan beberapa catatan tadi, tentunya.

___

[1] komik yang terdiri atas kumpulan snapshot sepanjang 4 kolom. bisa juga dibilang sebagai komik strip, sih.

[2] tsundere? karakter cewek yang awalnya galak-dan-sebagainya, namun ternyata belakangan memiliki sisi lembut… konon katanya, ini karakteristik yang cuma ada di anime dan manga. saya sih nggak terlalu percaya. :mrgreen:

[3] saya mencurigai salah satu episode me-refer ke serial 24 yang berasal dari Amerika Serikat. itu lho, pas Konata ulang tahun…

[4] ‘cover’ maksudnya lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi berbeda. misalnya lagunya Mikuni Shimokawa di-cover oleh Aya Hirano di salah satu episode.

Gundam 00 OST — Wana

sejak menonton bagian awal dari serial Gundam 00 (preview-nya sempat ditulis di sini beberapa waktu yang lalu), lagu ini jadi sering nongkrong di playlist saya. entah kenapa, tapi kayaknya selera musik saya sedang ke arah rock dan sedikit alternatif akhir-akhir ini.

nah, lanjut. bicara soal Gundam 00, kalau mau jujur, sebenarnya sih OST yang ditampilkan merupakan salah satu poin yang membuat penilaian saya tidak jatuh-jatuh amat untuk serial tersebut. salah satunya, lagu ini… yah, tapi ini penilaian pribadi, sih.

dibawakan oleh The Back Horn dan dirilis dalam sebuah single yang berisi 4 track, lagu ini merupakan track pertama dari single tersebut. musiknya agak ke arah rock dan alternatif, dan — sebagai OST dari sebuah serial Gundam — masih meneruskan ‘tradisi’ dari serial produksi SUNRISE, yang tidak pernah benar-benar mengecewakan dari segi OST untuk beberapa produksi terakhirnya.

langsung saja deh. lyrics dengan huruf italic, translations dengan huruf plain, dan mohon koreksi kalau ada salah penerjemahan berhubung saya mencoba menerjemahkannya sendiri.

Wana (jp: trap)
The Back Horn

zetsubou wa amai wana
tozasareta sono tobira
kokoro ga senjou dakara
darenimo sukuenai

despair is such a sweet trap,
shutting that door away
the heart itself is battlefield,
no one can be helped from

zenmai no shinzou ga unmei ni ayatsurare
buriki no heitaitachi wa satsuriku wo hajimeru

the heart of spring is pulling the string of fate [1]
the tin soldiers are beginning the slaughter

inochi sae mo moteasobu noka
kowarekaketa otogi no kuni de
mune no oku ni hashiru itami wo
douka zutto wasurenu mama de

playing even with people’s life,
destroying the land of fairytale away
the pain that runs within your heart,
never let yourself forget

yokubou wa doku ringo te ni ireta mono wa nani
mirai no kodomotachi e to nokoseru mono wa nani

desire is a poisoned apple, what do you get by that? [2]
the future of the children, what do we leave for them?

ai wo shirazu yureru yurikago
moetsukiteku nemuri no mori de
tomo ni ikiru yorokobi sae mo
kiete shimau tooku

the swaying cradle that knows no love
sleeping in the burned out forest
the happiness of sharing each other
is being put away to a distant place [3]

yasashisa wo shinji subete wo yurushite
itsukushimu youni tada wakachiatte wakariatte

believe in kindness, forgive everything
in order to love, share and understand

inochi sae mo moteasobu noka
kowarekaketa otogi no kuni de
mune no oku ni hashiru itami wo
douka zutto wasurenu mama de

playing even with people’s life,
destroying the land of fairytale away
the pain that runs within your heart,
never let yourself forget

ai wo shirazu yureru yurikago
naze bokura wa umareta no darou
haruka kanata inori no youna
komori uta ga hibiku

the swaying cradle that knows no love
why were we born to begin with?
like a prayer to faraway coast,
the lullaby echoes

yasashisa wo shinji subete wo yurushite
itsukushimu youni tada wakachiatte wakariatte

believe in kindness, forgive everything
in order to love, share and understand

 

___

footnote:

[1] ‘spring’ di sini maksudnya ‘per’, bukan ‘musim semi’. kalau melihat konteksnya sih, sepertinya prajurit yang bertempur kayak mesin, yah.

[2] ‘te ni ireta’ secara harfiah artinya ‘ada di tangan’, tapi secara umum digunakan sebagai frase yang berarti ‘yang diperoleh’

[3] ‘kiete shimau tooku’, kalau secara gampang sih artinya ‘dibuang jauh-jauh’. mempertimbangkan penerjemahan yang enak, jadinya seperti itu.

mobile suit gundam 00 — preview

setelah beberapa lama, akhirnya datang juga installment terbaru dari franchise terbitan SUNRISE yang satu ini. setelah Gundam SEED yang fenomenal dan diikuti oleh SEED: Destiny, kali ini SUNRISE memutuskan untuk membuat sebuah serial Gundam yang baru: latar waktu yang berbeda, setting dunia yang berbeda, dan mecha yang berbeda, tentu saja.

…tidak semuanya baru, sih. bagus? nanti dulu. tidak banyak yang bisa dinilai dari serial yang masih running dan saat ini masih menginjak episode ke-7 dari rencana 50 episode… yah, tapi ada beberapa catatan, sih.

gd00-0003.jpg

2307 AD. dunia mengalami krisis energi, seiring dengan persediaan energi fosil yang semakin menipis. sumber energi kemudian dialihkan ke energi matahari melalui stasiun energi berupa Orbital Elevator yang berbentuk pilar yang menjulang sampai setinggi 50.000 km dari permukaan bumi.

pembangunan Orbital Elevator untuk memenuhi kebutuhan energi dunia mengakibatkan negara-negara kemudian terbagi ke dalam tiga kelompok besar: World Economic Union (Union) yang berbasis di Amerika Serikat, Human Reformation Association (HRA) yang disokong oleh Rusia, Cina, dan India, serta Advanced European Union (AEU) yang berbasis di Eropa. pada saat ini, terdapat tiga buah Orbital Elevator yang masing-masing dikuasai oleh Union, HRA, dan AEU.

selain terbentuk sebagai pakta untuk penanggulangan krisis energi, persaingan masing-masing blok negara ini juga meliputi perlombaan senjata dan pertentangan politik, serta perebutan pengaruh dan proxy war di berbagai belahan dunia. pada saat ini pula muncul gerakan militer yang menamakan diri Celestial Being, yang menyatakan diri memiliki tujuan untuk menghentikan segala tindak peperangan yang terjadi di seluruh dunia. dengan persenjataan yang jauh lebih maju dibandingkan blok-blok yang ada, Celestial Being melakukan intervensi terhadap perang yang terjadi di seluruh dunia dengan menghancurkan persenjataan dari pihak-pihak yang bertikai dalam perang.

termasuk dalam persenjataan yang dimiliki oleh Celestial Being adalah pasukan robot humanoid yang dikenal sebagai Gundam, dengan masing-masing pilot yang disebut sebagai Gundam Meisters: Exia Gundam oleh Setsuna F. Seiei, Dynames Gundam oleh Lockon Stratos, Kyrios Gundam oleh Allelujah Haptism, dan Virtue Gundam oleh Tieria Erde.

cerita berjalan di sekitar keempat Gundam Meisters tersebut… dalam gerakan yang dilakukan oleh Celestial Being, yang dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan perdamaian dunia.

gd00-01.jpg

sejujurnya, saya tidak benar-benar merasakan drive yang kuat untuk mulai menonton serial ini. melihat beberapa preview-nya, termasuk yang pernah ditulis oleh Futsu di sini, entah kenapa, saya masih saja bersikap agak skeptis: jujur saja, serial Gundam nyaris selalu membawakan tema yang sama: perang besar-besaran, idealisme dan pasivisme di tengah medan perang, dan proses perdamaian yang begitulah-pokoknya.

…gimana yah? secara sederhana sih, pemirsa yang ‘kritis’ mungkin akan menemukan bahwa franchise ini kadang-kadang menampilkan plot-twisting dan klimaks cerita yang agak ‘absurd’. tentu saja, pesan perdamaian dan pasivisme terasa kuat sekali di serial-serial Gundam… mungkin ini relatif sih, tapi anda yang mengikuti perjalanan cerita Gundam SEED, Gundam SEED: Destiny, atau Gundam Wing seharusnya memahami maksud saya. dan tampaknya, Gundam 00 juga tidak lepas dari hal seperti ini.

di episode-episode awal, pemirsa yang mengikuti serial Gundam Wing mungkin akan langsung menyadari kemiripan antara Gundam 00 dengan serial tersebut. konsep cerita di mana terdapat organisasi independen yang anti-perang merupakan konsep yang juga diterapkan dalam Gundam Wing, lengkap dengan pilot-pilot yang bekerja sama dengan idealisme untuk mengakhiri perang dengan masing-masing karakternya. sebagai tambahannya, anda yang cukup jeli mungkin juga akan memperhatikan adanya sedikit kemiripan desain dan karakterisasi antara Setsuna F. Seiei dengan Heero Yuy dari Gundam Wing.

bukan hal yang salah juga, sih. Gundam SEED yang berangkat dari konsep yang mirip dengan serial Gundam yang pertama toh akhirnya sukses dan menjadi fenomena, dan tampaknya Gundam 00 melakukan hal yang sama terhadap Gundam Wing.

hal lain yang perlu diperhatikan adalah sense penamaan karakter yang bisa dikatakan… well, agak kurang pas. oke, penggunaan nama seperti Exia atau Dynames atau Kyrios untuk penamaan Gundam mungkin tidak ada masalah. tapi nama organisasi militer ‘Celestial Being’? duh. kesannya malah lebih pantas untuk nama sekte keagamaan daripada organisasi militer.

untuk nama pilot, hal yang sama juga terjadi: Setsuna F. Seiei mungkin agak ‘aneh’, tapi toh masih bisa diterima. tapi Allelujah Haptism? ya ampun. lagipula, kenapa juga para pilot Gundam itu diberi identitas sebagai ‘Gundam Meisters’? duh… mungkin, kita bisa menyebut Setsuna F. Seiei sebagai ‘Mr. Gundam Exia’ atau Lockon Stratos sebagai ‘Mr. Gundam Dynames’ kalau begitu. *doh*

gd00-05.jpg

nah. bicara soal Gundam, berarti bicara soal serial dengan latar belakang suasana peperangan. dan sayangnya, intrik-intrik dalam perang hampir selalu ditampilkan secara kurang maksimal dalam serial ini… dan hal ini terjadi pada banyak serial Gundam. bahkan SEED dan SEED: Destiny juga tidak lepas dari hal ini… dan sayangnya lagi, serial ini tampaknya tidak terkecuali.

di episode-episode awal, intrik-intrik politik terasa agak… apa ya? garing, mungkin. dalam beberapa hal, malah terasa agak naif. secara sederhana sih, tiba-tiba seolah mudah sekali negara-negara memutuskan untuk perang-dan-damai… dan lebih ‘absurd’-nya lagi, perhitungan-perhitungan politik jadi terasa agak hambar di serial ini. angst yang diharapkan timbul dari suasana perang malah kurang terasa… tapi entahlah, mungkin ini pendapat pribadi saja, sih.

sayangnya, serial Gundam tampaknya sudah ‘terbiasa’ dengan pakem tersebut, dan sepertinya belum akan ada perubahan yang revolusioner dari serial ini. yah, tapi itu kesan dari beberapa episode pertama, sih.

nah, sekarang, mari kita masuk ke bagian teknisnya. dari segi visual, serial ini luar biasa. sebagai serial Gundam yang pertama kali dirilis dalam format high definition, serial ini enak dilihat. penggunaan 3D CG dilakukan dengan sangat baik dibandingkan serial lain di kelasnya. adegan battle mengalir mulus, dan penggambaran karakter dilakukan dengan baik. penggambaran mecha di-cover dengan rapi, dengan desain yang juga bisa dibilang cukup enak dipandang… tapi sayangnya, penggunaan efek sparkle pada penggambaran mecha malah terkesan ‘merusak pemandangan’. yah, beberapa pemirsa mungkin akan memandangnya sebagai ‘enak dilihat’… soal selera, mungkin.

di bagian musik, serial ini tampil sangat baik, walaupun tidak luar biasa. OP-nya diisi oleh L’Arc~en~Ciel untuk lagu Daybreak’s Bell yang cukup enak didengar… dan entah kenapa, terkesan sangat mainstream. di bagian ED, ada Wana dari The Back Horn, dengan nuansa rock dan sedikit alternatif. tapi, yah, untuk OP dan ED ini sepertinya jatuhnya ke mainstream juga, sih. cukup menjual, seharusnya… tapi bukan tipe-tipe favorit saya juga, sih. secara pribadi, saya menemukan Wana lebih enjoyable daripada Daybreak’s Bell untuk serial ini… tapi lagi-lagi, soal ini subjektif.

gd00-04.jpg

nah. jadi, kesimpulannya. serial ini tampil sangat baik dari segi visual, didukung dengan OST yang lebih dari lumayan… tapi sayangnya, sampai di situ saja. tema cerita terasa agak terlalu ‘biasa’, dan di beberapa bagian terasa agak kurang realistis. konsep pasivisme yang menjadi benang merah cerita dari franchise ini masih dipertahankan, dan masih dengan eksekusi yang tidak terlalu istimewa. well… agak sayang juga, sebenarnya.

saya sendiri masih belum memutuskan apakah saya akan melanjutkan serial ini atau tidak. anda penggemar Gundam yang selalu mengikuti perkembangan terbaru dari franchise ini seharusnya tidak akan menyesal, sih. tapi kalau anda mengharapkan sesuatu yang ‘lebih’ dan ‘tidak sekadar numpang lewat’ dari sebuah serial dengan genre mecha, mungkin anda tidak akan menemukannya dari serial ini.

…mungkin, lho. serial ini masih panjang, soalnya.

code geass: lelouch of the rebellion

pertama kali mendengar tentang serial ini dan melihat beberapa preview-nya, saya sempat agak skeptis. kolaborasi antara SUNRISE dengan CLAMP ini memang terdengar menjanjikan, tapi nanti dulu.

belakangan, well… skeptisisme saya ternyata tidak terbukti. yah, tapi ada beberapa catatan, sih.

mulai running pada Oktober 2006 dan berakhir pada Juli 2007, Code Geass: Hangyaku no Lelouch (aka: Code Geass: Lelouch of The Rebellion) adalah serial dengan genre action dan mecha sebagai elemen utamanya. ditambah dengan intrik-intrik politik dan strategi pada masa perang, serial ini berhasil dengan baik dalam menghasilkan sebuah tontonan yang menghibur.

bscap0000.jpg

2010 ATB. Kerajaan Britania Raya sebagai satu-satunya negara adidaya dunia menyatakan perang terhadap Jepang. penggunaan teknologi perang yang jauh lebih maju mengakibatkan kekalahan pada pihak Jepang, menjadikannya daerah taklukan di bawah Britania Raya: daerah Jepang kemudian dikenal sebagai Area 11, dengan penduduknya disebut sebagai Elevens.

pada saat yang sama, Lelouch vie Britannia adalah seorang pangeran dari kerajaan Britania Raya yang meninggalkan istana setelah peristiwa pembunuhan terhadap ibunya, Ratu Marianne. meninggalkan tanah Britania, ia tinggal di Jepang bersama adiknya, Nunnally dan sahabatnya, Kururugi Suzaku pada masa penaklukan Area 11.

kebenciannya terhadap kerajaan Britania Raya semakin memuncak ketika menyaksikan penaklukan Area 11; ia kemudian bersumpah kepada Suzaku bahwa ia akan menghancurkan kerajaan Britania Raya pada pertemuan terakhir mereka.

2017 ATB. Area 11 telah menjadi bagian dari Britania Raya, namun masih dengan gerakan-gerakan pemberontakan yang kerap terjadi. menggunakan nama Lelouch Lamperouge, Lelouch menyamarkan identitasnya sebagai pangeran dan menjalani kehidupan sebagai pelajar di Ashford Academy.

terperangkap secara tidak sengaja dalam pencurian senjata rahasia milik militer Britannia Raya, ia kemudian mendapatkan kesempatan untuk membalaskan dendamnya…

…ketika ia mendapatkan Geass: sebuah kekuatan yang dapat memaksakan kepatuhan absolut kepada siapapun yang dikehendakinya.

bscap0004.jpg

sebenarnya, storyline dalam serial ini dapat dikatakan cukup kompleks. intrik-intrik politik, strategi perang, dan konflik-konflik pribadi menjadi bagian tak terpisahkan dari serial ini. intrik-intrik politik menjadi salah satu bagian utama dari serial ini: dari pertentangan para jenderal Britania Raya sampai konflik antar faksi pemberontak di Area 11.

secara umum, konflik-konflik yang ada memang dieksplorasi dengan cukup baik… dan didukung dengan tema dan storyline yang pada dasarnya cukup kompleks, serial ini berhasil dengan cukup baik dalam hal tersebut.

sayangnya, dari segi pengembangan cerita, serial ini agak kedodoran di beberapa bagian — khususnya di paruh pertama serial. pengembangan beberapa side-story menampilkan keterkaitan yang sebenarnya tidak terlalu signifikan dengan jalan cerita utama dari serial ini, dan bisa dikatakan agak kurang perlu. agak disayangkan, tapi bagusnya hal ini tidak sampai jatuh menjadi fatal.

…tapi sesungguhnya, kekuatan utama serial ini adalah pada plot-twisting yang dilakukan. mengecualikan beberapa bagian di awal cerita dan side-story yang dari beberapa aspek terasa kurang signifikan, serial ini tampil luar biasa dari segi plot-twisting. intensitas cerita dipertahankan dengan baik terutama sejak bagian awal-tengah sampai akhir serial, lengkap dengan perkembangan cerita yang nyaris tidak terduga.

…bagaimana tidak terduganya, silakan nonton sendiri. subjektif mungkin, tapi tidak banyak film yang bisa membuat saya terbengong-bengong dengan alur cerita yang tidak terduga seperti ini.

overall, dari segi cerita serial ini tampil sangat baik. ada beberapa catatan, tapi secara umum bagian ini layak dipuji dari serial ini.

bscap0003.jpg

desain karakter untuk serial ini dilakukan oleh CLAMP, jadi anda yang familiar dengan karya-karya dari CLAMP seharusnya tidak terlalu asing dengan desain dari karakter-karakter yang muncul pada serial ini. hal ini bisa diperhatikan dari proporsi dan tarikan garis yang ‘berbau’ CLAMP, walaupun proses produksi tidak langsung ditangani oleh CLAMP.

nah. bicara soal desain karakter yang ‘berbau’ CLAMP, dalam serial ini juga bisa ditemukan karakter-karakter yang ‘berbau’ SUNRISE, khususnya salah satu franchise yang terkenal ini. iyaa, apa lagi kalau bukan Gundam!

anda yang memperhatikan, mungkin akan dengan cepat menemukan bahwa desain dari beberapa karakter mengikuti ‘patron’ dari beberapa karakter dari serial Gundam yang juga diproduksi oleh SUNRISE, khususnya Gundam SEED. tidak percaya? silakan nonton dan perhatikan sendiri. setelah itu, silakan memastikan Karen Stadtfeld itu mirip siapa, Euphemia La Britannia itu mirip siapa, dan Kururugi Suzaku itu mirip siapa. :mrgreen:

OK, bicara tentang desain karakter, serial ini tampil lumayan dengan beberapa catatan tadi. tapi sayangnya, serial ini justru kurang berhasil di bagian eksplorasi karakter. terlalu banyak karakter yang ada, terlalu banyak konflik yang dikembangkan, dan jadi banyak karakter yang tidak kebagian tempat.

Shirley Fenette, Millia Ashford, dan beberapa karakter lain yang seharusnya bisa lebih dieksplorasi jadi terasa agak dangkal. karakter Karen Stadtfeld terasa lebih menjadi sekadar tempelan dari tengah sampai akhir cerita, demikian juga karakter sekelas Toudou Kyoushirou seolah jadi tersia-sia.

oh well, mungkin ini dampak dari terlalu banyaknya karakter yang dimunculkan dalam serial ini, masing-masing dengan signifikansinya terhadap alur cerita. bisa dipahami bahwa dengan pengembangan karakter yang cukup baik untuk karakter-karakter utama, karakter yang lain jadi seolah terpinggirkan.

bscap0002.jpg

nah. sekarang soal musik. secara umum, OST yang dibawakan dalam serial ini terdiri atas beberapa nomor: 3 OP dan 3 ED. banyak? memang. tambahkan juga insert song yang ditampilkan dalam beberapa episode. tampaknya ini memang ‘kebiasaan’ dari SUNRISE sih, kalau memperhatikan karya-karya terakhir mereka.

di bagian OP, secara berturut-turut ada COLORS yang dibawakan oleh FLOW, Kaidoku Funou dari Jinn, dan Hitomi no Tsubasa dari Access. COLORS tampil dengan gaya pop yang relatif easy listening dan cukup memorable, sementara Kaidoku Funou dengan gaya yang lebih rockish, tapi toh cukup enak didengar. Hitomi no Tsubasa lebih ke arah alternatif, dan seharusnya bisa menjadi OST yang juga memorable, sayangnya hanya sempat mengisi dua episode terakhir.

di bagian ED, ada Yukyou Seishunka dari Ali Project, lalu Mosaic Kakera dari SunSet Swish, dan terakhir Innocent Days dari Hitomi. Yukyou Seishunka cukup memorable, tapi sepertinya bukan selera semua orang, sih. Mosaic Kakera lebih easy listening, tapi tidak terlalu memorable. Innocent Days, entah kenapa, terasa agak ‘terlalu biasa’… yah, tapi mungkin ini relatif, sih.

yah, salah kekuatan lain dari serial ini memang pada musiknya yang di atas rata-rata. OST yang ditampilkan lumayan enak didengar dan bisa dikatakan memorable. meskipun demikian, dari sisi scores serial ini tidak terlalu istimewa. tidak jelek sih, hanya saja scores yang ditampilkan memang belum sampai pada taraf ‘luar biasa’. lagi-lagi, ini subjektif, sih.

bscap0005.jpg

untuk anda penggemar anime dengan genre action dan mecha, lengkap dengan intrik-intrik yang ‘tidak sekedar lewat’, serial ini highly recommended. dengan jalan cerita dan plot-twisting yang relatif ‘berat’, serial ini tampil luar biasa. ada beberapa catatan sih, tapi hal tersebut tidak mengurangi nilai tambah dari serial ini.

hal lain yang perlu dipertimbangkan juga adalah bahwa serial ini bukan untuk anak-anak. jalan cerita yang relatif ‘berat’, ditambah dengan adegan-adegan kekerasan, strong language, dan gore cukup banyak ditampilkan dalam serial ini, sehubungan dengan target pemirsa dengan segmentasi umur remaja-dewasa.

yah, tapi kalau ada satu hal yang perlu ‘disayangkan’ dari serial ini, adalah bahwa serial ini bukan merupakan satu kesatuan cerita yang utuh… alias, sebenarnya cerita dalam serial ini belum selesai sampai episode terakhir dari season pertamanya.

…tentu saja, ini berarti akan ada season keduanya. dan sepertinya sih, season keduanya juga tidak boleh dilewatkan, kalau begini. :mrgreen:

current music — rage your dream

akhirnya, setelah beberapa lama (yang agak kelamaan, sebenarnya 😛 ) bagian ini diisi oleh entry baru. sebenarnya material untuk entry ini sudah beres sejak sebulan yang lalu, namun baru saat ini bisa ditulis di sini.

entry kali ini menampilkan lagu Rage Your Dream yang dibawakan oleh M.O.V.E., yang dikenal terutama setelah partisipasi mereka dalam penggarapan OST untuk serial Initial D. kontribusi mereka untuk beberapa lagu, di antaranya Around The World di serial ini akhirnya mengangkat nama kelompok yang terdiri atas Yuri Masuda (vokal), Mototaka Segawa (rap), dan Takahashi Kimura (produser) ini.

lagu ini sebenarnya sudah agak lama; diambil dari album electrock yang dirilis pada 1998, dengan album terakhir yang dikeluarkan oleh kelompok ini adalah GRID yang dirilis pada 2006. musiknya agak campur-campur: electronic, rap, rock… IMO cukup enjoyable, tapi beberapa orang mungkin akan menemukannya sebagai ‘agak berisik’. oh, well… soal selera, sih. 😀

seperti biasa, lyrics dengan huruf italic, translations dengan huruf plain, dan mohon koreksi kalau ada salah translate berhubung gw mencoba menerjemahkannya sendiri.

Rage Your Dream
M.O.V.E.

I got no impression
this town made by the imitiation
wanting your sensation
in this silly simulation

I got no impression
this town made by the imitiation
wanting your sensation
in this silly simulation

I GOT NO IMPRESSION, GRAY no kanjou
bokashi mo ire sugi machijuu wa IMITATION
REAL wo motomete takaburu anata ga
chikaku ni yorenai hodo atsuku naru

I got no impression, this gray feeling
shading the whole town into imitation
looking for your real, proud self [1]
it feels so hot as I can’t get over you

FEEL YOUR FRUSTRATION, anata no sakebi wo
TASTE YOUR VIBRATION, furueru hodo ni kanjiteiru

feel your frustration, within your shout
taste your vibration, I can feel it shivering

RAGE YOUR DREAM, toki wo kakenukete yuku
kaze mo hikari michite yuku
RAGE YOUR DREAM, matteiru koto dake wo
feel the wind, wasurenaide ite

rage your dream, time keeps on running
wind and light keep on rising
rage your dream, only by waiting
feel the wind, never forget that

RAGE YOUR DREAM, tsudzuku hatenai michi wo
ai mo kakou mo furimukazu
yukeru anata kagayaiteiru
RAGE YOUR DREAM, ima mo ikiteiru

rage your dream, as the endless road continues
without turning back into love and past
as your departing figure is shining
rage your dream, now that you are alive

MY PRIDE SAYS, “YOU GOTTA BE WILD AND TOUGH”
sou tanin wa kaizai shinai
NEVER STOP tomari takunai
gisei ni natta ai ga CRY shite mo
PEAK mezashite SWEEP THE WINDING STREET
BEEP-BEEP! keikoku oto wa SO CHEAP
SHEEP-tachi wa michi wo akero
‘COS I’M NEVER GONNA STOP TO RAGE MY DREAM

my pride says, “you gotta be wild and tough”
such strangers are not disturbance [2]
never stop, don’t want to stop
became an imitation, love is about to cry
aim for the peak, sweep the winding street
beep-beep! the sound of siren is so cheap
those sheep have to make way
‘cos I’m never gonna stop to rage my dream

EASY na MOTIVATION, subete wa SIMULATION
nigete mitatte doko demo SAFETY ZONE
nani ka o te ni irete nani ka o wasureteku
sekai ga kowarete mo kawaranai

easy motivation, as everything is simulation
running anywhere to the safety zone
put into my hands, something I forgot
even if the world is breaking, it won’t change

BEASTY SHOUT dare no te ni sae oenai
hageshii yume jikan sae mo ima koeteku

beasty shout, beyond one’s control
the violent dream is crossing over time

RAGE YOUR DREAM, kaze no naka de mabushiku
sakebu anata yume-tachi to
RAGE YOUR DREAM, kodou tomaru kurai ni
I CAN FEEL tsuyoku kanjiteru

rage your dream, shining within the wind
with your shouts and your dreams
rage your dream, even when your heartbeat stop
I can feel its strength [3]

RAGE YOUR DREAM, yami wo hari saiteiku
LIVE A STREAK TO THE PEAK sekaijuu no
kogoe kitta yoru wo keshiteku
RAGE YOUR DREAM, michi o hiraiteku

rage your dream, break upon the darknes
live a streak to the peak around the world
erasing those frozen nights
rage your dream, open the road

DI-DING DANG ANOTHER ROUND, NEVER SLOWDOWN
konma zero ichi byou de KNOCK DOWN
yoin nokoshi kiete kou TO THE NEXT TOWN
hokori mau haishachi ni hau
rikutsu dake no noogaki-tachi
jama kusai kara shikato shite ikou
STREAKER satteiku STREET no mukou
SOMETHING THEY WOULD KNOW

di-ding dang another round, never slowdown
knock down in .01 seconds [4]
leave the trails, move on to the next town
the dust is dancing as the losers crawling
such reasons are only to escape
just get past the stinking hindrance
the streaker leaves through the back of the street
something they would know

RAGE YOUR DREAM, toki o kakenukete yuku
kaze mo hikari michite yuku
RAGE YOUR DREAM, matteiru koto dake wo
FEEL THE WIND, wasurenaide ite

rage your dream, time keeps on running
wind and light keep on rising
rage your dream, only by waiting
feel the wind, never forget that

RAGE YOUR DREAM, tsudzuku hatenai michi wo
ai mo kakou mo furimukazu
yukeru anata kagayaiteiru
RAGE YOUR DREAM, ima mo ikiteiru

rage your dream, as the endless road continues
without turning back into love and past
as your departing figure is shining
rage your dream, now that you are alive

___

[1] takaburu secara harfiah ‘to get excited’ atau ‘to be proud’. secara konteks lebih cocok yang terakhir, sih

[2] bisa juga diartikan sebagai ‘such stranger won’t interfere’, ini arti harfiahnya sih. (‘kaizai’ = ‘intervention, interference’)

[3] bisa jadi ‘I can feel its strength’ atau ‘I can feel it strongly’. kalau melihat bentuk kata ‘tsuyoku’, lebih tepat yang terakhir, sih. tapi supaya lebih enak jadinya seperti itu.

[4] serapan dari bahasa Inggris: ‘KONMA zero-ichi byou’ maksudnya ‘.01 detik’. sisanya sih seharusnya cukup jelas.

death note: the last name

sebenarnya sudah agak basi juga kalau baru membahas film ini sekarang. mau apa lagi, filmnya sendiri dirilis di negara asalnya pada 2006, tidak lama setelah prekuelnya, yaitu Death Note: The Movie (review-nya sempat ditulis di sini beberapa waktu yang lalu) yang sempat nongkrong di puncak box-office jepang dengan sambutan yang sangat baik dari publik negara asalnya.

sebenarnya pula, material fansub untuk film ini sudah available sejak berminggu-minggu lalu (eh, atau berbulan-bulan, yah? =P), namun karena satu dan lain hal halah bilang aja sibuk dan kebanyakan kerjaan jadilah film ini baru sempat dibahas sekarang. peredaran fansub-nya sendiri memang agak terlambat, dan setelah itu saya sendiri cukup terlambat mendapatkannya, dan setelah itu saya sendiri sangat terlambat menontonnya =(.

duh, langsung saja deh.

bscap0082.jpg

film ini adalah bagian terakhir dari dua bagian Death Note yang diangkat ke dalam film, atau mungkin lebih tepatnya layar lebar. dalam film ini, anda juga akan menemukan akhir dari saling buru antara KIRA dan L, dengan teknik dan taktik yang mungkin akan membuat anda geleng-geleng kepala sendiri.

sebenarnya, tidak tepat juga kalau film ini dikatakan sebagai sekuel dari film pertamanya, yaitu Death Note: The Movie. sederhananya sih, film ini akan menjadi terlalu panjang kalau keduanya jalan cerita digabungkan dalam sebuah film… dan dengan demikian, jadilah cerita yang cukup kompleks ini dirilis sebagai dua buah film yaitu Death Note, yang kemudian diikuti oleh The Last Name.

ceritanya sendiri melanjutkan tepat setelah akhir film pertama, di mana Yagami Raito berperan sebagai KIRA yang melakukan pembunuhan secara misterius dengan Death Note terhadap kriminal-kriminal yang ada di seluruh dunia. sementara itu, detektif misterius yang dikenal sebagai L masih memburu KIRA, dengan adu cerdas dan saling pasang trik antara keduanya yang ditampilkan dengan baik sampai akhir film ini.

dalam film ini, dikisahkan bahwa Yagami Raito telah bergabung ke dalam pasukan khusus yang dibentuk untuk memburu KIRA, di mana di dalamnya adalah L yang tampaknya sudah memiliki kecurigaan tersendiri terhadap Raito sebagai KIRA. saling buru dan persaingan keduanya terus berlanjut dalam ‘kerjasama’ mereka, sementara di luar sana tampaknya ada KIRA lain yang juga memiliki Death Note, menghabisi kriminal-kriminal yang tidak tersentuh jerat hukum…

bscap0080.jpg

persis merupakan kelanjutan dari Death Note, The Last Name menawarkan menu yang tidak jauh berbeda: masih ada ide yang ‘absurd’ mengenai keberadaan Shinigami dan buku catatan kematiannya, dan aturan-aturan lain yang tak kalah ‘absurd’-nya mengenai penggunaan buku yang dikenal sebagai Death Note tersebut. jadi kalau anda sudah berpikir bahwa ide dasar dari film pertamanya saja sudah ‘absurd’, anda akan menemukan ke-‘absurd’-an yang lebih aneh lagi di The Last Name.

bagian lain dari menu yang ditawarkan film ini adalah suspense dan thriller yang masih layak dipuji, tidak jauh berbeda dari film pertamanya. mengutamakan adu taktik dan saling pasang perangkap antara KIRA dan L, kekuatan utama film ini memang terletak pada jalan cerita yang ditawarkan. dengan ramuan yang tidak jauh berbeda dari film pertamanya, kali ini perseteruan antara Raito dan L digambarkan dengan lebih intens dalam operasi ‘pengejaran’ terhadap KIRA.

meskipun demikian, suspense dalam konflik yang memang pada dasarnya sudah menjadi nilai tambah dari film pertamanya kini diperkeruh lagi dengan kemunculan tokoh KIRA yang lain lagi di luar sana, selain Yagami Raito yang sudah diceritakan di film pertama. hasilnya? thriller yang cukup memikat dan mampu membuat pemirsa bertahan menonton sampai film berakhir.

sementara itu terdapat perbedaan yang signifikan dari segi cerita dibandingkan dalam versi manga-nya. ada beberapa karakter yang ditampilkan, demikian juga konklusi dari cerita disajikan secara berbeda. anda yang sudah membaca manga-nya sampai selesai mungkin akan menemukan perbedaan yang signifikan mengenai jalan cerita dan penyelesaiannya, dan tampaknya hal tersebut memang dimaksudkan demikian dalam pembuatan film ini.

bscap0081.jpg

masih dari storyline, jalan cerita disampaikan dengan lebih realistis (dan dengan beberapa perbedaan signifikan) dibandingkan versi manga-nya. cerita dalam film ini mengalir dengan relatif mulus… yah, di luar konsep dasar yang memang pada dasarnya ‘absurd’, film ini menawarkan suspense yang jauh dari membosankan. meskipun demikian, anda yang mengikuti serial manga dari Death Note mungkin akan menemukan bahwa ada perbedaan yang cukup mendasar dari segi cerita antara The Last Name dengan akhir cerita dari versi manga-nya.

bagusnya adalah, film ini tampil dengan lebih realistis daripada versi manga-nya. pendekatan dan eksplorasi karakter dilakukan secara manusiawi, walaupun dalam beberapa bagian terlihat agak kedodoran. Yagami Raito digambarkan sebagai sosok yang tampak lebih ‘sakit’ dibandingkan film pertamanya. L masih dengan sikap yang sedikit ‘aneh’, namun toh tampak lebih ‘normal’ dibandingkan dengan versi manga-nya.

karakter lain yang juga signifikan adalah Amane Misa yang diperkenalkan sebagai Second KIRA, yang entah kenapa terasa agak terlalu ‘biasa’ dalam film ini. demikian juga Takada Kiyomi dengan peran sebagai Third KIRA yang seharusnya lebih dieksplorasi, terasa lebih sebagai karakter tempelan dalam film ini. oh well… setidaknya film ini adalah panggung saling buru antara L dan Raito, dan dengan demikian karakter lain seolah menjadi kekurangan tempat. meskipun demikian, dalam hal tersebut film ini tidak bisa dikatakan buruk juga, sih.

penggunaan CG untuk menggambarkan karakter para Shinigami dilakukan dengan baik, dan justru menjadi karakter yang paling pas dari segi visualisasi terhadap versi manga-nya. karakter-karakter lain digambarkan lebih sebagai figuran, dengan perbedaan bahwa ada karakter-karakter yang muncul di manga dan tidak tampil dalam film ini. perbedaan karakter yang muncul ini tampaknya diakibatkan oleh jalan cerita yang memang sedikit berbeda dibandingkan versi manga-nya, dan menghasilkan akhir cerita yang berbeda pula.

bscap0084.jpg

well, di luar kenyataan bahwa logika di beberapa bagian yang terasa agak kurang pas, toh film ini bisa dinikmati dengan baik. lagipula, tidak ada gunanya juga ‘menggugat’ film ini, karena film ini sempat nongkrong di box-office negara asalnya selama empat minggu berturut-turut, dan menjadi catatan tersendiri dari sebuah film yang diangkat dari serial manga.

meskipun demikian, toh dengan segala catatan tersebut film ini tampil menghibur… walaupun mungkin anda akan perlu sedikit me-‘minggir’-kan pikiran anda yang akan menganggap ide film ini sebagai ‘absurd’, sebelum memutuskan untuk mulai menonton.

current music — CHE.R.RY

gw pertama kali mengetahui tentang penyanyi yang satu ini dari penampilannya dalam single LIFE yang dirilis beberapa waktu yang lalu. pertama kali melihat PV-nya, kesan yang ada adalah bahwa cewek ini imut-imut memiliki gaya yang cukup unik dengan lagu yang tergolong easy listening. yah, tapi mungkin itu lebih soal kesan, sih.

nah, CHE.R.RY yang akan gw tulis di sini adalah lagu yang dirilis sebagai single terbaru dari penyanyi yang juga sempat menjajal dunia peran melalui film Taiyou no Uta (jp: a song of the sun). perannya sebagai Kaoru Amane yang menjadi tokoh utama dalam film tersebut dilengkapi dengan penampilannya sebagai pengisi OST dengan lagu Good-bye Days, Skyline, dan It’s Happy Line.

dirilis sebagai bagian dari single yang dirilis pada Maret 2007, CHE.R.RY tampil dengan kemasan pop yang tergolong easy listening. musiknya sendiri tergolong tipe yang gampang-didengar dan gampang-dinikmati, dan bukan hal yang aneh juga bahwa lagu ini sempat berada di urutan #2 Oricon Chart di negara asalnya.

jadi lagu ini bercerita mengenai… sudahlah, silakan membaca sendiri lyrics dan translations-nya. seperti biasa, lyrics dengan huruf italic, translations dengan huruf plain, dan mohon koreksi kalau ada kesalahan dalam proses translation =).

…tapi agak heran juga, sih. kayaknya kok gw sering banget ya berurusan dengan tipe-tipe cewek seperti yang diceritakan dalam lagu ini? :mrgreen:

CHE.R.RY
YUI

te no hira de furueta sore ga chiisana yuuki ni natteitanda
emoji wa nigate datta dakedo kimi kara dattara wakuwaku shichau

shaking in my hand, it turned to be a small courage
the writing was no good, but I became nervous as it was from you [1]

henji wa sugu ni shicha dame da tte
dareka ni kiita koto aru kedo
kakehiki nante dekinai no
suki nano yo, ah ah ah ah

I just can’t give the answer right away
as someone had asked me already
I don’t have the bargain with that, but
it’s just that I love you, ah ah ah ah

koi shichattanda, tabun kidzuitenai deshou
hoshi no yoru negai komete CHE.R.RY
yubisaki de okuru kimi e no MESSAGE

falling in love, perhaps I haven’t realized [2]
put my wish into the starry night, CHE.R.RY
I send you a message through my fingertips

sakura ga saiteiru kono heya kara mieteru keshiki wo zenbu
ima kimi ga kanjita sekai to juu byou torikaete morau yori

sakura is blooming, I can see the entire landscape from this room
now that I feel you, and ten seconds later the world changes

hon no ichigyou demo kamawanainda
kimi kara no kotoba ga hoshiinda
uso demo shinjitsudzukerareru no
suki dakara, ah ah ah ah

there is that line, but I don’t care
I want to hear your words
even if it’s a lie, i want to keep on believing
because I love you, ah ah ah ah

koi shichattanda, tabun kidzuitenai deshou
hoshi no yoru negai komete CHE.R.RY
yubisaki de okuru kimi e no MESSAGE

falling in love, perhaps I haven’t realized
put my wish into the starry night, CHE.R.RY
I send you a message through my fingertips

amaku naru kajitsu ga ii no
naigenai kaiwa kara
sou dattetai, ah ah ah ah

it becomes so sweet, as well as the other day
things I can’t say in conversation,
I want to say it, ah ah ah ah

koi no hajimari mune ga kyun to semaku naru
itsumademo matteiru kara
haru no tsumetai yokaze ni azukete MESSAGE

on the beginning of love, my chest feels confined
I’ll be waiting no matter how long,
entrusting a message within spring’s cold night wind

koi shichattanda, tabun kidzuitenai deshou
hoshi no yoru negai komete CHE.R.RY
yubisaki de okuru kimi e no MESSAGE

falling in love, perhaps I haven’t realized
put my wish into the starry night, CHE.R.RY
I send you a message through my fingertips

 

___

footnote:

[1] emoji secara harfiah berarti ‘pictograph’ atau ‘ideograph’. maksudnya, tulisan yang dinyatakan dalam bentuk simbol. kayaknya sih ini maksudnya me-refer ke tulisan emoticon, jadi akhirnya seperti itu.

[2] sempat agak bingung mengenai penggunaan subjek untuk baris ini. namun, setelah cek-ulang, ternyata kata kerja tersebut me-refer ke orang pertama, bukan orang kedua. bahasa jepang seringkali tidak menggunakan subjek, jadi harus menyesuaikan dengan konteksnya.

1 LITRE no Namida SP ~reminiscence~

akhir minggu kali ini, gw menghabiskan waktu dengan menonton sebuah SP yang diangkat dari serial drama 1 LITRE no Namida (aka: Ichi Rittoru No Namida, atau 1 Litre of Tears). SP dari drama yang dirilis pada 2005 ini diberi judul 1 Rittoru no Namida: tokubetsu-hen ~tsuioku~ (jp: 1 Litre of Tears: special chapter ~reminiscence~).

materialnya sendiri masih dalam bentuk raw yang belum diterjemahkan, jadi membutuhkan ketelitian ekstra untuk memahami jalan cerita yang disampaikan… dan sehubungan dengan rilisnya yang masih cukup baru, tampaknya sejauh ini masih belum ada fansub yang dirilis untuk versi SP ini. yah, tapi itu soal lain, sih.

nah, langsung saja deh.

film ini dirilis pada April 2007 di negara asalnya, jadi bisa dikatakan masih cukup baru sejak rilisnya. anda yang dulu sempat mengikuti serial 1 LITRE no Namida (review-nya sempat ditulis di sini beberapa waktu yang lalu) dan mungkin masih ingat bagaimana serial ini membuat anda banjir air mata, ada baiknya untuk menyimak SP dari drama yang memang fenomenal ini.

bscap0078.jpg

dengan durasi 140 menit, film ini bisa dianggap sebagai paket nostalgia bagi pemirsa serial drama yang dirilis dua tahun lalu ini. masih dengan cast yang tidak banyak berubah, karakter-karakter seperti Asou Haruto dan keluarga Ikeuchi kembali tampil dalam film ini dengan beberapa perubahan sehubungan dengan latar waktu yang mengambil tempat setengah tahun setelah kematian Ikeuchi Aya di akhir serial 1 LITRE no Namida.

beranjak setengah tahun setelah akhir cerita 1 LITRE no Namida, film dibuka dengan upacara kelulusan Ikeuchi Ako yang baru saja menyelesaikan pendidikannya sebagai seorang perawat. sementara itu, Asou Haruto dikisahkan juga telah menyelesaikan pendidikannya sebagai seorang dokter, dan kini bekerja di rumah sakit Universitas Jounan.

salah satu pasien yang ditangani oleh Asou adalah Nakashima Mizuki, seorang gadis yang sedang menjalani rehabilitasi medis dan terpaksa tinggal lama di rumah sakit. suatu ketika, seorang pasien yang juga sedang menjalani rehabilitasi memberikan sebuah buku berisi catatan harian Ikeuchi Aya yang telah diterbitkan, seraya menyebutkan bahwa Ikeuchi Aya adalah kenalan dari dr. Asou yang merawatnya.

buku tersebut memancing keingintahuan Mizuki akan gadis yang bernama Ikeuchi Aya, sementara di sisi lain Asou tampaknya memiliki masalah sendiri sehubungan dengan hal tersebut…

…dan akhirnya sebuah cerita diungkapkan, mengenai kehidupan Ikeuchi Aya yang dituturkan kembali oleh Asou kepada Mizuki.

bscap0076.jpg

pada tiga puluh menit pertama, film ini lebih banyak mengeksplorasi kehidupan karakter-karakter yang ada pada timeline saat ini. Nakashima Mizuki digambarkan sebagai gadis yang mempertanyakan arti hidupnya, sementara di sisi lain Asou tampaknya masih memendam perasaan galau sehubungan dengan kenangannya akan Ikeuchi Aya. karakter lain juga yang cukup signifikan adalah Ikeuchi Ako yang tampaknya merasakan adanya perubahan dalam diri Asou sejak kematian kakaknya tersebut.

selanjutnya, selama lebih dari satu setengah jam film ini menampilkan flashback kehidupan Ikeuchi Aya yang aslinya dirangkum dalam satu season drama yang terdiri atas 11 episode tersebut. bisa dikatakan, bagian ini lebih memfokuskan kepada kehidupan Aya, diselingi percakapan-percakapan antara Asou dan Mizuki. anda pemirsa yang mengikuti versi serialnya mungkin akan menemukan bahwa bagian ini lebih merupakan sebuah montase dari adegan-adegan yang ada pada serial drama tersebut, namun meskipun demikian versi SP ini seharusnya tetap bisa diikuti dengan baik oleh pemirsa yang tidak familiar dengan versi drama serialnya.

sebenarnya ide cerita dalam film ini potensial untuk digarap dengan lebih kompleks… namun sayangnya, akhirnya film ini seolah jatuh menjadi sekadar digest untuk versi serialnya. eksplorasi karakter — di luar flashback dari drama aslinya — terasa minimal, dengan durasi penyampaian yang tidak cukup memadai untuk sebuah film sepanjang 140 menit. konflik internal yang terjadi, baik untuk karakter Asou maupun Mizuki akhirnya kurang tereksplorasi karena dominannya flashback ke masa kehidupan Ikeuchi Aya.

well, tidak bisa diprotes juga, sih. untuk sebuah versi SP dari sebuah serial drama, hal tersebut tampaknya memang demikian adanya =). meskipun demikian, salah satu poin yang menjadi nilai tambah dari film ini adalah bahwa versi serialnya sendiri memang memiliki mutu yang jauh di atas rata-rata, sehingga film ini tidak sampai jatuh menjadi membosankan. yah, bagus sih begitu.

bscap0077.jpg

musical scores di-cover dengan sangat baik — kalau tidak dikatakan luar biasa — seperti halnya versi serialnya. ada beberapa modifikasi penggunaan scores untuk beberapa adegan flashback, dan menghasilkan adegan yang terasa ‘berbeda’ dengan versi serialnya. aransemen dengan piano dan cello ditampilkan untuk scores yang diadaptasi dari OST-nya, dan berhasil dengan cukup baik dalam membangun suasana.

untuk OST, komposisi yang dipergunakan tidak banyak berubah. masih ada Only Human yang dibawakan oleh K, serta Konayuki dan March 9th yang dibawakan oleh Remioromen. Konayuki yang menjadi insert song masih berhasil membangun suasana yang kuat pada adegan sewaktu salju turun (euh… adegan ini diambil dari episode 8, kalau anda masih ingat =) ), namun untuk adegan-adegan lain lagu tersebut di-cover oleh versi aransemen piano-nya. versi choir dari lagu March 9th kembali ditampilkan, kali ini juga berperan sebagai insert song. overall, tidak jauh berbeda dengan versi serialnya, komposisi musik masih menjadi keunggulan film ini.

dari segi cast, film ini tampil cukup baik… untuk sesi flashback yang memang mengambil adegan dari versi serialnya. meskipun demikian, ada beberapa catatan juga, sih. Asou Haruto terasa agak kurang pas dalam perannya sebagai seorang dokter, dibandingkan perannya yang cukup bersinar sebagai siswa SMU di serial aslinya. Ikeuchi Ako cukup cemerlang sebagai supporting role, dan Nakashima Mizuki cukup mencuri perhatian dengan perannya sebagai gadis yang ceria-tapi-complicated.

…yang lainnya? ayah dan ibu dari keluarga Ikeuchi masih tampil dengan sangat baik, tidak jauh berbeda dari versi serialnya. untuk adegan-adegan flashback dalam film ini, sebenarnya lebih tepat di-review sebagai drama 1 LITRE no Namida, bukan sebagai bagian dari film ini. oh, well… tampaknya memang begitulah adanya, tapi meskipun demikian secara umum cast yang ada masih melanjutkan permainan yang cukup baik dari versi serialnya.

bscap0079.jpg

film ini sebenarnya lebih tepat untuk dinikmati oleh anda yang memang mengikuti versi serialnya, namun meskipun demikian penonton yang tidak familiar dengan serial 1 LITRE no Namida seharusnya dapat mengikuti film ini dengan baik. well, walaupun mungkin dengan sedikit catatan bahwa ada beberapa adegan yang mungkin akan ‘sedikit membingungkan’ karena tidak adanya acuan ke serial aslinya, tapi seharusnya hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah.

overall, film ini tampil menghibur, walaupun dengan beberapa catatan yang telah disebutkan di atas. setidaknya, film ini seharusnya lebih dari cukup untuk sebuah paket nostalgia dari sebuah serial yang merupakan creme de la creme di antara banyak serial J-Drama.

___

ada kutipan yang gw ingat dari pembicaraan antara Asou dan Mizuki. semoga gw tidak salah mendengar dan tidak salah menginterpretasikan =)

Mizuki: “orang itu… sewaktu di sekolah, baik ya?”

Asou: “…ya.”

Mizuki: “dokter… suka sama dia?”

*gubrak*

ampun deh…